Search This Blog

Tuesday, July 1, 2014

The Demigod Files



Judul : The Demigod Files
Pengarang : Rick Riordan
Penerjemah : Nur Cholis
Penyunting : Tendy Yulianes
Tebal : 272
Sampul : Sweta Kartika
Cetakan : 1, 2014
Penerbit : Mizan Fantasy



Om Rick Riordan yang baik sudah memperingatkan di sampul belakang buku ini bahwa selalu ada konsekuensi dibalik setiap akses terhadap kekuatan besar. Para demigod atau anak-anak blasteran adalah contohnya. Terlahir dari hubungan antara dewa-dewi kuno dan manusia biasa menjadikan para blasteran sebagai anak-anak yang memiliki kekuatan super dan berbagai kelebihan yang melebihi orang-orang biasa di sekitarnya. Beberapa di antaranya mampu mengendalikan air (seperti Percy, putra Poseidon), memiliki akses tak terbatas ke dunia orang mati (Nico putra Hades), atau memiliki cambuk petir yang menyala mengerikan (Thalia dong, siapa lagi). Anak-anak blasteran ini juga bisa melihat di balik kabut, esensi dewata yang menghalangi manusia biasa untuk bisa melihat hal-hal (biasanya mengerikan) yang seharusnya tidak mereka lihat, monster misalnya. 

Tetapi, konsekuensi mengerikan mengikuti anak-anak blasteran ini. Terlahir sebagai mahkluk setengah-setengah membuat darah dan bau tubuh mereka sebagai aroma yang memancing para monster.  Entah ingin membalas dendam kepada orang tua dewa-dewi mereka atau karena tubuh blasteran memang lezat, monster-monster dari kedalaman Tartarus (nerakanya Yunani kuno) terus menerus mewujud dan mengejar mereka. Kekuatan yang awalnya terasa menyenangkan, akhirnya berubah menjadi kutukan. Jika pernah membaca serial Percy Jackson, akan dijelaskan bahwa anak-anak blasteran ini kemudian dilindungi dan dilatih di Perkemahan Blasteran agar bisa melawan para monster. Sudah tak terhitung berapa kali Annabeth dan kawan-kawannya melawan monster-monster ganas dari dunia kuno, dan—tanpa mereka sadari—turut menyelamatkan dunia.

Dalam  The Demigod Files, kita akan disuguhi 3 petualangan pendek Percy Jackson yang rentang waktu terjadinya kira-kira menyisip antara buku kedua hingga buku kelima. Ceritanya pun nggak jauh-jauh dari dewa-dewi yang suka menindas dan berbuat seenaknya, monster-monster gawat yang tiba-tiba mengamuk, atau perjalanan ke dunia bawah yang serba menyenangkan (for Nico I mean). Namanya juga cerita pendek, jadi jelas dong kurang puas banget bacanya karena sepertinya Om Riordan menulisnya kurang panjang (haiyah dibolak-balik aja wkwkwk), untung saja selera humor penulis masih mewarnai cerita-cerita buku ini. Ada petualangan Percy ketika membantu Clarisse menemukan kereta perang ayahnya, trus kisah pendek ketika Percibeth belum jadian, serta jalan-jalan seram di dunia bawah untuk menemukan tongkat Hades. Seperti biasa, kedamaian dunia berada di tangan anak-anak blasteran ini.

Kisah paling menarik menurut saya adalah “Tongkat Serapis” yang dijadikan bonus di buku ini. Jika pembaca sudah membaca The Kane Chronicles 3, ada bonus cerita ketika Percy bertemu dengan Carter. Yup, akhirnya penyihir Mesir dan blasteran Yunani dipersatukan! Nah, di kisah Tongkat Serapis ini, giliran Saddie Kane dan Annabeth Chase yang dipertemukan di kereta bawah tanah untuk mengejar cangkang berkepala tiga. Dalam sejarahnya, Mesir memang pernah dikuasai oleh dinasti Firnaun yang berasal dari Yunani, yakni Dinasti Ptolemy. Pada masa-masa itulah, kedua dewa-dewi di dua peradaban berbeda itu pernah dipersatukan. Satu dewa local bernama Serapis kemudian ditasbiskan sebagai dewa utama di Alexandria, mengungguli semua dewa-dewi Yunani dan Mesir yang lebih kuno.

Pertemuan dua peradaban berbeda ini tentu saja sangat menarik. Jika ada yang bosan sama kisah Percy Jackson yang begitu-begitu saja (walau saya yakin tidak ada yang bosan membaca petualangan Percy dkk), kisah pertemuan antara Mesir dan Yunani ini akan menjadi selingan yang sangat segar. Dengan menggabungkan keduanya, Om Rick jadi memiliki stok ide cerita yang lebih banyak. Kita harapkan saja akan semakin banyak kisah Percy dkk yang akan ditulis Om Rick karena kita sudah terlalu jatuh cinta kepada seri blasteran Yunani ini. Jika pembaca sudah membaca seri-seri tulisan Om  Rick, belum lengkap rasanya kalau belum membaca The Demigod Files. Yah, hitung-hitung sambil nungguin The Blood of Olympus terbit.  

Petunjuk penggunaan: Sampul buku ini warnanya sangat bagus. Seolah seperti tengah memandang ganggang atau rumput laut hijau di perairan dangkal di pantai perpasir putih. Coba beri sampul mika bening, efeknya akan semakin dramatis. Great design, Miss Kartika.

3 comments:

  1. Terima kasih, Kak Dion atas reviewnya. Aku jadi makin yakin untuk beli. Makasih juga sarannya.. *langsung ubek-ubek kamar cari sampul mika*
    Hehehe.. :D (y)

    ReplyDelete
  2. wah keren sekali review nya. saya jadi ingin beli. tapi ngumpulin duit dulu deh. kalo udah ngumpulin baru deh nanti beli. hehe
    doain ya . ^_^

    ReplyDelete
  3. Wuaaaaaah mau mau mau!! Review-nya sukses ngebuat saya pengen buku ini lho kak :[ mupeng malah. Apalagi saya emang suka banget mitologi-mitologi yunani sama petualangan di dunia bawah. Jadi makin ga sabar sama karakter Nico #eh saya juga penasaran, soalnya di sini ada mesir-nya juga...

    Covernya bagus banget, berasa antik gimanaa gitu. Oke, makasih lho kak udh bikin aku pengen hunting buku ini.

    ReplyDelete