Judul : The Demigod Files
Pengarang : Rick Riordan
Penerjemah : Nur Cholis
Penyunting : Tendy Yulianes
Tebal : 272
Sampul : Sweta Kartika
Cetakan : 1, 2014
Penerbit : Mizan Fantasy
Om Rick Riordan yang baik sudah
memperingatkan di sampul belakang buku ini bahwa selalu ada konsekuensi dibalik
setiap akses terhadap kekuatan besar. Para demigod
atau anak-anak blasteran adalah contohnya. Terlahir dari hubungan antara
dewa-dewi kuno dan manusia biasa menjadikan para blasteran sebagai anak-anak yang memiliki kekuatan super dan berbagai
kelebihan yang melebihi orang-orang biasa di sekitarnya. Beberapa di antaranya
mampu mengendalikan air (seperti Percy, putra Poseidon), memiliki akses tak
terbatas ke dunia orang mati (Nico putra Hades), atau memiliki cambuk petir
yang menyala mengerikan (Thalia dong, siapa lagi). Anak-anak blasteran ini juga bisa melihat di balik
kabut, esensi dewata yang menghalangi manusia biasa untuk bisa melihat hal-hal
(biasanya mengerikan) yang seharusnya tidak mereka lihat, monster misalnya.
Tetapi, konsekuensi mengerikan
mengikuti anak-anak blasteran ini. Terlahir
sebagai mahkluk setengah-setengah membuat darah dan bau tubuh mereka sebagai
aroma yang memancing para monster. Entah
ingin membalas dendam kepada orang tua dewa-dewi mereka atau karena tubuh blasteran memang lezat, monster-monster
dari kedalaman Tartarus (nerakanya Yunani kuno) terus menerus mewujud dan
mengejar mereka. Kekuatan yang awalnya terasa menyenangkan, akhirnya berubah
menjadi kutukan. Jika pernah membaca serial Percy Jackson, akan dijelaskan
bahwa anak-anak blasteran ini
kemudian dilindungi dan dilatih di Perkemahan Blasteran agar bisa melawan para
monster. Sudah tak terhitung berapa kali Annabeth dan kawan-kawannya melawan
monster-monster ganas dari dunia kuno, dan—tanpa mereka sadari—turut
menyelamatkan dunia.
Dalam The
Demigod Files, kita akan disuguhi 3 petualangan pendek Percy Jackson yang
rentang waktu terjadinya kira-kira menyisip antara buku kedua hingga buku
kelima. Ceritanya pun nggak jauh-jauh dari dewa-dewi yang suka menindas dan
berbuat seenaknya, monster-monster gawat yang tiba-tiba mengamuk, atau
perjalanan ke dunia bawah yang serba menyenangkan (for Nico I mean). Namanya juga cerita pendek, jadi jelas dong
kurang puas banget bacanya karena sepertinya Om Riordan menulisnya kurang
panjang (haiyah dibolak-balik aja wkwkwk), untung saja selera humor penulis
masih mewarnai cerita-cerita buku ini. Ada petualangan Percy ketika membantu
Clarisse menemukan kereta perang ayahnya, trus kisah pendek ketika Percibeth
belum jadian, serta jalan-jalan seram di dunia bawah untuk menemukan tongkat
Hades. Seperti biasa, kedamaian dunia berada di tangan anak-anak blasteran ini.
Kisah paling menarik menurut
saya adalah “Tongkat Serapis” yang dijadikan bonus di buku ini. Jika pembaca
sudah membaca The Kane Chronicles 3, ada
bonus cerita ketika Percy bertemu dengan Carter. Yup, akhirnya penyihir Mesir
dan blasteran Yunani dipersatukan!
Nah, di kisah Tongkat Serapis ini,
giliran Saddie Kane dan Annabeth Chase yang dipertemukan di kereta bawah tanah
untuk mengejar cangkang berkepala tiga. Dalam sejarahnya, Mesir memang pernah
dikuasai oleh dinasti Firnaun yang berasal dari Yunani, yakni Dinasti Ptolemy. Pada
masa-masa itulah, kedua dewa-dewi di dua peradaban berbeda itu pernah
dipersatukan. Satu dewa local bernama Serapis kemudian ditasbiskan sebagai dewa
utama di Alexandria, mengungguli semua dewa-dewi Yunani dan Mesir yang lebih
kuno.
Pertemuan dua peradaban berbeda
ini tentu saja sangat menarik. Jika ada yang bosan sama kisah Percy Jackson
yang begitu-begitu saja (walau saya yakin tidak ada yang bosan membaca
petualangan Percy dkk), kisah pertemuan antara Mesir dan Yunani ini akan
menjadi selingan yang sangat segar. Dengan menggabungkan keduanya, Om Rick jadi
memiliki stok ide cerita yang lebih banyak. Kita harapkan saja akan semakin
banyak kisah Percy dkk yang akan ditulis Om Rick karena kita sudah terlalu
jatuh cinta kepada seri blasteran Yunani
ini. Jika pembaca sudah membaca seri-seri tulisan Om Rick, belum lengkap rasanya kalau belum
membaca The Demigod Files. Yah,
hitung-hitung sambil nungguin The Blood
of Olympus terbit.
Petunjuk penggunaan: Sampul buku ini
warnanya sangat bagus. Seolah seperti tengah memandang ganggang atau rumput
laut hijau di perairan dangkal di pantai perpasir putih. Coba beri sampul mika
bening, efeknya akan semakin dramatis. Great
design, Miss Kartika.
Terima kasih, Kak Dion atas reviewnya. Aku jadi makin yakin untuk beli. Makasih juga sarannya.. *langsung ubek-ubek kamar cari sampul mika*
ReplyDeleteHehehe.. :D (y)
wah keren sekali review nya. saya jadi ingin beli. tapi ngumpulin duit dulu deh. kalo udah ngumpulin baru deh nanti beli. hehe
ReplyDeletedoain ya . ^_^
Wuaaaaaah mau mau mau!! Review-nya sukses ngebuat saya pengen buku ini lho kak :[ mupeng malah. Apalagi saya emang suka banget mitologi-mitologi yunani sama petualangan di dunia bawah. Jadi makin ga sabar sama karakter Nico #eh saya juga penasaran, soalnya di sini ada mesir-nya juga...
ReplyDeleteCovernya bagus banget, berasa antik gimanaa gitu. Oke, makasih lho kak udh bikin aku pengen hunting buku ini.