Judul : Xar dan Vichattan 2 : Prahara
Pengarang : Bonmedo Tambunan
Editor : Ari Prabowo dan Leonie Siregar
Tebal : 423 hlm
Cetakan : 1, Juli 2010
Penerbit : Adhika Pustaka
Bahkan lebih epic daripada buku pertamanya, begitulah saya
menyebut seri kedua dari Xar dan
Vichattan karangan Bonmedo Tambunan ini. Setelah kesulitan menghentikan
proses pembacaan selama memegang buku pertama, saya terpaksa berhenti dulu
membaca seri ini karena saya tiak punya buku kedua. Sudah mencari-cari di toko
buku sekeliling Jogja pun tidak menemukannya, bahkan saya sempat mau menitip ke
teman di Jakarta. Disamping susah dicari, penerbit yang menerbitkan serial ini
konon sudah gulung tikar, maka semakin sulitlah serial ini dicari. Untung
banget di grup whatsapp ada seorang Santa yang baik banget. Beliaulah Rahib
Tanzil Hernadi yang bermukim di bandung. Atas jasa dan kebaikan beliaulah
sehingga saya menemukan buku kedua ini dan akhirnya bisa meneruskan membaca
ketiga serinya.
Seperti
saya ungkap di muka, seri kedua ini jauh lebih intens dan keren ceritanya. Dari
awal bab pertama saja pembaca sudah disuguhi adegan pertempuran antara elemen
alam melawan sihir jahat. Kemudian, lembar demi lembar setelahnya bak adegan
susul menyusul yang mendebarkan, membikin penasaran, dan membuat pembaca enggan
meletakkan buku ini sebelum selesai. Benar-benar hebat ide dan cara si penulis
membangun konflik, menjalankan cerita, dan membuat pembaca tidak bosan.
Meskipun hutufnya kecil-kecil dan dengan kertas buram, buku ini begitu membuat
ketagihan, terutama bagi para penggemar kisah fantasi yang minim romansa tetapi
berjuta aksi laga.
Melanjutkan
seri pertama, Prahara benar-benar
memiliki kualitas cerita sebagaimana tercantum pada judulnya. Buku kedua ini
benar-benar penuh prahara yang ditimbulkan oleh kelompok kegelapan pimpinan
Khalass. Belum sempat Istana Xar dan Vichattan menemukan bagaimana para
penyihir hitam mampu mendatangkan monster-monster kengerian, bencana dan
serangan dating beruntun. Begitu banyaknya masalah yang menimpa sehingga empat
ahli waris cahaya harus berpencar untuk membantu. Kristal elemental yang
merupakan intisari dari kekuatan alam di dunia sudah mulai dicemari oleh
kejahatan. Sementara itu, Kuil Kegelapan
juga telah mempersiapkan pasukannya, siap untuk menyerbu ke wilayah Vichattan.
Kekuatan kegelapan semakin kuat dan banyak, sementara kelompok cahaya masih
kebingungan darimana kelompok Kegelapan memperolah monster-monster mengerikan
tersebut.
Keadaan
semakin bertambah buruk ketika sekelompok penyihir hitam berhasil mendobrak masuk
ke Kuil Xar dan menodai Ruang Hati. Sementara Dalrin sendiri mengalami
kebimbangan dengan cahaya [adahal dia harus segera melakukan acara pengimbuhan
cahaya di Kuil Xar. Masih bekum cukup lagi, Kara yang tengah mempelajari
buku-buku hitam di perpustakaan tiba-tiba menghilang entah kemana, sementara
Kara harus berjuang sendirian menghadapi serangan Ratu Peri yang sudah berbalik
ke golongan hitam. Satu demi satu masalah muncul. Xar dan Vichattan semakin
terdesak sementara kegelapan kian meluas dan seolah tengah merencanakan sesuatu
yang mengerikan, sesuatu yang bahkan para pimpinan tertinggi Xar pun tidak
mampu mengetahuinya.
Ketika
akhirnya serangan kegelapan menggempur dari berbagai sisi, keempat ahli waris
cahaya yang masih anak-anak itu harus berjuang sekaligus memutar otak demi
menyelamatkan dunia. Demikian pula para pemimpin tertinggi Xar dan Vichattan,
semua harus bekerja sama dan berjuang keras demi cahaya. Pertempuran terakhir
pecah akhirnya pecah di Kuil Cahaya. Tiga pewaris cahaya harus berjuang
menghadapi gempuran pasukan kegelapan yang menyerang langsung ke titik pusat
kekuatan cahaya. Berhasilkan mereka? Silakan baca buku ini dan yakinlah buku
ini akan membuatmu tidak tenang meletakkannya sebelum kau menuntaskan
membacanya.
No comments:
Post a Comment