Search This Blog

Wednesday, May 28, 2014

Arsene Lupin, terror di Pulau Kematian

Judul : Arsene Lupin, terror di Pulau Kematian
Pengarang : Maurice leBlanc
Penerjemah : Harisa Permatasari
Editor : muthia Esfand
Ilustrasi : Aminuddin, Jaja, Nunu
Tebal : 402 hlm
Cetakan : 1, 2014
Penerbit : Visi Media



"Di Pulau Sarek, pada tahun empat belas dan tiga
Akan ada kapal karam, duka, dan angkara
Ruang kematian, anak panah, racun akan tiba.

Dan ya ampun, empat perempuan disalib di pohon!
Untuk tiga puluh peti mati ada tiga puluh korban."

         Didorong hasrat besar untuk bertemu dengan putranya yang dia kira sudah meninggal empat belas tahun sebelumnya, seorang wanita bernama Veronique nekat menyeberang ke Pulau Sarek yang terpisah dan dikelilingi oleh karang-karang tajam. Ia tidak tahu, begitu ia menjejakkan kaki di pulau yang sedikit jumlah penduduknya itu, serangkaian terror telah menantinya. Diawali dengan jerit kematian sang ayah yang—ia saksikan sendiri—dibunuh oleh cucunya sendiri, Veronique lalu diterpa oleh serangkaian tragedi demi tragedi menggerikan yang tak bakal bisa ia lupakan seumur hidupnya. Ia menyaksikan sendiri, seluruh penduduk pulau dibantai, jumlahnya tepat 24 orang. Dua orang terkasihnya diculik, sementara tiga bersaudari tua penghulu pulau itu juga ditemukan tersalib di pohon. Veronique akan menjadi perempuan keempat yang akan disalib sesuai ramalan.

         Tidak ada orang luar yang bisa membantu. Pulau itu terpisahkan oleh lautan luas dari daratan utama, dan pantainya dikelilingi oleh karang-karang tajam yang akan menenggelamkan kapal-kapal yang tidak waspada. Sendirian, Veronique berjuang untuk menjaga agar pikirannya tetap waras. Rasa kasih sayangnya kepada sang putra—yang walaupun sudah membunuh kakeknya sendiri—mendorong wanita itu untuk tetap berjuang, bertahan hidup, mencari tahu siapa otak di balik terror mengerikan itu. Begitu tegangnya separuh bagian pertama ini. Pembaca seolah diajak menemani Veronique yang sendirian, berjuang menghindari dan berlari dari orang-orang atau hal-hal misterius yang menghantui Pulau Sarek, yang mengambil penduduknya satu per satu. Kapan dia akan menjadi wanita tersalib yang keempat, Veronique terus bertanya-tanya.

          Puluhan lorong rahasia yang tersebar di pulau itu akhirnya membawa Veronique kepada sang putra tercinta. Tapi, pada saat itu pula dia mengetahui sebuah kebenaran mengenai terror di pulau itu, sebuah kebenaran yang ternyata masih terkait dengan masa lalunya. Kepada sang putra, wanita itu berkata bahwa mereka akan baik-baik saja. Kepada ibunya, sang putra yakin bahwa akan ada pahlawan besar yang menolong mereka. Tetapi, musuh ternyata sangat ganas. Misteri hitam telah menyelimuti Pulau Sarek begitu rupa sehingga kecil kemungkinan untuk selamat. Sebuah ramalan kuno akan terpenuhi, dan korban-korban akan tergenapi.

          Ketika kondisi semakin mencekam dan seolah tak ada jalan keluar, datanglah Arsene Lupin sang pahlawan. Dengan kecerdikannya serta ketangkasannya, sosok misterius ini berhasil mengungkap satu demi satu misteri yang menghantui Pulau Sarek. Kemampuan analisisnya mungkin bisa dibandingkan dengan Holmes, tapi analisis Lupin cenderung lebih praktis dan langsung dipraktekkan. Pertama, sosoknya mungkin dianggap meniru Holmes, tetapi setelah dibaca sampai selesai, Lupin ini terasa jauh lebih modern ketimbang Holmes ataupun Poirot. Sosok Lupin menganalisis tapi juga beraksi, ia bergerak bak seorang pahlawan misterius yang menghantui musuh-musuh dunia. Kedatangannya berarti satu: kemusnahan untuk para kriminal dan penjahat.

            Ini adalah pertama kalinya saya membaca seri Arsene Lupin yang ditulis oleh penulis Prancis. Bagi saya yang terbiasa membaca Holmes dan Poirot yang “sangat Inggris”, saya sempat mengalami kesulitan beradaptasi dengan nama-nama orang dan tempat dalam novel ini. Begitu juga dengan jalan cerita, di mana sang pahlawan baru muncul belakangan, seolah penulis hendak “menyiksa” pembaca dulu dengan terror dan misteri sehingga ketika sang pahlawan tiba, rasanya sangat plong dan memuaskan. Kapok lo penjahat! Rasain lo, rasakan pembalasan Arsene Lupin nan legendaries! Model seperti ini mirip seperti menonton film misteri, di mana tokoh utama dicekam dan didera oleh serangan-serangan misterius, dan kemudian ketika sang pahlawan akhirnya muncul, seluruh penonton bertepuk tangan dengan begitu meriahnya, tahu bahwa kegelapan akhirnya sirna oleh cahaya.

           Bagi Anda penggemar cerita-cerita misteri-detektif semacam Sherlock Holmes atau karya-karya tante Agatha Christie, silakan mencoba mencicipi seri Arsene Lupin ini. Rasa novel ini begitu baru dan pasti bakal belum pernah sebelumnya menemukan yang seperti ini. Unik, perpaduan antara misteri dan petualangan, antara eksotisme dengan keanggunan, antara terror menggerikan dan kisah yang seru untuk diikuti. Lembar pertama sampai lembar terakhir, bacaan ini begitu menyenangkan sebagai kisah pelipur lara dan pengisi waktu senggang. 

No comments:

Post a Comment