Search This Blog

Sunday, November 24, 2013

Ender's Game



Judul : Ender’s Games
Pengarang : Orson Scott Card
Penerjemah : Kartika Wijayanti
Penyunting : Nunung Wiyati
Cetakan : 1, Oktober 2013
Halaman: 481 halaman
Penerbit : Mizan Fantasi


18751686 















 


           
               Kisah fantasi yang digarap dengan luar biasa terperinci, itulah Ender’s Game. Memadukan antara elemen fiksi ilmiah dan permainan psikologis, Ender’s Game adalah sebuah kisah tentang permainan  dan pertempuran epik. Sebuah perang yang terjadi di masa depan, ketika Bumi di invasi oleh mahkluk luar angkasa berbentuk serangga bernama bugger. Manusia harus bangkit dan melawan. Teknologi dipercanggih, armada kapal bintang dibangun, dan  perlindungan di bangun di sekitar sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter untuk melindungi Bumi. Pengalaman masa lalu mengajarkan bahwa manusia kalah jumlah dari para bugger. Tapi, jumlah bisa dikalahkan oleh kualitas. Seorang komandan legendaris bernama Mazer Rackham dikisahkan mampu memukul mundur dan mengalahkan para bugger lewat strategi dan kepemimpinannya. Dunia lalu menyadari bahwa mereka memerlukan Mazer Rackham- Mazer Rackham yang lain. Maka, seleksipun diadakan. Anak-anak terpilih diambil dan dimasukkan dalam pelatihan yang lebih menyerupai kompetisi. Tapi, hanya satu anak yang ditakdirkan untuk memenangkan (dan selalu memenangkan) permainan ini. Anak itu bernama Ender Wiggins, dan ini adalah permainannya, ini adalah Ender’s Game 

                Andrew (kemudian menyebut dirinya Ender) Winggin terlahir sebagai seorang third, yakni anak ketiga yang seharusnya dilarang untuk dilahirkan karena pemerintah Bumi hanya membatasi dua anak. Ender memiliki dua kakak, Peter dan Valentine. Peter adalah kebalikan dari Ender, kejam, sok berkuasa, dan mau melakukan apapun demi kejayaannya. Valentine adalah jagonya empati, mampu mengendalikan orang lain dengan bujukannya. Ia adalah persona tengah antara Peter dan Ender. Tapi, pemerintah Bumi memilih Ender sebagai calon anak yang akan dilatih  di Battle School, sebuah sekolah untuk mempersiapkan para calon penerbang dan pasukan untuk melawan para bugger. Sekolah ini berada dalam sebuah stasiun khusus yang mengorbit di suatu tempat di Tata Surya dan akan menjadi rumah pertama bagi Ender. Sebuah rumah yang kemudian mengubah kehidupannya, dan juga mungkin nasib alam semesta. 

                Kutipan pada backcover buku ini terus terang, maaf, agak menipu. Bukan berarti bukunya jelek, tidak, buku ini isinya bagus sekali, layak menjadi novel fantasi klasik dan memang tidak digarap setengah-setengah. Hanya saja, maaf, saya tidak mendapatkan isi buku ini sesuai dengan paragraf pertama di halaman belakang. Pertempuran epic antara manusia (yang dipimpin oleh Ender) melawan prajurit serangga seperti dalam film Starship Trooper (Siapa tahu film itu mungkin terinspirasi oleh Ender’s Game) itulah yang saya harapkan selepas membaca back cover-nya, tapi ternyata dugaan saya meleset jauh. Aspek psikologis Ender lebih banyak disorot dalam buku ini. Bagaimana anak itu ditumbuhkan menjadi seorang Mazer Rackham kedua, bagaimana ia diisolasi dari teman-temannya agar bisa berfokus dengan takdirnya, bagaimana skenario dibuat dan ditimpakan kepadanya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sebagian isi buku ini cukup bertele-tele, khas novel tahun 60 – 70-an, tapi novel ini sepertinya juga digarap melalui riset yang benar-benar serius, seperti novel-novel dari tahun yang sama.

                Aspek psikologis dan perkembangan teknis bertarung Enderlah yang menjadi daya tarik utama Ender’s Game. Juga, kepiawaian penulis dalam mendeskripsikan berbagai perrangkat masa depan. Dalam buku ini sudah ada internet dan pemindahan foto lewat jaringan komputer, juga permainan simulasi 3D yang tampaknya belum ada ketika novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1977. Inilah yang membuat Ender’s Game  menjadi salah satu karya fantasi klasik yang menjadi tonggak ramainya kisah fantasi ala science-fiction berbasis luar angkasa menyusul Star Wars. Hanya saja, bagi pembaca yang mengharapkan pertempuran melawan alien seperti I am Number 4 atau Starship Trooper tampaknya harus mencari bacaan yang lain dulu. Walaupun ini adalah novel yang sangat layak baca. Mungkin, sekuel-sekuel berikutnya akan lebih seru dan lebih banyak adegan pertempurannya.
Catatan: Saya suka sekali covernya, futuristic namun tidak norak. Tapi, saya tidak suka kertasnya yang buram tapi kasar. 4 bintang untuk buku ini.
               


No comments:

Post a Comment