Judul :
Nedera, Negeri Kegelapan
Pengarang :
Alexia Chen
Penyunting :
Sallahudin GZ
Penyelaras bhs : Endah Sulwesi
Hikayat :
Amy Raditya
Pengawas hikayat : Melody Violine, Fachrul RUN
Cetakan :
1, 2013
Penerbit :
Dolphin
Sungguh beruntung saya menjadi salah satu pembaca yang diberi kesempatan dan kepercayaan kawan-kawan penulis serta penerbit sehingga bisa membaca seluruh seri novel Vandaria yang pernah diterbitkan. Sejak Ratu Seribu Tahun, yang kemudian disusul dengan seri-seri selanjutnya, teknik penulisan serial fantasi karya anak bangsa ini semakin berkembang seiring dengan makin tereksplorasinya semesta Vandaria. Dari buku ke buku, semakin banyak peningkatan dan keajaiban yang muncul. Sejak dari embrio mentah, dari seri-seri awal Vandaria yang sangat beraroma game, perlahan namun pasti novel-novel Vandaria mulai mendapatkan bentuknya yang memang menakjubkan. Pelan-pelan, semesta Vandaria dengan kaum frameless-nya semakin dicintai dan membikin penasaran pembaca.
Nedera , Negeri Kegelapan, karya Alexia Chen ini adalah seri novel ke sepuluh (tolong ralat jika saya keliru menghitung) dan merupakan novel tunggal Vandaria pertama yang penulisnya perempuan. Dalam kumpulan cerpen Kristalisasi, memang sudah ada beberapa penulis perempuan, namun baru di Nedera inilah ada seorang penulis perempuan yang menulis utuh sebuah novel aksi-romantik di ranah Vandaria. Settingnya sendiri masih mengambil masa Kerajaan Blackmoon, salah satu kerajaan manusia terkuat di Tanah Utama Vandaria, dan ceritanya sedikit banyak masih terkait dengan seri Hailstorm walaupun Nedera juga bisa dinikmati secara utuh bagi pembaca baru Vandaria sekalipun.
Nedera berkisah tentang sebuah desa yang dikuasai oleh deimos, entitas jahat yang berkeliaran di Tanah Utama Vandaria. Menurut legenda, deimos adalah makhluk-makhluk pembawa kejahatan dan kehancuran yang mewakili sisi kelam Vandaria. Oleh para Vanadis (dewa-dewi di Tanah Vandaria), entitas jahat ini kemudian dipukul mundur dan dikurung dalam Reigner, atau alam nerakanya Vandaria. Entah mengapa (jawabannya ada di Hailstorm), sejumlah entitas jahat ini berhasil menyusup masuk ke Vandaria dan melakukan pengrusakan dan kehancuran. Desa Nedera yang terpencil adalah korban yang paling parah. Seluruh penduduk desa tersebut dirasuki oleh pasukan deimos yang mengamuk dan memakan tubuh manusia, jadilah mereka manusia-manusia kosong yang berjiwa iblis. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Orang-orang pemberani bangkit untuk menyelamatkan Vandaria. Kakak-beradik bernama Skys dan Faye adalah salah satunya.
Malang, Faye terluka dalam pertempuran mereka melawan deimos di Nedera dan tubuh gadis itu dirasuki deimos wanita yang licik. Demi menyelamatkan orang-orang di luar Nedera, Skys kemudian membuat pentagram kekuatan untuk mengurung para deimos agar mereka tidak bisa keluar dari Nedera dan mengacau. Mengabaikan perasaan pedihnya, ia mencari dua kakak beradik setengah frameless yang tinggal di desa sebelah untuk membantunya. Mereka adalah Leofric dan Lyse. Keduanya juga petarung, pandai dalam melakukan sihir, namun memiliki masa lalu yang kurang menyenangkan.
Bertiga, mereka berupaya menguak apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu ketiganya, menguntai ulang jalinan benang merah yang membuat ketiganya saling terhubung, sementara deimos-deimos mulai menyerang tanpa ampun. Semakin hari, semakin banyak korban. Mahkluk-makhluk terkutuk itu membantai manusia, dan Skys, Leofric, dan Lyse harus bahu membahu menumpas mereka. Sampai akhirnya, ketiganya harus ke Nedera untuk menuntaskan kejahatan yang merajalela di tanah kegelapan itu,
Satu kata untuk Nedera , SERU. Penulis pandai sekali meramu emosi para karakternya. Dari awal, pembaca sudah diajak untuk menyukai karakter-karakternya. Perbedaan Nedera dibanding seri-seri Vandaria sebelumnya terlihat sangat mencolok pada balutan unsur romance yang cukup kental. Penulis yang notabene adalah perempuan berhasil menyaputkan unsur romantisme pada seri Vandaria yang secara mendasar berbasis petualangan dan pertempuran ini. Ini benar-benar sebuah penyegaran dalam Vandaria. Sudut pandang utama sepertinya juga mengarah ke karakter perempuan, Lyse, meskipun penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Adegan pertempuran di Nedera juga berlimpah, sangat Vandaria banget. Baru mulai bab, pembaca sudah diajak di tengah-tengah pertarungan. Pergantian antar-bab juga tidak kalah seru, susah untuk meletakkan buku ini setelah dibaca karena ramuan adegan aksi dan sedikit bumbu romantisme yang saling melengkapi menjadikan buku ini sangat fresh.
Penulis juga sedikit menjelaskan tentang seluk-beluk Vandaria, tentang kaum frameless, sejarah Vandaria, deimos, dan lain-lain sehingga buku ini dapat dibaca dan diikuti oleh para pembaca awal yang belum pernah membaca seri Vandaria.Kelebihan lain dari Nedera adalah tulisannya yang sangat rapi, saya hanya menemukan satu typo, dan kalimat-kalimatnya dituliskan dengan sangat luwes. Sampul yang bergambar pentagram biru juga semakin menambah kualitas novel ini. kesimpulannya, Nedera sangat layak untuk dibaca dan dikoleksi.
Aaah gak sabar baca. XD
ReplyDeletehuwapah. udah diripiu. ckckckck keren euy XD
ReplyDelete