Search This Blog

Friday, January 25, 2013

Masa Elir


Judul                               : Masa Elir
Pengarang                       : Hans Junaidi Gumulia
Ilustrator/sampul            : Rama Indra
Hikayat vandaria oleh   : Ami Raditya
Cetakan               : 1, 2012
Halaman               : 283 halaman
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama 


                Sebuah sekuel yang sangat memuaskan dari saga Benua Elir. Kalimat ini dengan sangat tepat mampu menggambarkan novel Masa Elir. Sebagai bagian kedua dari Trilogi Elir, Masa Elir adalah kelanjutan dari Takdir Elir sekaligus sebagai penyambung cerita menuju saga pamungkas di buku ketiga Roda Elir. Ketiganya ibarat sebuah kronik yang mengisahkan satu cerita yang mungkin terlupakan di Tanah Vandaria, sebuah kisah dari sudut jauh Tanah Utama namun tidak kalah seru.
                Masa Elir dibuka dengan berkumpulnya kembali lima pahlawan legendaris Elir yang ternyata adalah lima pejuang yang datang dari masa depan. Dalam Takdir Elir, kita masih ingat ketika di ujung cerita kelima tokoh utamanya terlempar ke masa lalu. Mereka adalah Rozmerga, Liarra, Sigmar, Althor, dan Xaliber yang belum sempat menyelesaikan petualangan mereka untuk mencari lima senjata suci. Baru empat senjata yang ditemukan, dan senjata kelima itu ternyata harus ditemukan di masa lalu. Di sini, terlihat kepiawaian penulis (lebih tepatnya kesabaran) dalam menjalin benang-benang cerita antara masa lalu dan masa depan Benua Elir.
                Dan, di sanalah mereka, terdampar ratusa tahun sebelum masa kehidupannya. Masa ketika mereka bertemu kakek buyutnya yang masih muda, melihat kebesaran kerajaan Serenade, serta melihat langsung seorang tokoh budak yang kelak akan mendirikan Kerajaan Vandergaard. Di daratan masa lalu inilah kelimanya harus kembali menjanai petualangan yang jauh lebih dahsyat, lebih seru, dan berbahaya ketimbangg petualangan mereka di buku pertama. Di mana mereka harus melawan deimos-deimos dengan kekuatan gelap, seorang penyihir dengan tongkat saktinya, serta keganasan alam liar di Elir lama dengan misteri-misterinya. Bahkan seluruh kisah dalam Masa Elir adalah sama pentingnya sehingga akan sangat sulit untuk menulis alurnya tanpa membocorkan banyak hal.
                Satu hal yang jelas, akan ada banyak sekali adegan pertempuran, perkelahian, serta petualangan yang dalam mungkin belum tercakup dalam Takdir Elir. Jika Takdir Elir alurnya menanjak sedikit demi sedikit, maka Masa Elir ibarat jalan yang bergelombang, naik dan turun, membuat pembaca susah untuk berhenti membaca begitu terlarut dalam ceritanya.  Dari segi karakter, kelima pahlawan Elir dalam buku kedua ini jauh lebih berkembang ketimbang pada buku pertama. Di Takdir Elir, hanya Rozmega dan Sigmar yang karakternya relatif utuh dan jelas, sementara sosok Liarra hampir-hampir tak terjangkau, sementara Althor dan Xalinder ibarat dua pangeran tampan dengan segala kesempurnaannya. Dalam Masa Elir, kita akan menjumpai sisi-sisi manusiawi mereka.
Tentang Althor yang berbadan besar tapi grogi kalau berhadapan dengan wanita, Xalinder yang menyiimpan masa lalu pedih dibalik topeng kecuekannya, dan Liarra yang ternyata bisa pingsan selama berhari-hari. Di Masa ELir inilah kelima pahlawan kita terlihat tidak sempurna, yang dengan demikian malah makin menjadikannya terasa lebih realistis. Lima pahlawan dengan segala ketidaksempurnaannya berjuang melawan para deimos dan kekuatan jahat yang hendak menghancurkan Elir, ini baru cerita  yang seru. Kesimpulannya, jangan sampai melewatkan dan tidak membaca Masa Elir  jika kamu telah membaca Takdir Elir. Percayalah, seri kedua ini akan semakin membuatmu terlarut di alam dan petualangan Vandaria.

No comments:

Post a Comment