Judul : Harry Potter dan Batu Bertuah
Pengarang : JK. Rowling
Penerjemah : L. Srisanti
Cetakan : 20, 2006
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Saya yakin setiap orang memiliki
pengalaman personal sendiri ketika pertama kali membaca novel ini. Saya ingat
betul, tahun itu 2002 ketika saya menemukan novel ini tergeletak di kamar kakak
saya. Iseng, saya coba baca karena covernya menarik dan judulnya “aneh” untuk
saya yang waktu itu masih jarang membaca buku lain selain buku pelajaran atau
majalah. Lembar demi lembar dibaca, dan tahu-tahu sudah pukul 2 malam ketika
saya sadar telah membaca separuh novel itu. Luar biasa adalah tanggapan saya
terhadap seri pertama Harry Potter ini, sampai-sampai saya berebut dengan Kakak
saya sambil berteriak-teriak padahal novel itu novel pinjaman. Sejak saat itu,
saya memutuskan untuk menjadi penggemar dari Bocah yang Bertahan Hidup dari
serangan Kau-Tahu-Siapa.
Saking
fenomenalnya, Harry Potter dan Batu
Bertuah masuk dalam jajaran bestseller dunia bahkan merupakan salah satu
dari 1000 books you must read before die.
Banyak alasan yang melatar belakanginya, mulai dari ceritanya yang unik,
karakternya yang fantasi namun tetap manusiawi, hingga keajaiban-keajaiban
kreatif yang diciptakan Rowling dalam dinding-dinding Hogwarts. Sebelum buku
ini ditulis, sebagian orang menganggap sihir sebagai sesuatu yang kuno,
misterius, mematikan, dan tak terlacak. Memang demikian adanya, namun Rowling
telah berhasil membuyarkan paradigma tersebut lewat sosok bocah berusia 11 tahun yang dipaksa tidur di
lemari bawah tangga. Hanya di dunia Harry Potterlah kita pertama kali melihat
sihir diajarkan di sekolah dengan kurikulum yang teratur, di mana mata
pelajarannya dibagi-bagi ibarat pelajaran anak sekolahan (Ramalan, Aritmancy, Herbology, Ramuan, dll). Dalam dunia ini pula
kita melihat sihir yang ramah kepada para muggles
(manusia biasa yang tidak berbakat sihir) sehingga kita bisa teryakinkan
bahwa komunitas itu ada di balik tudung magis Peron 9 ¾.
Kisah
ini dibuka secara misterius, namun langsung mampu membuat pembaca terhanyut.
Seorang bayi ditinggalkan di rumah Paman-Bibinya, karena orang tuanya
(dikatakan) meninggal karena kecelakaan. Si bayi pun tumbuh besar dan
melewatkan 10 tahun pertama kehidupannya sebagai anak yang disia-siakan tanpa
mengetahui siapa orang tuanya dan betapa dahsyat dirinya. Harry kecil sama
sekali tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan bahwa ia
entah bagaimana telah mengalahkan Kau Tahu Siapa, sosok kegelapan yang telah
mengancam dunia sihir selama bertahun-tahun. Selama ini, ia hanya tahu dirinya
anak yang kikuk dengan rambut mencuat kesana-kemari, serta keanehan-keanehan
lain yang muncul saat ia terdesak (Harry pernah tiba-tiba berada di atas pohon
ketika ia dikejar anak-anak usil).
Semua
rahasia itu mulai terbuka di hari ulang tahunnya yang ke-11 ketika ia mendapat
kunjungan dari sosok manusia raksasa, Haggrid. Melalui sosok yang kelak akan
menjadi sahabat terbaiknya di Hogwart inilah Harry mengetahui kalau dia
istimewa. Haggrid memperkenalkan Harry
pada dunia sihir yang tersembunyi di Knocturn Alley, tentang simpanan uang emas
orang tuanya di bank Gringgots, serta—akhirnya—sekolah sihir hebat bernama
Hogwart yang akan menjadi rumah sebenarnya bagi dirinya. Maka dimulailah
petualangan Harry yang pasti akan selalu dikenang oleh pembacanya. Berteman
dengan Ron dan Hermione, bermain olahraga sihir quitdicth, menaiki sapu terbang, belajar mengayunkan tongkat, memilih
lewat topi seleksi, mencoba permen pasties muntah, hingga melihat foto-foto
yang objeknya bisa bergerak-gerak. Semuanya luar biasa dan sangat fantastis,
walau simpel.
Belajar
di sekolah yang ajaib, bermain dengan teman-teman baru, belajar sihir dan
rahasia-rahasianya; semua membuat Harry betah sehingga akhirnya ia merasa telah
menemukan “rumah”nya yang sebenarnya. Namun, ada ancaman yang diam-diam
mengintai. Harry kecil yang waktu itu masih polos belum tahu bahwa ada antek
kau-Tahu-Siapa yang telah berhasil menyusup di Hogwarts, melakukan makar dan
keburukan demi mencapai satu tujuan: membangkitkan kembali Tuan Kegelapan dari
puing-puing kejatuhannya. Harry, sekali lagi, harus berhadapan dengan sihir
gelap. Tapi, kali ini ia menghadapinya dengan teman-teman yang setia
mendampinginya.
Harry Potter dan Batu Bertuah adalah
seri pertama dari 7 seri Harry Potter yang ditulis oleh JK. Rowling. Buku ini
saya beli tahun 2007 dan sudah memasuki cetakan ke-20. Memang luar biasa.
Awalnya ditujukan sebagai buku anak (mungkin karena Harry masih berusia 11 tahun) namun segera menjadi buku kesukaan segala usia. Peluncurannya bahkan menjadi sesuatu yang
sangat dinanti-nantikan. Apa yang membuat seri ini begitu disukai, selain karena
premisnya yang unik dan kreatif—adalah kepiawaian Rowling menulis karakter yang
dekat di hati pembaca. Walau penyihir, banyak sifat-sifat manusiawi yang kita
jumpai dalam buku ini, juga kebaikan universal yang bahkan dijunjung tinggi
oleh komunitas sihir. Pada akhirnya, buku ini memang legendaris dan oleh
karenanya perlu dibaca paling tidak satu kali (walaupun dalam kasus saya itu
berarti 3 kali). Wingardium leviosa, selamat
melayang dalam keindahan dunia sihir Harry Potter.
bukannya saat ulang tahun ke-11 ya harry tau dirinya penyihir ?? :D btw salam kenal
ReplyDelete
ReplyDeleteEh iya, saya salah hitung. Sepuluh tahun pertama kehiduapnnya seharusnya ultah ke 11. Thanks koreksiannya. Salam kenal
Saya yakin setiap orang memiliki pengalaman personal sendiri ketika pertama kali membaca novel ini.
ReplyDeleteKalimatmu ini kuamini, Dion!! :)
Saya ingat pertama kali dapat buku ini malah dari hadiah kakak yang baru datang di luar negeri, bahasa Inggris, tebal pula tapi yah namanya juga Harry Potter kan ya? Tersihirlah saya :p Sayang banget ga nutut ikutan baca bareng Harry Potter >.< jadi cukup menikmati review kalian saja deh :)
Iya, betul banget. Dari pertama, novel ini sudah begitu menggoda.
ReplyDeleteDari pertama, novel ini sudah begitu menggoda...
DeleteSelanjutnya, terserah Anda... -Axe
Hehe.
Btw ralat dikit Yon, penerjemahnya bukan L. Susanti, tapi L. Srisanti. *lempar box set harpot*
iya maap salah ketik wkwkwk makasih
Delete"Walau penyihir, banyak sifat-sifat manusiawi yang kita jumpai dalam buku ini, juga kebaikan universal yang bahkan dijunjung tinggi oleh komunitas sihir." --> aaah setuju banget nih!
ReplyDeleteTapi aku nggak setuju kalo Harry Potter cuma dibaca sekali seumur hidup aja, HP layak dibaca berkali-kali, hehehe
jordan shoes
ReplyDeletenike 270
yeezy boost 350
kevin durant shoes
longchamp handbags
supreme clothing
louboutin shoes
christian louboutin shoes
kd 11 shoes
yeezys
xiaofang20191213