Judul :The Alchemyst, The Secret of the Immortal
Nicholas Flamel
Penulis : Michael Scott
Penerjemah : Berliani M. Nugrahani
Tata letak : MAB
Cetakan : ke-7, Juni 2010
Tebal : 503 halaman
Penerbit : Matahati
Kalau ada ungkapan Don’t judge a book by its cover, maka
saya terpaksa mengecualikan novel tebal ini. Sampul depan yang dipenuhi dengan
simbol-simbol kuno serta cetakan timbul dari tinta emasnya telah membuat saya
jatuh hati pada buku ini, jauh sebelum saya ikut terhanyut dalam petualangan
menakjubkan di dalamnya. Boleh percaya boleh tidak, rata-rata orang bisa
membaca novel ini antara 1-3 hari, bahkan buku seri keempatnya The Necromancer habis saya lahap hanya
dalam waktu 4-5 jam. Rekor ini hanya bisa disamai oleh pembacaan seri Harry Potter yang bisa habis dalam 2-4
malam. Secara umum, seri ini mengambarkan pertempuran antara manusia abadi
melawan Ras Tetua yang hendak kembali menguasai dunia.
Perpaduan antara kisah fantasi
klasik dan aksi mendebarkan tiada henti merupakan kunci dari kesuksesan seri The Secret of Nicholas Flamel ini.
Mengisahkan tentang kisah seorang Nicholas Flamel yang lahir pada tanggal 28
September 1330 dan diceritakan masih hidup hingga hari ini. Kita mungkin masih
mengingat tokoh ini dalam buku Harry
Potter dan Batu Bertuah di mana Flamel dikisahkan sebagai penyihir yang
mampu memiliki kehidupan yang abadi karena ia mampu membuat ramuan keabadian
dari batu bertuah miliknya. Dalam seri ini, sang alchemist bisa hidup abadi
karena ia memiliki Codex, sebuah buku
kuno karangan Abraham sang Magus yang didalamnya terdapat resep membuat ramuan
keabadian.
Mereka
adalah mahkluk hidup yang berpenampilan seperti manusia—kadang-kadang—namun
memiliki kekuatan dewa. Mereka telah berkuasa selama puuluhan ribu tahun
sebelum mahkluk hidup yang mereka sebut manusia—humani—muncul di muka bumi. Manusia primitif kemudian memuja Ras Tetua sebagai
dewa dan iblis … Para dewa dan dewi dalam kepercayaan Yunani dan Mesir, Sumeria
dan Lembah Sungai Indus, Teltec dan Celtic, betul-betul ada” (hlm 224)
Kisah diawali dengan cepat oleh dua
pasang saudari kembar, Josh dan Sophie Newman. Kedua remaja berusia 15 tahun ini tidak pernah menyangka
bahwa selama ini mereka bekerja sambilan di toko buku milik seorang manusia abadi. Siang itu, Kamis 13
Mei, hidup mereka berdua langsung berubah ketika beberapa orang dengan mantel
panjang hitam mengunjungi toko buku tua milik Nick Flemming tempat Josh bekerja
sambilan. Logika dunia modern langsung luluh lantak ketika Josh dan Sophie
menyaksikan sendiri pecahnya pertempuran sihir antara Nick dan tamu-tamu itu.
Dengan aura rasa mint, Nick menghajar golem-golem
(makhluk dari tanah liat) serta menimbulkan ledakan-ledakan bola energi
yang luar biasa. Tamu-tamu itu ternyata dipimpin oleh Dr. John Dee, seorang
manusia abadi lain yang hendak merebut Codex
dari Nick—yang ternyata adalah Nicholas Flamel sang manusia abadi. Sejak
saat itulah, Josh dan Sophie baru menyadari bawa apa yang selama ini mereka
anggap sebagai mitologi dan legenda ternyata benar-benar ada di dunia nyata.
Selanjutnya, adegan pertempuran sihir
dan pengejaran seolah saling sambung-menyambung tanpa jeda. Mulai dari jembatan
Golden Gate di San Francisco
hingga ke Alam Bayangan milik Tetua Hecate. Flamel, Josh dan Sophie harus
melarikan diri dari komplotan Dee yang disokong oleh para Tetua Gelap yang berencana untuk
mengambil alih dunia manusia, sementara di saat yang sama mereka harus
menyelamatkan istri Flamel, Perenelle yang disandera Dee .
Seluruh aksi dan perubahan magis dalam buku ini hanya dalam waktu 1-2 hari,
sehingga bisa dibayangkan betapa cepatnya cerita bergulir dan betapa banyaknya
aksi perang sihir maupun perang fisik yang terjadi. DI penghujung kisah, Josh
dan Sophie harus menghadapi kenyataan bahwa mereka berdua adalah sang kembar
legendaris yang akan menentukan nasib dunia, si emas dan si perak, satu akan menyelamatkan dunia, dan satu akan
menghancurkan dunia.
Sebagaimana
buku-buku lain, sebuah buku fantasi tidak afdol rasanya kalau tidak ada
pertempuran akbar. Di penghujung buku, Michael Scott akan menyuguhkan bagaimana
ketika pasuka Dee
yang dibantu oleh Tetua Bastet—Dewi Kucing dalam mitologi Mesir dan Morrigan—Dewi Gagak dalam mitologi Irlandia
menyerang Alam Bayangan Dewi Hekate untuk merebut sisa Codex yang disembunyikan Josh. Dalam berbagai peristiwa aneh yang
saling berkelindan ini, Josh dan Sophie harus menjalani takdir mereka sebagai
senjata pemungkas, mereka harus menguasai sihir api, air, udara, dan tanah.
Tapi, terlebih dahulu keduanya harus dibangkitkan, Sophie ternyata memiliki
aura perak berbau vanilla, sementara aura Josh adalah perak, yang berbau
jeruk.
Lebih dari semuanya, selain
kepiawaian Scott dalam meramu adegan aksi yang seru, buku ini begitu kaya akan
tokoh-tokoh dalam sejarah dan juga mitologi. Dr. John Dee maupun Nicholas
Flamel adalah tokoh yang benar-benar hidup di Abad Pertengahan. Begitu pula,
dalam novel ini semua mitologi bangsa-bangsa di dunia seolah saling berkelindan
dan menyatu, membentuk Ras Tetua dan Alam Bayangan mereka. Selian itu, novel
ini juga kaya akan pelajaran dan data sejarah—yang ternyata bisa dipelajari
dengan begitu mengasyikan lewat novel karya Scott ini. Semuanya kemudian
mengarah pada satu mitos yang sama, mitos yang diakui oleh hampir seluruh
kebudayaan di dunia kuno, yakni Mitos Banjir Besar. Bahkan, dengan cerdik Scott
mampu meyakinkan pembaca bahwa tokoh-tokoh terkenal dunia seperti Flamel, Dee,
Gilgamesh, William Shakespeare, Billy the Kid, Joan of Arc, Lord Mushahi, dan Nicollo
Machiaveli (yang mereka ini adalah tokoh-tokoh nyata dalam sejarah) adalah para
manusia abadi yang kekuatannya dibangkitkan oleh para Tetua yang memilih
mereka.
Semua mitologi dan petualangan ini, diramu dan dijalin begitu rupa
dengan asyiknya pada satu kejadian akbar yang begitu rupa menginspirasi
peradaban manusia, yakni runtuh antau tenggelamnya pulau Danu Talis (coba
diutak-atik pasti mirip Atlantis) yang dikisahkan sebagai tempat tinggal Ras
Tetua sebelum mereka pergi ke Alam Bayangan masing-masing. Dalam seri-seri
selanjutnya The Magician, The Sorceress,
The Necromancer, dan The Warlock; kisah
ini akan semakin seru dan makin menunjukkan lini besar dari cerita yang hendak
disuguhkan oleh Scott. Buku terakhir, The
Enchantress direncanakan akan terbit 27 hari lagi, dan pembaca di seluruh
dunia tengah menunggu kelanjutan sekaligus akhir dari petualangan dua kembar
legendaris ini.
Cobalah membaca buku pertama ini, dan mulailah yakin bahwa terkadang, legenda merupakan kebenaran.
ini ya, posting yang dilembur terus gagal diposting tgl 25 kemarin?
ReplyDeleteiyaaaaaaaaaaaaa
Deletebaru mulai baca serial nicholas flamel akhir2 ini mas? *sama doong hehe* bukunya keren banget ternyata, dan aku baru nabung2 buat beli serial selanjutnya.
ReplyDeleteoia kok kalau ngereview, kayaknya tulisannya serius banget ya, gak kaya tulisan lain (yg giveaway), banyak lawakan ga jelasnya?? -.-''' hehe..
wahahaha saya dah baca sejak tahun lalu. khusus u/ review kudu serius hehehe
Deleteloh seri Nicholas Flamel belum direview toh? bukannya udah baca semua? Sukaaa banget sama seri ini, awalnya agak takut karna pure fantasy g ada romancenya :))
ReplyDeleteiya belum, br smpet sih *alasan
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete