Search This Blog

Thursday, November 3, 2011

Fablehaven 2, Rise of the Evening Star

Judul                : Fablehaven 2, Rise of the Evening Star
Pengarang        : Brandon Mull
Penerjemah      : Reni Indardini
Penyunting        : Rika Iffati Farihah
Desain Sampul: Fahmi Ilmansyah
Cetakan           : 1, Agustus 2011
Tebal                : 580
Penerbit            : Mizan Fantasy           



Jika ada yang bertanya apa itu Fablehaven, maka itu adalah tempat perlindungan alias suaka untuk melindungi makhluk-makhluk mitologis yang masih tersisa di dunia modern ini. Dan, jika Anda ingin tahu alasan mengapa seri Fablehaven 2, Rise of the Evening Star ini begitu heboh diperbincangkan sebagai salah satu penerus terbaik seri Harry Potter, saya beri lima alasan—sebagaimana jumlah kelima artefak luar biasa yang menggerakkan  alur cerita di seri kedua ini.

            Pertama, Seth berulah lagi. Bagi Anda yang telah membaca Fablehaven 1, The Secret Sanctuary, pasti sudah marfhum dengan kelakuan adik laki-laki Kendra yang ceroboh dan terlampau berani ini. Bermula dari perangkap yang dilancarkan oleh pihak musuh, sesosok makhluk kuno bernama Olloch si Rakus terus-menerus mengejar Seth dan makhluk itu hanya akan puas setelah ia melahap Seth. Begitu kuatnya Olloch hingga Seth hanya bisa berlindung di balik sihir yang melingkupi Fablehaven. Dalam seri kedua ini, pembaca juga lebih diajak mendalami karakter Seth yang ternyata memiliki pribadi yang lebih berwarna-warni serta unik, bertentangan dengan karakter Kendra yang terlalu “lempeng”. Keberanian dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh Seth saat melawan Revenant yang menjaga menara terbalik tempat artefak disembunyikan juga luar biasa. 

            Kedua, jalan cerita yang lebih seru dan menegangkan. Tidak bisa dipungkiri, selain lebih tebal, seri kedua ini juga menawarkan alur cerita yang lebih menegangkan, lebih variatif, lebih penuh konflik dan pertempuran melawan makhluk-makhluk mitologis. Dari awal saja, pembaca sudah digiring pada perburuan benda pusaka, melawan golem, hingga menyingkap tabir Persekutuan Bintang Malam. Dari sini, kita akan mulai memahami konflik apa yang muncul antara para Konsenvator (pihak penjaga suaka) dan Pesekutuan Bintang Malam (yang hendak memusnahkan suaka makhluk mitologis untuk kepentingan pribadi). Konflik yang terjalin makin seru karena  Seth dan Kendra secara resmi telah masuk dalam jajaran pelindung Fablehaven. Keduanya kini memegang tanggung jawab untuk menjaga suaka.

            Ketiga, karakter yang lebih beragam. Dari seri kedua ini, muncul karakter-karakter lain yang cukup unik. Ada Vanessa, sang ahli penjinak binatang-binatang mitologis. Ada Coulter si ahli benda-benda pusaka. Serta, Tanu si ahli ramuan. Pembaca juga akan disuguhkan dengan aneka makhluk mitologis yang tak kalah seru. Ada Revenant yang bisa membuat kulit seseorang yang disentuhnya menjadi albino. Ada Olloch si rakus yang awalnya berasal dari patung kodok kecil dan akan terus membesar sebelum ia memakan orang yang pertama kali membangkitkannya (yakni si Seth). Ada juga sang penjaga artefak, yang darinya Anda mungkin akan menemukan jawaban mengapa kucing sering disebut sebagai binatang yang memiliki sembilan nyawa. Brandon Mull benar-benar tidak pelit dalam menciptakan beragam makhluk mitologis dalam cerita karyanya ini.

            Keempat, sihir yang lebih banyak. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Fablehaven di samping menjadi suaka makhluk mitologis juga menjadi salah satu tempat penyimpanan lima artefak paling kuat. Kelima artefak ini jika disatukan akan membuka gerbang ke dunia kegelapan, yang mengacam seluruh dunia beserta isinya. “Yang satu menganugerahi kekuatan melampaui ruang, yang lain melampaui waktu. Yang ketiga menganugerahi penglihatan tak terbatas. Yang keempat bisa menyembuhkan penyakit apapun. Dan satu lagi menganugerahkan keabadian.” (hlm 120).

            Kelima, kejutan dan ­ending yang lebih mengena dan memuaskan. Kejutan dalam cerita, elemen inilah yang sering kali menunjukkan piawai atau tidaknya seorang pengarang. Dan, Barndon Mull berhasil membuktikan dirinya sebagai perangkai plot yang hebat. Di setiap sudut hutan, setiap pinggir jalan, di balik pepohonan, di dalam sebuah rumah tua, dalam ruang tamu Grandpa yang hangat, dalam ramuan emosi Tanu, dalam sarung tangan tak kasat mata Coulter; semuanya menawarkan jalinan plot dan arahan cerita yang benar-benar seru. Persaingan antara Kelompok Konsenvator dan Bintang Malam juga semakin memanas. Satu lagi, ada satu pengkhianat di dalam Fablehaven, seorang pengkhianat yang telah membiarkan si Olloch masuk dan memangsa Seth.

            Lalu, bagaimana Seth selamat dari kejaran si Olloch? Siapa pengkhianat di antara mereka? Apakah Kendra dan Seth berhasil mendapatkan artefak itu? Lalu, kira-kira artefak nomor berapa yang tersimpan di fablehaven? Bacalah, saya jamin Anda tidak akan menyesal telah membaca seri ini. Ceritanya benar-benar memuaskan dahaga para penggemar fantasi.

3 comments:

  1. Saya belum pernah baca serial ini, dan tampaknya musti baca buku yang pertamanya dulu ya supaya ngerti ceritanya :)

    ReplyDelete
  2. iya, sebaiknya memang baca yg pertama agar lebih kena ceritanya. tp beneran seru kok, ngak nyesel pokoknya bg penggemar fantasy

    ReplyDelete