Search This Blog

Wednesday, July 13, 2011

Di Kereta Pramex

Judul                : Di Kereta Pramex (Esai-Esai Inspiratif Bertabur Makna)
Penulis              : M. Iqbal Dawami
Editor               : Dion Yulianto
Cetakan           : 1, 2011
Penerbit            :Flash Book 
Harga               : Rp 30.000,00



            “Intinya adalah bukan seberapa banyak buku yang telah saya hasilkan, tetapi seberapa besar manfaat dari buku-buku itu bagi saya sendiri dan khalayak pembaca. Terkadang, saya merenung, sudahkah buku-buku yang saya hasilkan bermanfaat bagi orang lain? Saya sungguh tak bisa menjawabnya.

           Itulah pengakuan merendah dari seorang Iqbal Dawami yang, seperti kita semua mengetahuinya, sudah malang-melintang di jagat kepenulisan di negeri ini. Mulai dari blogger buku Indonesia, Komunitas Peresensi Jogjakarta, Komunitas Goodreads, bahkan para anggota ordo buntelan, sudah tidak asing dengan nama resensor kenamaan yang satu ini. Pun demikian, penerbit-penerbit besar di Indonesia juga sudah akrab dengan penulis yang satu ini berkat ulasan-ulasan bukunya yang jarang absen menghiasi rubrik RESENSI mingguan di berbagai media massa. Dan, saya pun merasa bersyukur diberi kesempatan untuk mengedit sekaligus mereview salah satu bukunya, Di Kereta Pramex.

          Melihat judulnya yang unik, orang akan bertanya buku apakah ini? Apakah berkaitan dengan kereta Prambanan express yang setiap hari wira-wiri di antara Purworejo-Jogja-Solo? Judul buku ini diambil dari salah satu bab yang turut menyempurnakan keutuhan buku ini, yakni bab 3. Bab yang mengisahkan pentingnya antisipasi sebelum bencana datang. Penulis kemudian mengisahkan asal-usul dari serial populer power ranger yang ternyata berasal dari Jepang (kalau tidak salah di Jepang namanya Ryu Rangers). Bencana alam yang sering melanda Jepang diibaratkan sebagai monster, dan anak-anak di sana diajari untuk bia menjadi power rangers yang mampu melawan para monster tersebut, atau dengan kata lain, bersiap dan mengantisipasi.

Orang Jepang menanamkan pemahaman kepada anak-anaknya bahwa selalu ada ”monster” dalam setiap bencana. Dan oleh sebab itu, diperlukan kekuatan, kemampuan, dan kekompakan untuk melawannya. Jika ketiga hal itu dipraktikkan, maka “monster” (baca: bencana) akan dapat dikalahkan (baca: diatasi).”

           Dengan piawai, seorang Iqbal Dawami menggunakan buku-buku agung yang pernah ia baca sebagai guru kehidupan, guru di mana segala jenis pengalaman dan nilai-nilai universal dapat direguk sepuas-puasnya melalui proses pembacaan. Lihat saja di bab 2, ketika penulis mengupas indahnya harapan dan kerelaan berkorban yang dilukiskan dengan begitu indah dalam novel City of Joy karyaDominique Lapierre, atau mengisahkan tentang indahnya menikmati kehidupan dalam buku How the World Makes Love; Petualangan Keliling Dunia Sang Pecundang Cinta karya Franz Wisner atau sedikit berpusing-pusing bersama buku karya Alferd North Whitehead yang berjudul Mencari Tuhan Sepanjang Zaman: Dari Agama-Kesukuan Hingga Agama Universal.

           Matangnya kualitas seorang Iqbal Dawami dalam meresensi dan menulis buku nampak pada kelincahannya dalam menarik kesimpulan serta kebenaran universal dari buku-buku yang pernah ia baca. Sungguh, gaya penceritaan dan penulisan resensi yang menghiasi bab demi bab buku ini membuat pembaca ingin membaca sendiri buku-buku yang dimaksud. Keunggulannya begitu rupa sehingga sang editor sendiri hanya bisa melongo melihat koleksi bacaan seorang Iqbal Dawami yang ditampilan dalam bab demi bab buku ini.  Simak saja, dari buku-buku populer agak berat seperti What the Dog Saw-nya Malcom Gladwell hingga buku islami populer Negeri Lima Menara karya A. Fuadi, semuanya diulas—eh lebih tepatnya ditelaah secara mendalam—untuk menghasilkan sesapan-sesapan bermutu bagi kehidupan. Buku ini layak dijadikan sebagai cermin bagi para resensor untuk lebih giat dalam berkarya dan berbuat nyata. Dari buku, ternyata kita juga bisa belajar tentang kehidupan. Dari buku, kita juga bisa menulis buku yang tidak kalah hebatnya. Saudara kita yang satu ini telah membuktikannya.

            “Salah satu tujuan dari kehidupan ini adalah mampu meninggalkan “warisan” yang berguna bagi kehidupan kita dan juga kehidupan generasi berikutnya. Sungguh, jika kita mau mencari dan memikirkan, ada banyak hal yang dapat kita wariskan dalam hidup ini.”


Tentang Penulis:
M. Iqbal Dawami telah menghasilkan banyak karya. Beberapa karyanya yang pernah dipublikasikan adalah The True Power of Writing; Menulis itu Menyembuhkan (Cupid, 2007), Cita-Cita; The Secret and Power Within (Diva Press, 2009); Anak Kecil yang Mengubah Dunia (BukuBiru, 2010), dan Sang Pengubah Mitos (Diva Press, 2010).
Buku-buku hasil terjemahannya yang juga telah diterbitkan antara lain Cadison si Jenius (Cupid, 2006), dan Remaja dan Waktu Luang (Media Qolbu, 2005). Selain itu, ia juga aktif menulis opini dan resensi di beberapa media, di antaranya di Media Indonesia, Seputar Indonesia, Koran Jakarta, dan lain-lainnya. Ia juga mengasuh blog http://penulispinggiran.blogspot.com dan http://resensor.blogspot.com.
  

3 comments:

  1. kenal pak iqbal sudah cukup lama, bahkan beliau salah satu motivatorku untuk jadi peresensi... tapi lucunya, sampai sekarang belum sekalipun membaca buku karya beliau

    moga nanti bisa mampir ke tobuk buat dapetin buku ini ^^

    ReplyDelete
  2. Kudu dibaca nih, soalnya murah harganya tp isinya bagus

    ReplyDelete