Search This Blog

Thursday, July 14, 2011

Lomba Resensi Buku Serambi 2011: 21 Days to be Trans Human, Panduan Menjadi Manusia di Atas Rata-Rata


Judul                   : 21 Days to be Trans Human, Panduan Menjadi Manusia di Atas Rata-Rata

Penulis                 : Nanang Qosim Yusuf
Penyunting           : Juman Rofarif
Pewajah Isi          : Siti Qomariyah
Desain Sampul  : IGgrafix
Cetakan              : 1, 2011
Penerbit               : Zaman
           


            Bisakah Anda mengubah diri Anda yang lama menjadi sebuah pribadi yang sepenuhnya baru dan jauh lebih berkualitas hanya dalam 21 hari? Bersama Nanang Qosim Yusuf, sang master trainer The 7Awareness, Anda pasti bisa. Tanpa promosi muluk-muluk dan janji besar untuk dapat mengubah nasib seseorang setelah membacanya, buku ini menawarkan yang lain. Bukannya kesukseksan instan, buku ini menawarkan “proses kesuksesan” yang tentu saja hasilnya akan lebih menggigit ketimbang kesuksesan secara instan. Dari awal, penulis mewanti-wanti bahwa untuk sukses seseorang harus berani tekun dan berproses. Ia mengambil titik waktu 21 hari yang akan membuat Anda menjadi manusia di atas rata-rata jika setiap harinya dijalani sesuai langkah-langkah yang dijabarkan dalam buku ini. Bahwa untuk sukses dibutuhkan komitmen, kebiasaan, dan ketekunan. Mengutip ucapan Steven R Covey, penulis menyebutkan bahwa kebiasaan sukses baru bisa terbentuk minimal setelah dijalankan selama 21 hari. Inilah jawaban mengapa harus 21 hari.

            Ketekunan adalah unsur luar biasa kesuksesan. Jika Anda mengetuk pintu cukup lama dan keras, Anda pasti akan membangunkan seseorang. (halaman 23)


            Buku ini berbeda dari buku motivasi kebanyakan. Di samping hadiah tiket mengikuti pelatihan personal coach selama satu jam dan bonus VCD berisi rekaman pengajaran kesadaran penulis yang disampaikan secara lisan, buku ini juga disusun secara tidak biasa. Alih-alih kebanyakan teori dan minim praktik, buku ini seolah mengajak pembaca untuk terus bergerak dinamis. Jadi, bukan sekadar membaca, bilang WOW, lalu sudah; buku ini mengajak pembaca untuk membaca, bilang WOW, mempraktikkannya, dan menjadikan isinya sebagai sebuah kebiasaan sukses. Masing-masing bab diberi penjelasan singkat namun mendalam, disusul dengan aplikasi-aplikasi atau penerapan-penerapan praktis agar pembaca ikut berkembang dengan semakin mundurnya halaman pembacaan. Bahkan, di bagian awal buku ini, pembaca diajak untuk menandatangani surat komitmen yang isinya begitu menyemangati:

            “Mulai hari ini, tanggal dan tahun sekian, saya berjanjikepada diri sendiri untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik, memiliki tujuan pasti dan mulia, memiliki impian, berusaha bermanfaat untuk sesama.” (halaman 26)


            Latihan hari pertama dimulai dengan latihan memberi dengan hatiyang merupakan pondasi dari orang sukses. Orang yang sukses adalah orang yang suka memberi, baik memberi materi maupun pengalaman. Dengan bijak, penulis menyuguhkan fakta tentang gema kehidupan. Bahwa Jika Anda memberi banyak, Anda mendapatkan lebih banyak. Sebab, pada saat kita memberi, orang yang sesungguhnya paling membutuhkan adalah kita sendiri.

            Latihan kedua adalah memaafkan, lalu untuk berfokus pada tujuan diri. Dalam kedua bab ini, dan juga bab-bab lainnya, bertebaran petuah bijak dan ajaran luhur tentang pengembangan diri. Masing-masing dijelaskan dengan model poin sehingga lebih jelas dan mudah dalam penerapan. Dengan membagi-bagi pekerjaan, maka pekerjaan yang besar pun akan terasa lebih ringan. Sekali lagi, buku ini adalah tentang proses dan mengajak pembaca untuk berproses. Dan, proses akan jauh lebih mudah dilalui dengan melakukan tindakan-tindakan kecil yang akan mengarah ke tujuan utama.
           
            Latihan keempat dan seterusnya, Anda masih akan diajak untuk berproses. Anda membaca tapi juga mengaplikasikannya. Dengan demikian, tidak akan sia-sia pembacaan Anda terhadap buku ini. Masing-masing bab sengaja dipotong-potong agar aplikasinya lebih mudah sebelum kemudian penulis mengingatkan pembaca pada visi besar buku ini:

            “Kita dibatasi bukan oleh kemampuan kita, melainkan oleh visi kita.” (Jonathan Swift)

            Sekali lagi, mari berproses dan menikmati proses itu seiring dengan semakin meningkatnya kualitas diri kita menjadi pribadi di atas rata-rata. Saya sedang menjalani proses tersebut, semoga begitu juga dengan Anda. 

1 comment: