Search This Blog

Monday, May 9, 2011

Hansel dan Gretel

Judul                : Hansel dan Gretel
Penulis              : Grim Bersaudara
Penerjemah      : Dhanang Ernawan dan Ambitha Dhyaningrum
Penyunting        : Jia Effendie
Pewajah Isi       : Hadi Mahfudin
Tebal                : 183 halaman
Penerbit            : Atria
Cetakan            : 1, April 2011
Harga `            : Rp 28.000,00


            Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja yang memiliki dua belas putri yang jelita. Kedua belas putri itu tidur di dua belas ranjang dalam satu kamar. Setiap kali putri-putri itu tidur di malam hari, pintu kamar mereka selalu terkunci. Namun anehnya, setiap pagi sepatu mereka selalu dalam keadaan lusuh. (“Dua belas Putri yang Menari, hlm 38).

            Aschenputtel mencuci wajah dan tangannya, kemudian masuk dan membungkuk di hadapan pangeran. Dia meraih sepatu emas itu, lalu Aschenputtel menanggalkan sepatu kirinya yang jelek dan memakai sepatu emas. Sepatu itu pas benar di kakinya, seolah memang diciptakan khusus untuknya. (“Aschenputtel” atau mungkin kita lebih mengenalnya dengan nama Cinderella, hlm 92).


            Burung itu bertengger di atapnya, dan ketika kedua anak itu berjalan mendekat, mereka baru mengetahui kalau rumah kecil itu seluruhnya terbuat dari roti dengan atap yang terbuat  dari kue, sementara jendela-jendelanya terbuat dari gula bening. (“Hansel dan Gretel”, hlm 103).


            Kita pasti masih ingat dengan kutipan-kutipan cerita di atas. Yup, benar sekali, ketiganya adalah dongeng-dongeng masyhur dunia yang telah dan masih mewarnai masa kecil sebagian besar dari kita. Cinderella, Snow White, dan Hansel dan Gretel hanyalah tiga dari beragam dongeng-dongeng menakjubkan yang pernah membuat kita takjub di masa kecil. Dengan nilai-nilai “kebaikan menang melawan kejahatan” yang terkandung di dalamnya, dongeng-dongeng tersebut begitu melekat dalam memori dan kenangan kita.

            Adalah Jacob dan Wilhelm Grimm—yang kemudian lebih dikenal sebagai Grimm Bersaudara—yang berjasa besar menghadirkan dongeng-dongeng menakjubkan itu kepada dunia. Sejak tahun 1806, mereka berkeliling ke pelosok Jerman demi mengumpulkan beragam dongeng, legenda, dan cerita rakyat yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Upaya keduanya ini dilandasi oleh sikap patriotisme karena tidak ingin bangsa Jerman kehilangan akar budaya mereka sendiri. Memang, pada masa itu Jerman tengah berada di bawah pendudukan pasukan Napoleon dari Prancis.

            Kumpulan dongeng mereka yang pertama terbit pada  tahun 1812 berisi 86 dongeng dalam bentuk volume atau jilid. Total, ada tujuh volume dengan 210 cerita yang berhasil dikumpulkan oleh Grimm bersaudara. Oleh Atria, versi terjemahan yang diterbitkan hanya berisi 19 dongeng, namun 19 dongeng ini sudah cukup mewakili dongeng-dongeng yang biasa kita dengar di waktu kecil atau pernah kita lihat dalam versi kartun yang dirilis oleh Disney.

            Walaupun diberi label dongeng untuk anak-anak, namun ada beberapa cerita yang disuguhkan dalam buku kumpulan dongeng ini terbilang cukup sadis sebagai bacaan anak-anak. Diceritakan ada seorang ibu tiri yang begitu jahatnya hingga tega membunuh anak-anak tirinya dengan membuang mereka ke hutan (Hansel dan Gretel), pangeran-pangeran yang dipancung (Dua Belas Putri yang Menari), dan ratu jahat yang dipaksa menari dengan sepatu besi panas hingga tewas (Snow-White). Versi-versi asli inilah yang kemudian dihilangkan atau diedit dalam buku-buku dongeng yang pernah kita baca saat kecil atau pernah ditayangkan dalam versi animasi ala Disney. Grim bersaudara sendiri pernah dikritik karena hal yang sama. Namun, diluar kekejaman yang ditampilkan, ada sejarah dan potret kehidupan masyarakat Eropa pada abad 18-19 yang turut ditampilkan di dalamnya. Melalui dogeng-dongeng versi asli inilah, pembaca dewasa dihadapkan pada fakta bahwa dongeng tidak 100% indah dan menyenangkan, tapi kadang gelap dan melambangkan kerasnya kehidupan di suatu masa.

  1. Musisi dari Bremen
  2. Teka-Teki
  3. Tom Ibu Jari
  4. Briar Rose
  5. Dua Belas Putri yang Menari
  6. Pengantin Perampok
  7. Ratu Lebah
  8. Raja Janggut Mengerikan
  9. Peri Pembuat Sepatu
  10. Aschenputtel (Cinderella)
  11. Hansel dan Gretel
  12. Serigala dan Tujuh Kambing Kecil
  13.  Frau Holle
  14. Rumpelstilltskin
  15. Tiga Pemintal
  16. Gadis Angsa
  17. Rapunzel
  18. Snow White.

            Terima kasih kepada Atria yang menghadirkan kembali dongeng-dongeng menawan dari kerajaan-kerajaan di antah berantah ini. Melalui Handel dan Gretel, pembaca dewasa ditarik kembali kepada keceriaan masa kecil dan untuk sekali lagi meyakini kekuatan dari kebajikan. Bagi anak-anak, perkenalan dengan buku ini ibarat magnet bagi tumbuhnya kreativitas dan keberanian untuk terus berbuat kebajikan. Saya agak kurang sreg dengan tidak adanya daftar isi dalam buku ini karena ketika hendak merujuk pada satu cerita tertentu, pembaca harus men-skimming sendiri seluruh halaman yang ada. Namun demikian, saya tidak kuasa menolak untuk mengangguk-angguk setuju saat membaca sebuah satu kalimat yang tertera dalam sampul belakang kumpulan cerita Hansel dan Gretel ini:

            Kisah-kisah ini populer sejak pertama kali diterbitkan, dan wajib berada di rak buku di setiap rumah.

No comments:

Post a Comment