Search This Blog

Monday, May 2, 2011

Diari Vampir Tengil

Judul                : Diary of a Wimpy Vampire (Diari si Vampir Tengil)
Penulis              : Tim Collins
Penerjemah      : Harisa Permatasari
Penyunting        : Musa Annaqi
Tebal                : 281 halaman
Cetakan           : I, Februari 2011
Penerbit            : Kantera


Bayangkan bila kamu diubah menjadi vampir pada usia 15 tahun? Bayangkan terjebak keabadian dalam tubuh seorang anak abg #labil?  Bayangkan ada vampire yang kikuk, kuper, dan jerawatan? Seperti itulah pesona abadi Nigel sang vampir tengil.

Wahai kalian para pengangum Edward Cullen, bersiaplah untuk memasuki dunia vampire labil yang tidak pernah anda sekalian duga. Kami undang Anda untuk memasuki dunia vampir yang serba terjungkir balik, dan dijamin membuat manusia pembaca sekalian, kaum korban vampir, terkakak hingga jungkir balik.

            “Aku menjadi vampir di usia 15 tahun, dan saat ini umurku hampir 100 tahun. Terbayangkankah kalian, aku mengalami masa puber selama hampir 85 tahun. Tidak hanya suaraku yang baru pecah, jerawat yang mengerumuni wajah; tapi aku juga harus mempelajari hal yang sama di sekolah berulang-ulang.”


            Tidak seperti vampir-vampir penuh pesona yang diceritakan dalam legenda dan film-film, Nigel begitu “abglatos” untuk ukuran vampir yang sudah berusia hampir 100 tahun. Nigel nampaknya hanya mendapatkan yang serba kelam dari sebuah keluarga vampir. Ia tidak memiliki ketampanan ayahnya yang begitu menghipnotis, tidak mewarisi keanggunan ibunya, dan tidak memiliki kekuatan super ala vampir—dia bahkan dikalahkan oleh adiknya sendiri dalam permainan mencetak bola. Karena ia diubah menjadi vampir pada usia nanggung, maka segala yang ada pada dirinya juga terlihat nanggung. Fisiknya lemah, wajahnya jerawatan, kulitnya pucat, tubuhnya kurus, dan ia belum pernah punya pacar.

            Cukup segitu dulu yang serba jelek tentang Nigel, atau dia akan mendatangi Anda tengah malam nanti. Segala kemalangan vampir ini mulai menunjukkan tanda-tanda berakhir dengan munculnya Chloe, yang Nigel langsung jatuh cinta kepadanya. Betapa Nigel sangat berhasrat untuk membenamkan taringnya di leher Chloe yang putih mulus, menyesap sedikit darahnya, atau mengajaknya memasuki ranah keabadian. Kisah cinta Nigel, lengkap dengan kehidupan khas anak-anak abg di Amerika, bisa Anda simak di buku vampir tengil yang sangat ngakak ini.

            The Diary of Wimpy Vampire dibuat dengan model buku diary, dalam hal ini, pembaca melihat dari sudut padang Nigel ketika ia menulis buku hariannya. Selain menggunakan font huruf buku harian, diari ini juga dihiasi ilustrasi-ilustrasi yang tidak kalah menggelitik. Lihat saja gambar halaman 198 yang menunjukkan bagaimana akibat fatal yang akan timbul ketika seorang bayi diubah menjadi vampir, yakni bayi vampire super. Melalui Diari Vampir Tengil, penulis juga ingin menunjukkan hal-hal salah kaprah tentang vampire, misalnya bahwa vampir bisa berubah jadi kelelawar, vampire yang tidur di siang hari—padahal mereka justru tidak pernah tidur sama sekali, paling tidak begitu kata Nigel.

            Tim Collins juga berupaya menjadikan vampir menjadi lebih universal, lintas batas sehingga tidak hanya menjadi makhluk mitologis milik Barat. Lihatlah kutipan tentang sakit kepala yang dialami Nigel ketika ia ditunjukkan pada simbol-simbol agama besar dunia di kelas gabungan tentang toleransi beragama:

            “Meskipun salib memang tidak menyebabkan vampir bergelung kesakitan, benda itu membuat kami sakit kepala. Dan bukan hanya salib. Aku bisa mendapatkan migren parah akibat  simbol agama apa pun. Dan karena itulah aku mulai merasa mual saat Mrs. Maguire terus menunjukkan simbol dari semua agama besar lainnya.  Aku berhasil bertahan sampai Bulan Bintang dan Yin Yang sebelum akhirnya berlari ke pintu keluar, dengan kepala berputar seakan-akan sedang berada di atas sebuah kapal feri yang berlayar di tengah badai. (hlm. 43).

            Luar biasa kreatif bukan? Memaparkan vampire pada simbol-simbol religius lain selain salib. Tidak hanya itu, dalam buku diari ini juga Nigel menebarkan fakta-fakta seputar dunia vampire, yang semuanya dibahas dengan agak kurang serius khas anak-anak abg, namun sudah cukup untuk membuat pembaca mengangguk-angguk. Melalui buku ini, penulis sepertinya  hendak menekankan bahwa vampir remaja pun punya perasaan. Collins benar-benar piawai dalam meramu antara fakta sejarah, legenda, mitos urban, dan kisah persahabatan di dunia abg. Tidak diragukan lagi, kebaruan dan kesegaran dari The Diary of Wimpy Vampire akan membuat pembaca tak kuasa menolak pesonanya.

No comments:

Post a Comment