Search This Blog

Tuesday, March 29, 2011

Bab 1 Buku Sumbangan-Sumbangan Sains Muslim oleh Dion Yulianto & MS Rohman

Kata Pengantar

            Sejarah sering berbeda dengan apa yang tertulis. Dan, sejarah tertulis kadang tidak menampakkan apa yang benar-benar terjadi. Setidaknya, ungkapan berbau filosofis di atas cocok digunakan untuk mengambarkan tentang sejarah kebesaran umat Islam pada Abad Pertengahan. Menjamurnya buku-buku Barat (Eropa dan Amerika) yang mengambarkan Abad Pertengahan sebagai abad yang penuh tahayul, kebodohan, dan pertumpahan darah di Eropa telah begitu rupa menutupi kejayaan dan kegemilangan peradaban Islam di Andalusia, Baghdad, dan Mesir. Apa yang selama ini kita duga sebagai abad yang sia-sia, ternyata menyimpan untaian mutiara peradaban yang tiada terkira gemilangnya.
            Berbeda dengan bangsa Eropa, Abad Pertengahan menjadi masa-masa kegemilangan umat Muslim di dunia. Para ilmuwan, cendekiawan, sarjana, ahli fiqih, bahkan kaum penguasa di tanah-tanah Islam pernah dengan sungguh-sungguh “belajar” dari alam anugerah Allah Swt. ini. Saat air menjadi kebutuhan hidup yang tak tertangguhkan, lahirlah system irigasi aflaj dan kincir air noria yang canggih di Andalusia. Ketika kebersihan ditakbiskan menjadi salah satu bagian dari iman, maka dibuatlah sabun batangan dan sampo pertama dalam sejarah oleh para ahli kimia Muslim. Saat Nabi menganjurkan penggunaan wangi-wangian, maka majulah industri parfum di Baghdad dan Kairo.
Saat Masjid semakin tak kuasa menampung jamaah yang membludak, maka terciptalah sistem tiang-tiang lengkung penopang ganda di Masjid Agung Granada. Ketika menulis dan membaca menjadi sebuah kebutuhan, berdirilah pabrik-pabrik percetakan kertas di Asia Tengah dan Baghdad. Ketika kesehatan menjadi sesuatu yang semakin dianggap penting, maka berdirilah akademi kedokteran Jundishapur dan rumah sakit-rumah sakit di Kairo dan Damaskus. Saat warga dunia mulai kesulitan dengan penggunaan sistem angka Romawi, maka diperkenalkanlah angka Arab oleh para ilmuwan Muslim.
Sungguh, peradaban Islam Abad Pertengahan adalah sebuah peradaban yang gilang-gemilang. Masa-masa ini pernah menjadi masa lahirnya manusia-manusia Renaisance Muslim yang serba-bisa, yang hingga kini masih dikagumi oleh rival-rival mereka di Eropa. Semoga, buku yang sederhana ini bisa semakin menjadikan umat Muslim semakin berbangga dengan kehebatan para pendahulu mereka. Selamat Membaca.
Yogyakarta, 22 November 2009

Penulis


Sekiranya bangsa Arab (Muslim) tidak pernah ambil bagian dalam pentas sejarah, niscaya kebangkitanEropa (Renaissance) akan tertunda selama beberapa kurun waktu.”
Matthew Lavrey

Ilmu pengobatan tidak (akan) muncul di dunia ini  hingga Hippokrates menemukannya, musnah hingga Galen membangkitkannya kembali, menghilang berserakan hingga Ar Rhazi mengumpulkannya kembali, dan tidak berkembang hingga Ibnu Sina melengkapinya.”
De Poure
Seorang Dokter Kenamaan dari Eropa


“Sungguh, segenap hukum dan ajaran yang termaktub dalam kitab suci umat Muhammad tersebut dapat menjadi pegangan serta pedoman utama bagi semua umat manusia yang hidup di muka bumi.”
Leo Tolstoy






Bab 1
Sebaiknya Anda Tahu


1. Nama-nama Formasi Kawah di Bulan
            Tahukah Anda kalau 24 dari 672 kawah yang ada di permukaan Bulan dinamai sesuai dengan nama dua puluh empat tokoh muslim kenamaan yang dianggap telah berjasa besar bagi perkembangan peradaban dunia? sebagaimana yang telah kita ketahui,  permukaan bulan tidaklah sehalus seperti yang terlihat dari bumi. Permukaannya dipenuhi dengan bopeng-bopeng atau kawah-kawah yang terbentuk akibat hantaman meteor dan benda-benda langit lainnya yang jatuh ke bulan. Bentukan-bentukan bopeng raksasa itulah yang kemudian disebut formasi kawah di bulan yang penamaannya ditentukan pada Konferensi International Astronomical Union tahun 1935, 1970, dan 1976. Dari 672 formasi kawah yang ditemukan di bulan, 609 formasi diberi nama sesuai dengan nama tokoh-tokoh besar yang dianggap berjasa dalam sejarah peradaban dunia, sementara sisanya berasal dari penandaan terestrial.
            Teknik penamaan kawah di bulan ini awalnya dicetuskan oleh Joannes Baptista Riccioli (1598-1671), seorang profesor Jesuit bidang astronomi dan filsafat di Bologna pada tahun 1651. Ia menyusun karya komprehensif dalam bidang astronomi, the Almagestum Novum, yang dilampiri sebuah peta bulan yang lengkap. Ia menamai formasi-formasi kawah bulan tersebut dengan nama-nama para tokoh terkenal abad pertengahan, sepuluh formasi di antaranya dinamai sesuai nama tokoh Muslim terkenal. Daftar nama kawah di bulan karya Riccioli ini kemudian dibawa ke konferensi IAU tahun 1935. Dalam Konferensi IAU yang kedua tahun 1970, nama tokoh Muslim yang masuk dalam daftar tersebut bertambah menjadi 13 nama dan akhirnya pada tahun 1976, daftar itu bertambah lagi sehingga total terdapat 24 nama tokoh Muslim kenamaan. Ke-24 nama ini kemudian disetujui oleh Komite IAU dalam konferensi terakhirnya pada tahun 1976.
            Dari ke-24 nama kawah Bulan tersebut, beberapa di antaranya yakni Azophi (as-Sufi) digunakan untuk menamai rangkaian gunung berbentuk cincin yang terdapat pada kordinat 22°LS dan  13°BT. Nama ini diambil dari nama Abd-al-rahman as-Sufii (lahir 903 M), seorang astronom praktik yang termasyhur di abad pertengahan. Bukunya yang berjudul al-Kawakib as-Sabitah al-Musawwar adalah sebuah mahakarya dalam bidang astronomi perbintangan. Formasi lain adalah Arzachel (az-Zarqali) di koordinat 18°LS dan 2°BB, sesuai nama Abu Isqaq Ibrahim Ibn az-Zarqali (lahir 1028 M). Beliau adalah seorang Arab Spanyol penemu astrolabe safiha yang lebih terperinci dan akurat. Beliau juga pernah berkolaborasi dengan para ilmuwan Muslim dan Yahudi dalam penyusunan Toledan Tables (Tabel-tabel Toledo) yang disebut-sebut sangat mempengaruhi Copernicus dalam penguraian konsep heliosentrisnya.
Terdapat juga formasi Geber (Jabir Ibn Aflah), sebuah permukaan bulat dan datar yang terdapat pada koordinat 19°LS, 14°BT. Jabir Ibn Aflah (wafat 1145 M) juga merupakan orang Arab Spanyol dan orang pertama yang merancang celestial sphere (tiruan bola langit) yang bisa dibawa ke mana-mana, yang digunakan untuk menaksir dan menjelaskan objek-objek di angkasa. Formasi-formasi lain di antaranya Messala (Ma-Sha' Allah al-Basri), Almanon (al-Ma’mun), Alfraganus (al-Farghani), Albategnius (al-Battani), Thebit (Thabit Ibn Qurrah), Alhazen (al-Hasan Ibn al-Haytham), Nasireddin (Nasir ad-Din al-Tusi), Alpetragius (al-Bitruji), Ibnu Firnas, Avicenna (Ibnu Sina) dan  Ulugh Beg.
Penamaan ini membuktikan bahwa para ilmuwan Muslim memiliki sumbangsih yang tidak sedikit dalam upaya pengamatan dan pengembangan ruang angkasa sehingga nama-nama besar mereka turut di abadikan untuk menamai formasi-formasi kawah di bulan. (Lihat lampiran 1 untuk melihat daftar ke-24 nama-nama tokoh besar Islam yang namanya diabadikan sebagai nama-nama kawah di bulan).


2. Pondasi Teori Relativitas
  Tahukah Anda bahwa Teori Relativitas telah lama dicetuskan oleh ilmuwan Muslim? Teori Relativitas yang digagas oleh Albert Einstein pada awal abad XX ternyata sudah mulai diselidiki oleh ilmuwan muslim bernama al-Kindi sekitar seribu seratus tahun sebelumnya. Sesungguhnya, konsep tentang relativitas ruang dan waktu sudah tidak asing bagi para ilmuwan Muslim terdahulu karena di dalam al-Qur’an disebutkan berbagai ayat yang mengisyaratkan relatifnya ruang dan waktu seperti misalnya,

“Sesungguhnya, sehari di sisi Allah adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”(Qur’an, 22:47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”(Qur’an, 32:5).

Abu Yusuf Ibn Ishaq al-Kindi adalah seorang ilmuwan dan filsuf Muslim keturunan Yaman yang lahir di Kufah pada tahun 185 H (796 M). Ilmuwan yang dikenal sebagai Alkindus di Barat ini menyatakan bahwa manusia sendiri adalah makhluk relatif dan terbatas. Walaupun semua makhluk individu tidak terbatas banyaknya namun waktu, gerak, badan, dan ruang adalah terbatas. Intinya, al-Kindi hendak menyatakan “bahwa waktu itu ada (eksis) karena ada gerak, gerak itu ada karena badan/tubuh yang bergerak…jika ada gerak, ada tubuh yang diperlukan untuk bergerak; jika ada badan, ada gerakan yang dilakukan.” Bahwa ruang, waktu, gerakan, dan benda itu bersifat relatif satu sama lain dan tidak dapat berlaku sendiri (independent) atau absolut. Seluruhnya bersifat relatif terhadap objek-objek lain dan terhadap si pengamat.
Teori Einstein juga hampir serupa di mana ia menyatakan: “eksistensi-eksistensi dalam dunia ini terbatas, walaupun eksistensi itu sendiri tidak terbatas.” Tentu saja karena keduanya hidup dan berkarya dalam dua masa yang berbeda, maka teori relativitasnya Einstein cenderung lebih mendetail dan dijelaskan dengan berbagai dukungan dan pembuktian ilmiah. Implikasi dari kedua teori mereka pun berbeda jauh. Teori Eisntein telah digunakan untuk menghubungkan penjelasan dalam bidang materi dan energi yang selanjutnya menggiring kepada perkembangan penghancur massal atau mass destruction weapon seperti Bom Atom dan senjata-senjata nuklir. Jadi, Apakah al-Kindi menggunakan gagasannya untuk perang dan kerusakan? Pastinya tidak. Ia hanya menggunakannya untuk membuktikan kebutuhan logis akan eksistensi Allah dan sifatnya yang Maha Tunggal.


3. Asal Usul Nama Brazil
            Tahukah Anda bahwa para ahli etnologi dan ahli bahasa masih belum menemukan asal usul dari penamaan negara atau wilayah Brazil? Jika dilihat sekilas, nama Brazil secara etimologis memang membingungkan karena nama ini sama sekali tidak mirip dengan nama-nama Eropa atau Amerika Selatan. Salah satu teori yang beredar menyatakan bahwa jawaban atas pertanyaan tersebut berada ratusan ribu kilometer di seberang samudra dari daratan Brazilia, tepatnya di Afrika Utara. Konon di antara bangsa Berber terdapat salah satu suku yang disebut dengan suku Birzala; di mana secara keseluruhan, anggota suku ini disebut Brazil[1].  Beberapa anggota suku Birzala rupanya turut dalam ekspedisi para penjelajah Muslim ke Amerika Selatan sebelum akhirnya mereka menghilang atau menetap di kawasan Brazil yang kemudian nama ini digunakan untuk menyebut nama seluruh negara Brazilia.[2]
   Contoh lainnya adalah pulau Bene Hoare (mungkin dari Bani Huware, suku Barber) yang dinamai oleh bangsa Portugis setelah mereka menaklukkan Palma, Kepulauan Canary. Para pelaut Eropa juga mencatat keberadaan pulau Benemarin yang mungkin nama itu berasal dari Bani Marin. Bukti lainnya diambil dari catatan putra Columbus. Ia mencatat bahwa ayahnya belajar dari para pelaut Muslim di Genoa yang pernah mengunjungi tempat itu dan mereka mengatakan kepada Columbus bahwa tidak mungkin ke India dengan mengarungi lautan di barat benua Eropa. Sebagai tambahan, para ahli bahasa atau filolog telah menemukan kata-kata bahasa Arab di dalam bahasa orang Indian berkulit merah sebelum era Columbus. Columbus dalam catatannya menyebutkan kalau ia menjumpai jenis anjing tidak menggonggong di pantai (Amerika) yang mirip dengan spesies anjing yang ada di Afrika Utara.


4. Kehebatan Peta Piri Reis
Tahukah Anda apa saja keistimewaan peta buatan Piri Reis? Selain sebagai salah satu peta paling awal yang mencantumkan benua Amerika, peta buatan Piri Reis masih memiliki segudang keistimewaan sekaligus misteri yang menyelimuti proses pembuatannya. Para ahli di Barat hingga kini masih terbengong-bengong melihat keakuratan peta karya Piri Reis yang termasyhur itu. Peta Piri Reis sendiri ditemukan pada tahun 1929 oleh sekelompok sejarawan yang menemukan sebuah peta kuno yang digambar di atas selembar kulit rusa. Setelah diadakan penelitian, ternyata peta tua tersebut dibuat pada tahun 1513 oleh Piri Reis, seorang laksamana termasyhur yang memimpin armada Turki Utsmani pada abad ke-16. Tokoh yang juga tergila-gila pada ilmu kartografi ini seolah menemukan dunianya ketika dia mendapatkan izin khusus untuk memasuki dan menggunakan koleksi Perpustakaan Kerajaan di Konstantinopel. Admiral Turki tersebut mengakui bahwa petanya dikumpulkan dan disusun dari data-data yang bersumber dari berbagai peta kuno yang tersimpan di Perpustakaan tersebut, beberapa di antaranya bahkan berasal dari abad 4 SM atau mungkin malah lebih awal lagi. 
Peta dari abad ke-16 tersebut menggambarkan secara detail pesisir utara benua Antartika, padahal benua es tersebut baru ditemukan 300 tahun kemudian oleh para penjelajah Eropa. Hal yang lebih menakjubkan adalah bahwa Piri Reis berhasil menggambarkan dengan mendetail topografi daratan pesisir Antartika yang diselimuti lapisan es setebal puluhan bahkan ratusan meter. Bukti geologis terkini menyatakan bahwa daratan Queen Maud Land yang dipetakan Piri Reis ini mulai tertutup oleh lapisan es sejak sekitar tahun 4000 SM. Penelitian terbaru bahkan menyatakan bahwa kawasan ini tertutup es setebal sekitar satu mil atau 1.609 m. Dengan kemajuan teknik kartografi abad XVI yang tentu saja masih sangat terbatas, bagaimana Piri Reis bisa menggambarkan daratan di bawah es dengan begitu akurat, termasuk garis pesisir pantai, jajaran pegunungan, dataran-dataran tinggi, gurun-gurun, teluk-teluk, dan pantai kecil yang seluruhnya tertutup oleh lapisan es setebal satu mil?
Gambar . Salinan Peta Piri Reis yang mengambarkan secara akurat daratan di bawah lapisan es Antartika

Ketepatan Piri Reis dalam menggambarkan pantai Princess Martha Coast di Queen Maud Land dan Palmer Peninsular, Antartika, telah dibenarkan oleh Letnan Kolonel Harold Z. Ohlmeyer, seorang Komandan USAF. Ketika menjawab pertanyaan dari Profesor Charles H. Hapgood dari Keene College, New Hampshire, Ohlmeyer menyatakan bahwa detail geografis yang tertera pada bagian paling bawah dari peta Piri Reis tersebut sama persis dengan profil seismis yang dibuat oleh Tim Ekspedisi Antartika Swedia-Inggris yang dilakukan di atas lapisan tudung es tahun 1949. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah bertutup es ini memang pernah telah berhasil dipetakan jauh sebelum kawasan ini tertutup oleh lapisan es. Dalam catatannya, Piri Reis memang mengakui kalau peta yang ia buat disusun berdasarkan berbagai peta kuno lain, yang beberapa di antaranya berasal dari abad IV SM atau bahkan lebih tua lagi. Pertanyaannya, dari mana Piri Reis mendapatkan peta kuno yang digambar pada sekitar 6000 tahun yang lampau? Peradaban purba macam apa yang cukup besar dan maju sehingga mampu menghasilkan karya peta dunia pra sejarah tersebut?
Gambar. Peta Eropa karya Piri Reis

Para ahli memperkirakan bahwa Piri Reis menyalin potongan-potongan peta kuno dari berbagai sumber, termasuk peta-peta dari era sebelum Masehi yang konon pernah menjadi koleksi Perpustakaan Alexandria. Jadi, kemungkinan ia menyalin peta-peta yang dibuat sebelum tahun 4000 SM, ketika Antartika belum diselimuti es seperti sekarang karena bergesernya titik kutub selatan. Namun, di luar itu semua, peta Piri Reis disebut-sebut sebagai peta dunia yang paling tua yang mencantumkan benua Amerika. Para sarjana era awal bahkan menyatakan bahwa peta ini menunjukkan garis lintang dari garis pantai Amerika Selatan dan Afrika secara akurat—hanya 21 tahun setelah perjalanan bersejarah Columbus! (dan perlu diingat bahwa, Columbus TIDAK menemukan Amerika Utara—ia hanya mendarat di pantai Kepulauan Karibia). Jawatan Hydrographic Office Amerika hingga kini bahkan masih geleng-geleng kepala demi melihat bahwa peta buatan Piri Reis yang dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan dari peta-peta zaman sekarang.


5. Kincir Angin Paling Awal
Tahukah Anda bahwa umat Muslim telah terlebih dulu memanfaatkan kincir angin untuk menggerakkan penggilingan ketimbang bangsa Eropa? Paling tidak, menurut berbagai catatan manuskrip Islam, tenaga angin sudah mulai dimanfaatkan di dunia Islam sejak era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khathab yakni sekitar tahun 634 – 644 M. Kala itu, sang khalifah memerintahkan seorang warga Persia yang piawai untuk membangun penggilingan yang digerakkan oleh tenaga angin[3]. Sementara catatan sejarah yang lain menyebutkan bahwa kincir angin sudah digunakan sejak abad IX di Persia sebelum akhirnya menyebar dan dikembangkan di Yunani dan kawasan Mediterania. Salah satu catatan yang menggambarkan kincir angin pertama tersebut sebagai berikut :

‘Sebuah gilingan batu dipasang di pangkal silinder kayu yang diameternya setengah meter dan tingginya 3,5 hingga 4 meter, dipasang berdiri pada menara yang menghadap ke tenggara untuk menangkap hembusan angin dari arah ini. Silinder kayu tersebut mempunyai layar yang terbuat dari sebuntal  daun ush atau palem (yang mengingatkan kita pada gilingan bertenaga angin Eropa) yang dipasang di pangkal roda. Kemudian angin berhembus ke menara dan menekan layar dengan keras sehingga menggerakkan pangkal roda dan gilingan batu tersebut.

Kincir angin yang digunakan untuk menggiling jagung atau gandum ini biasanya dibangun di bagian atas istana atau di atas puncak-puncak bukit. Digambarkan bahwa penggilingan gandum bertenaga angin tersebut merupakan kincir berporos vertikal dengan bilah-bilah berbentuk persegi. Dijelaskan juga bahwa kincir angin tersebut memiliki enam hingga dua belas layar yang dibalut semacam gedhek dari alang-alang atau sejenis material kain. Kincir-kincir tersebut digunakan untuk menggiling jagung atau menimba air.  Sementara di Eropa sendiri, teks tertua yang menyebutkan tentang penggunaan kincir angin ditemukan di Perancis dan ditulis pada tahun 1105 sehingga kemungkinan umat muslim telah memanfaatkan tenaga angin ratusan tahun lebih awal ketimbang bangsa Eropa.



[1] Sebagaimana bangsa Turk yang mendiami sebagian wilayah Asia Tengah sehingga negaranya diberi nama Turkmenistan, maka tidak tertutup kemungkinan wilayah yang dihuni oleh suku bangsa Birzala kemudian juga disebut sebagai Brazil.
[2] Bagaimanapun pendapat kontroversial ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut. Situs Wikipedia menyebutkan asal-usul nama negara Brazil berasal dari pohon brazil wood yang memang banyak tumbuh di Brazil. Tumbuhan dari genus Caesalpinia ini memiliki kayu berwarna merah yang sering digunakan sebagai bahan celup.
[3] Namun riwayat ini masih diperdebatkan kebenarannya. Banyak ahli yang menganggap bahwa riwayat tersebut merupakan sebuah catatan yang dibuat pada abad X Masehi.

2 comments:

  1. ILMUAN MUSLIM membuka kesempatan bagi siapa saja yang memiliki artikel ilmiah, profil ilmuan, hasil penelitian, skripsi dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan sains dan matematika untuk mengirim ke artikel tersebut ke email penulis di cu_pycupy@hotmail.com

    Beberapa artikel yang layak akan ditampilkan penulis di blog ini dengan menyertakan nama pengirim artikelnya, keilmiahan artikel, dan hak cipta lainnya. Kemudian artikel tersebut akan disebarkan melalui berbagai media. Mari saling tukar artikel dg saya dengan mencantumkan sumbernya..

    Alamat web ILMUAN MUSLIM di http://saintis-muslim.blogspot.com/

    ReplyDelete