Judul : Eldar, Violin dan Negeri Salju
Abadi
Pengarang : KAZ Violin
Penyuting : Fanti Gemala
Tebal: 317 hlm
Cover dan Ilustrasi : Ricki Lie
Cetakan : Pertama, 2013
Penerbit: Grasindo
Buku
ini adalah seri pertama dari seri petualangan di dunia Araena, sebuah kawasan
antah berantah yang “menyimpan” Eldar
yang ajaib. Ini sekaligus merupakan kisah pembuka dari petualangan Violin.
Kisah pertama mengambil setting di Negeri Salju Abadi. Sebuah tempat di “pojok”
Araena yang selalu berselimut salju tebal, sewarna putih sejauh mata memandang,
hanya dihiasi oleh pegunungan-pegunungan es menjulang dan hutan-hutan pinus
serta cemara. Di tempat inilah Violin dan kawan-kawannya tinggal. Kisah ini
dimulai dengan sebuah dongeng yang menghangatkan di negeri salju, dan kemudian
berakhir oleh sebuah petualangan berapi-api. Dimulai dari kisah tentang negeri
Eldar nan magis, Violin dan kawan-kawan kecilnya mulai penasaran dengan
berbagai kisah tentang Eldar, yang gerbangnya entah ada di mana. Oh ya, perlu
saya tegaskan dulu ya kalau Violin ini anak cowok, walaupun namanya kayak
cewek. Ini penting untuk ditegaskan karena sepanjang pembacaan Eldar ini, pembaca mungkin lupa kalau
Violin ini cowok hihihi. Btw, penulisnya juga cowok.
Alkisah, ketentraman Negeri
Salju abadi koyak ketika suku Vassal—suku di mana Violin dan teman-temannya
tinggal—menemukan bangkai seekor beruang yang hangus terbakar. Aneh karena
bangkai itu terbakar ketika badai salju tengah turun dengan dahsyatnya. Es dan
api, ada kekuatan-kekuatan aneh yang mengancam, dan anak-anak yang penasaran
itu akhirnya terlalu terlambat untuk menyadari bahwa mereka dalam bahaya.
Sekelompok serigala merah telah menyusup ke dunia dari Eldar. Mereka bukan
serigala biasa, melainkan serigala merah yang mampu menyemburkan napas api. Dan,
serigala itu kini mengincar anak-anak tersebut. Di saat yang genting inilah
mereka diselamatkan oleh Ezra, seekor beruang ajaib yang mampu menyemburkan
napas badai es, sang penjaga perbatasan antara dunia ajaib Eldar dengan Araena.
Maka, jelaslah bagi anak-anak itu bahwa Eldar memang benar-benar ada.
Kisah selanjutnya dapat ditebak.
Sebagaimana Aslan yang membawa anak-anak ke Narnia, Ezra membawa Violin dan
kawan-kawannya ke Eldar—tempat di mana seluruh keajaiban terjadi. Di negeri
inilah anak-anak menjumpai bermacam keajaiban, keindahan, dan bahaya yang tidak
terbayangkan sebelumnya. Tanpa diketahui, kedatangan anak-anak itu ke dunia
Eldar merupakan permulaan dari sebuah pertarungan dahsyat antara kebaikan dan
kejahatan. Di Eldar, kejahatan ditahan dengan cara menidurkan Dewi Skayla lewat
nyanyian persembahan di bawah pohon kristal. Sang Dewi adalah pembawa
kemusnahan sehingga dia harus tetap ditidurkan di puncak pohon kristal. Tapi,
tanpa diketahui siapapun, seorang penyihir hitam telah berupaya membangunkan
Skayla, dan salah satu di antara anak-anak itu adalah kuncinya.
Maka, anak-anak yang semula
tidak tahu apa-apa itu kini dihadapkan pada sebuah pertempuran besar antara
seluruh penghuni Eldar melawan Dewi Skayla. Gabungan sihir hitam dan kekuatan
Skayla langsung menjadi serangan yang luar biasa, memporak-porandakan Eldar.
Seluruh penyihir dan knight berjuang membantu Raja mereka dalam menahan
gempuran Skayla. Tetapi, dewi itu terlalu kuat. Dan, baik Violin maupun
anak-anak akhirnya menyadari bahwa masing-masing mereka memiliki peran dalam
Eldar. Mereka harus membantu teman-temannya di Eldar demi mengalahkan Skayla.
Sebuah bantuan yang menuntut pengorbanan. Dan Violin akhirnya bertemu dengan
fakta yang sekaligus menjadi mimpi buruknya selama ini: kehilangan.
Membaca Eldar buku pertama ibarat membaca dongeng. Salut untuk si penulis
yang tulisannya begitu rapi dan mengalir. Tepat seperti dibilang mas Azis di
#JustWrite 2 kalau Violin ini memiliki bakat sebagai pengarang sekaligus
pendongeng. Kalimatnya simpel namun diksinya kaya, mengalir dan membuai pembaca
dengan kisah-kisah yang menyenangkan dan hangat. Ok Vio, ceritamu memang
menghangatkan walau settingnya negeri salju. Sayangnya satu, aura “gadis”
kecilnya begitu dominan. Bukan hanya karena nama Violin yang mirip nama cewek,
tapi banyak adegan dan percakapan dalam Eldar yang bisa dibilang “too much
romance between Violin and Firelia” walau tidak terlalu mengganggu bagian
cerita. Mungkin karena kisah antara Violin dan Firelia ini yang nanti menjadi
salah satu penggerak kisah besar di dunia ELdar.
Separuh pertama buku ini memang
terasa membaca dongeng, nah separuh belakang ketika masuk ke Eldar-lah
kecepatannya mulai menanjak, ceritanya mulai “dewasa” dan tidak cenggeng,
bahkan seru. Keseimbangan yang indah antara dongeng dan kisah fantasi yang
penuh petualangan. Seri pertama ini mengangkat petualangan di Negeri Salju
Abadi. Penulis konon sudah menulis 3 sekuel selanjutnya, masing-masing di
Negeri Tanpa Hujan (gosong dong), Negeri Bunga Gugur, dan Negeri Seribu Peri.
Tuh kan, diksinya Vio ini manis banget, seperti kisahnya (entah kalau
penulisnya #eh).
Ngakak baca bagian penutupnya. :))
ReplyDeleteBtw nama penulisnya sama dengan nama tokoh utama ya? Wow.
Dan sepanjang membaca reviu ini, saya kebayang Mbak Melody Violine. :">
Nama asli si penulis bukan Violin bang tetapi R********** hahaha
DeleteRiyanto! Ahahaha
Deletehohoy >.< itu penutupnya apa-apaaaaaaan????? >.<
ReplyDeleteAda lanjutannya gk?
ReplyDeleteBukunya masih dicetak lagi gak ya? udah lama nyari tapi gak ketemu juga.. Pengen banget baca lagi, dulu baca waktu masih smp di perpustakaan sekolah
ReplyDeleteDownlod di ipusnas
DeleteKak, aku mau nanya dong, nyari penulis yg ini dimana, kaz violin. Aku udah nyari dari lama banget sekitaran 4/5 tahunna. Dia dulu pernah ngeluarin buku sayap sayap dua warna, dan sampe sekarang masi nyari bukunya.
ReplyDeleteDulu dia ada posting beberapa ceritanya di wattpat pribadinya, tapi sekarang gak ada lagi.
Aku udah cari di twitter gak ada lagi twitternya yg ianstrom, kalau boleh, kalau kakak tau cara hubunginya, boleh bantu hubungin kak?