Search This Blog

Thursday, January 30, 2014

Posting Bareng "Secret Santa": Kitab Api



Judul : The Fire Chronicle (Kitab Api)
Pengarang : John Stephens
Penerjemah : Poppy D Chusfani
Tebal : 528 hlm
Cetakan : Pertama, 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama


18745432 

                Saya selalu suka membaca buku yang membahas tentang buku, apalagi jika keduanya digabungkan dalam genre favorit saya, fiksi fantasi. Karena itu, buku-buku tentang buku yang dari judulnya saja sudah mengandung kata buku adalah incaran koleksi saya, termasuk buku ini, Kitab Api. Karya kedua John Stephens ini adalah lanjutan dari buku pertamanya, The Emerald Atlas atau Atlas Emerald yang juga sama-sama berkisah tentang buku magis. Sedari awal, seri ini sendiri adalah kisah fantasi akan pencarian 3 buku magis yang disebut sebagai Buku-Buku Permulaan. Ada tiga anak sebagai tokoh utama dalam seri ini: Kate, Michael, dan Emma. Masing-masing membawa satu buku. Jika dibuku pertama ketahuan siapa pemilik Atlas Emerald, maka di buku kedua ini sang adik kedua-lah yang giliran mendapatkan Kitab Api.

                Dalam buku pertama, Kate, Michael, dan Emma; tiga anak yatim piatu yang selalu berpindah panti asuhan akhirnya mendarat di kota Cambridge Falls. Kejadian magis terjadi ketika Atlas Emerald yang semacam mesin waktu membawa ketiganya ke kota itu, 15 tahun sebelumnya. Dalam buku kedua ini, dari awal, ketiga bocah lugu ini sudah menjadi incaran para penyihir jahat pimpinan Magnus si Bengis. Untuk menyelamatkan Atlas Emerald, Kate terpaksa memindahkan dirinya ke New York 100 tahun sebelumnya. Sayangnya, ia terjebak di masa itu, meninggalkan Michael dan Emma sendirian di masa kini.

                Frustrasi menunggu sang Kakak yang belum juga kembali, Michael dan Emma memutuskan untuk mencari Kitab Api dengan bantuan penyihir baik Stanislaus Pym dan Gabriel. Perjalanan mereka berawal di Malpesa, salah satu kota sihir yang sudah ditarik dari dunia modern, yang berada di ujung selatan benua Amerika Latin. Pencarian akan Kitab Api ternyata membawa mereka ke daratan berselimut es, dengan naga bernapaskan api, dan penjaga yang sudah tidak waras. Pun, begitu, pasukan musuh masih berhasil mengejar mereka. Maka Michael, Emma, dan Gabriel pun harus bersiap-siap terlibat pertempuran akbar memperebutkan Kitab Api dengan monster-monster suruhan Magnus. Pertempuran di buku kedua ini jauh lebih seru dan lebih epic dibanding pertempuran di buku pertama. Keren dan tak membosankan, banyak hal baru dihadirkan. Jika Atlas Emerald mampu mengendalikan waktu, maka apakah kekuatan dari Kitab Api

                Petualangan Kate di New York tahun 1899 juga tidak kalah menegangkan. Ia menjadi saksi dari hari-hari terakhir ketika sihir belum ditarik dari dunia. Waktu itu, manusia biasa masih hidup berdampingan dengan penyihir, kurcaci, elf, troll, dan mahkluk-mahkluk magis lainnya. Sayangnya, kemampuan ajaib komunitas sihir ini membuat manusia biasa (yang lebih banyak) menjadi merasa terancam. Kate menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak yang berbakat sihir diekploitasi oleh manusia biasa, bahkan penyihir dewasa pun sering diserang tanpa alasan. Inilah yang kemudian menjadi alasan penarikan komunitas sihir dari dunia. Terhitung mulai 1 Januari 1900, komunitas sihir akan disembunyikan dari dunia. Ada kota-kota yang “dihilangkan” dari dalam peta modern. Ada jalan-jalan yang kini tidak dapat diakses lagi oleh  manusia biasa. Ada sudut-sudut kota yang tak terlihat di mata manusia biasa. 

          Di sinilah Kate bertemu dengan anak-anak yang sama berbakat dengan dirinya. Juga dengan Rafe, yang kelak dikatakan akan menjadi orang yang sangat berkaitan dengan kehidupan ketiga bersaudara/bersaudari itu. Dalam endingnya, akan muncul pula beragam fakta dan kebenaran yang selama ini ditutup-tutupi dari ketiga anak itu, termasuk fakta tentang orang tua mereka. Menarik juga melihat perkembangan karakter dari ketiga anak ini. Petualangan demi petualangan yang mereka alami secara tidak sadar telah membentuk diri mereka menjadi lebih dewasa, lebih bijak, dan lebih bertanggung jawab. Inilah makna utama dari para pemegang (pembaca) buku, yakni mereka menjadi semakin baik seiring dengan semakin banyak buku yang dibaca. 

"Setiap hari, melalui tindakan kita, kita memutuskan siapa diri kita sebenarnya." (hlm 283)

                Secara isi, Kitab Api jauh lebih tebal dan lebih matang dibanding Atlas Emerald. Di buku kedua ini, muncul lebih banyak karakter, dan juga premis-premis yang lebih menarik. Adegan pertempurannya juga lebih banyak, dengan plot dan twist yang bertebaran di sepanjang halaman-halamannya. Ketika menerima buku ini sebagai kado dari secret santa, saya langsung melonjak girang. Bukan, bukan karena harganya yang mahal, tetapi karena buku ini ternyata tebal hihihi. Masing keder pas mau baca, apakah bisa selesai cepat berhubung colekan lemburan nan tak mau ditunda. Tapi begitu buka, dan ceritanya luar biasa menarik, selesailah buku ini dalam 3 hari *halah lama* Untuk yang sudah baca Atlas Emerald, jangan sampai melewatkan Kitab Api karena kau tidak tahu apa yang telah kau lewatkan.


Posting bareng
                 
Sekarang, kita tiba pada bagian teristimewa, yakni siapakah sang Secret Santa yang sangat baik hati dan pintar sekali memilihkan buku bagus ini untuk saya. Petunjuknya sudah di posting di blog beberapa waktu yang lalu. Saya muat ulang ya fotonya:



Ok, tidak ada pantun, kalimat teka-teki, atau petunjuk apapun selain gambar salam tiga jari di atas. Mumpung mau Pemilu, saya mencari-cari siapa sih di antara anak-anak BBI yang jadi kader parpol no 3? Tapi, kayaknya ngak mungkin. Jadi pasti ada apa-apa dengan angka 3. Kalau ngak dia nomor urut 3, bisa juga dia sering ngadain sesuatu yang berbau angka 3. Petunjuk lainnya, kenapa angka tiganya digambarkan kayak salam Distrik 13 di Cacthing Fire? Kenapa ngak pakai angka 3 saja? Pasti ini si Santa suka baca The Hunger Games juga. Petunjuk ketiga merujuk pada alamat toko buku on line Hobby Buku shop. Setelah dipikir dan diintip pakai gulingin baskom, maka saya memberanikan diri menebak si Secret Santa sebagai:


Busya Kabar Gembira (B-zee)

Kenapa:
1. Blog  Bacaan Bzee yang memang mengadakan program "Scene on 3"
2. Mbak Busyra juga suka baca The Hunger Games, yang dia pernah bilang di wa kalau ia paling suka buku Mockingjay (buku ke-3)
3. Mbak Busyra ini juga langganan PO di Hobby Buku Shop

Hihihi... maafkan kalau deduksi saya yang masih amat polos ini keliru alias salah orang. Entah benar atau salah, siapapun Anda, saya ucapkan terima kasih banyak atas kiriman kadonya. Saya senang sekali sama buku ini. 

Kecups 

26 comments:

  1. *ngakak*
    Aduh, gimana ya ngomongnya, jadi ga enak nih XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memangnya partai no 3 itu partai apa? Mbak bzee jadi kadernya? :D :D

      Delete
    2. ngakak guling2 baca komen ini xD xD

      Delete
  2. Aku kok ngiranya bukan BZee ya Dion, soalnya itu bisa dibaca jadi huruf lain juga , hehehehe

    ReplyDelete
  3. Hahaha, masuk akal sih analisanya, kak Dion..
    Semoga benar yaa ^^

    Soal bukunya, aku beberapa kali ngeliat buku ini terus malah keinget Harry Potter. Kirain ini fanfic gitu, jadi belum niat beli *ditendang

    ReplyDelete
  4. hmmm petunjuknya emang pelit sih ya, bisa mengarah ke banyak hal...btw aku pingin baca buku ini, masih nyari yg pertamanya XD

    ReplyDelete
  5. Aku tahu santanya Dion :P Clue-nya ada di post si santa sekitar bulan November deh, hihihi... Tapi biarlah si Santa yg membuka jatidirinya besok deh. Selamat kepo selama 24 jam! :P

    ReplyDelete
  6. Laahh....Bzee kan santanya si sodara fonemnya :))

    Bukannya mastez sukses menebak santanya dion ya?

    ReplyDelete
  7. Huakakakaka... Santanya Dion tetangga joglosemar??? Ga percayaaaaa.... :D

    ReplyDelete
  8. astagaa dion itu deduksinya dion kok ngepas2in banget sih? wkwkwkwkkwkwkw aku ngakak nih baca alasan nunjuk Bzeenya

    ReplyDelete
  9. Haduh "diintip pakai gulingin baskom" gak kebayang,.. :D

    ReplyDelete
  10. hahaha, sama spt Fanda, itu tandanya bukan merujuk pada Panem atau Hunger Games, clue-nya di bulan November :D
    (pas kebetulan juga tahu orangnya)

    ReplyDelete
  11. deuh, semoga tebakan mas Dion salah (soalnya tebakanku sama)
    hehhe XD

    ReplyDelete
  12. Kita lihat besok ya Mas Dion.. tapi kalo liat cluenya pun aku juga nyerah.. hihi

    ReplyDelete
  13. Covernya mirip Hapot ya, jadi inget watu itu Ijul pernah share pic di Bajaj.
    Semoga tebakannya benarrrr

    ReplyDelete
  14. Ini petunjuk paling susah, cuma 3 jari... Aku sih ga bisa nebak, semoga bener tebakannya :)

    ReplyDelete
  15. buset riddlenya cuma angka 3, gimana nebaknya? huahahaha, analisisnya lucu.

    ReplyDelete
  16. riddlenya cuma gambaar, sampe bingung nganalisisnya XD

    ReplyDelete
  17. kalo dikutak katik gambarnya kayanya bisa merujuk ke tetangga mbak mbk hobbybuku ya? *ngarang*

    well, apakah tebakannya benar? kayaknya nggak deh #dikeplak

    ReplyDelete
  18. Haha.. kayaknya salah ya mas dion? :D
    Sabar yaaa.. #pukpukpuk

    ReplyDelete
  19. Halo, siapa ya Santa saya? Kok belum ada pengakuan? *siapin baskom isi salak pondoh

    ReplyDelete
  20. wakakakaka, kader parpol no.3, ada-ada aja nebaknya =))
    Ayo kader partai ngaku sebelum pemilihan umum dimulai =))

    ReplyDelete
  21. Hai hai, seneng deh Dion suka sama bukunya. Buat yang masih penasaran, santanya Dion udah ngaku di group FB ya. *berlalu sambil kasih salam tiga jari* :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  22. Semoga tebakkannya bisa bener deh

    ReplyDelete