Judul : The Fire Chronicle (Kitab Api)
Pengarang : John Stephens
Penerjemah : Poppy D Chusfani
Tebal : 528 hlm
Cetakan : Pertama, 2013
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Saya
selalu suka membaca buku yang membahas tentang buku, apalagi jika keduanya
digabungkan dalam genre favorit saya, fiksi fantasi. Karena itu, buku-buku
tentang buku yang dari judulnya saja sudah mengandung kata buku adalah incaran
koleksi saya, termasuk buku ini, Kitab
Api. Karya kedua John Stephens ini adalah lanjutan dari buku pertamanya, The Emerald Atlas atau Atlas Emerald yang juga sama-sama
berkisah tentang buku magis. Sedari awal, seri ini sendiri adalah kisah fantasi
akan pencarian 3 buku magis yang disebut sebagai Buku-Buku Permulaan. Ada tiga anak sebagai tokoh utama dalam seri
ini: Kate, Michael, dan Emma. Masing-masing membawa satu buku. Jika dibuku
pertama ketahuan siapa pemilik Atlas
Emerald, maka di buku kedua ini sang adik kedua-lah yang giliran mendapatkan
Kitab Api.
Dalam
buku pertama, Kate, Michael, dan Emma; tiga anak yatim piatu yang selalu
berpindah panti asuhan akhirnya mendarat di kota Cambridge Falls. Kejadian
magis terjadi ketika Atlas Emerald yang
semacam mesin waktu membawa ketiganya ke kota itu, 15 tahun sebelumnya. Dalam
buku kedua ini, dari awal, ketiga bocah lugu ini sudah menjadi incaran para
penyihir jahat pimpinan Magnus si Bengis. Untuk menyelamatkan Atlas Emerald, Kate terpaksa memindahkan
dirinya ke New York 100 tahun sebelumnya. Sayangnya, ia terjebak di masa itu,
meninggalkan Michael dan Emma sendirian di masa kini.
Frustrasi
menunggu sang Kakak yang belum juga kembali, Michael dan Emma memutuskan untuk
mencari Kitab Api dengan bantuan
penyihir baik Stanislaus Pym dan Gabriel. Perjalanan mereka berawal di Malpesa,
salah satu kota sihir yang sudah ditarik dari dunia modern, yang berada di
ujung selatan benua Amerika Latin. Pencarian akan Kitab Api ternyata membawa mereka ke daratan berselimut es, dengan
naga bernapaskan api, dan penjaga yang sudah tidak waras. Pun, begitu, pasukan
musuh masih berhasil mengejar mereka. Maka Michael, Emma, dan Gabriel pun harus
bersiap-siap terlibat pertempuran akbar memperebutkan Kitab Api dengan monster-monster suruhan Magnus. Pertempuran di
buku kedua ini jauh lebih seru dan lebih epic dibanding pertempuran di buku
pertama. Keren dan tak membosankan, banyak hal baru dihadirkan. Jika Atlas Emerald mampu mengendalikan waktu,
maka apakah kekuatan dari Kitab Api?
Petualangan
Kate di New York tahun 1899 juga tidak kalah menegangkan. Ia menjadi saksi dari
hari-hari terakhir ketika sihir belum ditarik dari dunia. Waktu itu, manusia
biasa masih hidup berdampingan dengan penyihir, kurcaci, elf, troll, dan
mahkluk-mahkluk magis lainnya. Sayangnya, kemampuan ajaib komunitas sihir ini
membuat manusia biasa (yang lebih banyak) menjadi merasa terancam. Kate
menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak yang berbakat sihir diekploitasi oleh
manusia biasa, bahkan penyihir dewasa pun sering diserang tanpa alasan. Inilah
yang kemudian menjadi alasan penarikan komunitas sihir dari dunia. Terhitung
mulai 1 Januari 1900, komunitas sihir akan disembunyikan dari dunia. Ada
kota-kota yang “dihilangkan” dari dalam peta modern. Ada jalan-jalan yang kini
tidak dapat diakses lagi oleh manusia
biasa. Ada sudut-sudut kota yang tak terlihat di mata manusia biasa.
Di sinilah
Kate bertemu dengan anak-anak yang sama berbakat dengan dirinya. Juga dengan
Rafe, yang kelak dikatakan akan menjadi orang yang sangat berkaitan dengan
kehidupan ketiga bersaudara/bersaudari itu. Dalam endingnya, akan muncul pula beragam fakta dan kebenaran yang selama ini ditutup-tutupi dari ketiga anak itu, termasuk fakta tentang orang tua mereka. Menarik juga melihat perkembangan karakter dari ketiga anak ini. Petualangan demi petualangan yang mereka alami secara tidak sadar telah membentuk diri mereka menjadi lebih dewasa, lebih bijak, dan lebih bertanggung jawab. Inilah makna utama dari para pemegang (pembaca) buku, yakni mereka menjadi semakin baik seiring dengan semakin banyak buku yang dibaca.
"Setiap hari, melalui tindakan kita, kita memutuskan siapa diri kita sebenarnya." (hlm 283)
Secara
isi, Kitab Api jauh lebih tebal dan
lebih matang dibanding Atlas Emerald. Di
buku kedua ini, muncul lebih banyak karakter, dan juga premis-premis yang lebih
menarik. Adegan pertempurannya juga lebih banyak, dengan plot dan twist yang
bertebaran di sepanjang halaman-halamannya. Ketika menerima buku ini sebagai
kado dari secret santa, saya langsung
melonjak girang. Bukan, bukan karena harganya yang mahal, tetapi karena buku
ini ternyata tebal hihihi. Masing keder pas mau baca, apakah bisa selesai cepat
berhubung colekan lemburan nan tak mau ditunda. Tapi begitu buka, dan ceritanya
luar biasa menarik, selesailah buku ini dalam 3 hari *halah lama* Untuk yang
sudah baca Atlas Emerald, jangan
sampai melewatkan Kitab Api karena
kau tidak tahu apa yang telah kau lewatkan.
Sekarang, kita tiba pada bagian teristimewa, yakni siapakah sang Secret Santa yang sangat baik hati dan pintar sekali memilihkan buku bagus ini untuk saya. Petunjuknya sudah di posting di blog beberapa waktu yang lalu. Saya muat ulang ya fotonya:
Ok, tidak ada pantun, kalimat teka-teki, atau petunjuk apapun selain gambar salam tiga jari di atas. Mumpung mau Pemilu, saya mencari-cari siapa sih di antara anak-anak BBI yang jadi kader parpol no 3? Tapi, kayaknya ngak mungkin. Jadi pasti ada apa-apa dengan angka 3. Kalau ngak dia nomor urut 3, bisa juga dia sering ngadain sesuatu yang berbau angka 3. Petunjuk lainnya, kenapa angka tiganya digambarkan kayak salam Distrik 13 di Cacthing Fire? Kenapa ngak pakai angka 3 saja? Pasti ini si Santa suka baca The Hunger Games juga. Petunjuk ketiga merujuk pada alamat toko buku on line Hobby Buku shop. Setelah dipikir dan diintip pakai gulingin baskom, maka saya memberanikan diri menebak si Secret Santa sebagai:
Busya Kabar Gembira (B-zee)
Kenapa:
1. Blog Bacaan Bzee yang memang mengadakan program "Scene on 3"
2. Mbak Busyra juga suka baca The Hunger Games, yang dia pernah bilang di wa kalau ia paling suka buku Mockingjay (buku ke-3)
3. Mbak Busyra ini juga langganan PO di Hobby Buku Shop
Hihihi... maafkan kalau deduksi saya yang masih amat polos ini keliru alias salah orang. Entah benar atau salah, siapapun Anda, saya ucapkan terima kasih banyak atas kiriman kadonya. Saya senang sekali sama buku ini.
Kecups
*ngakak*
ReplyDeleteAduh, gimana ya ngomongnya, jadi ga enak nih XD
Memangnya partai no 3 itu partai apa? Mbak bzee jadi kadernya? :D :D
Deletengakak guling2 baca komen ini xD xD
DeleteAku kok ngiranya bukan BZee ya Dion, soalnya itu bisa dibaca jadi huruf lain juga , hehehehe
ReplyDeleteHahaha, masuk akal sih analisanya, kak Dion..
ReplyDeleteSemoga benar yaa ^^
Soal bukunya, aku beberapa kali ngeliat buku ini terus malah keinget Harry Potter. Kirain ini fanfic gitu, jadi belum niat beli *ditendang
hmmm petunjuknya emang pelit sih ya, bisa mengarah ke banyak hal...btw aku pingin baca buku ini, masih nyari yg pertamanya XD
ReplyDeleteAku tahu santanya Dion :P Clue-nya ada di post si santa sekitar bulan November deh, hihihi... Tapi biarlah si Santa yg membuka jatidirinya besok deh. Selamat kepo selama 24 jam! :P
ReplyDeleteLaahh....Bzee kan santanya si sodara fonemnya :))
ReplyDeleteBukannya mastez sukses menebak santanya dion ya?
Huakakakaka... Santanya Dion tetangga joglosemar??? Ga percayaaaaa.... :D
ReplyDeleteastagaa dion itu deduksinya dion kok ngepas2in banget sih? wkwkwkwkkwkwkw aku ngakak nih baca alasan nunjuk Bzeenya
ReplyDeleteHaduh "diintip pakai gulingin baskom" gak kebayang,.. :D
ReplyDeletehahaha, sama spt Fanda, itu tandanya bukan merujuk pada Panem atau Hunger Games, clue-nya di bulan November :D
ReplyDelete(pas kebetulan juga tahu orangnya)
deuh, semoga tebakan mas Dion salah (soalnya tebakanku sama)
ReplyDeletehehhe XD
Kita lihat besok ya Mas Dion.. tapi kalo liat cluenya pun aku juga nyerah.. hihi
ReplyDeleteCovernya mirip Hapot ya, jadi inget watu itu Ijul pernah share pic di Bajaj.
ReplyDeleteSemoga tebakannya benarrrr
Ini petunjuk paling susah, cuma 3 jari... Aku sih ga bisa nebak, semoga bener tebakannya :)
ReplyDeletebuset riddlenya cuma angka 3, gimana nebaknya? huahahaha, analisisnya lucu.
ReplyDeleteriddlenya cuma gambaar, sampe bingung nganalisisnya XD
ReplyDeletekalo dikutak katik gambarnya kayanya bisa merujuk ke tetangga mbak mbk hobbybuku ya? *ngarang*
ReplyDeletewell, apakah tebakannya benar? kayaknya nggak deh #dikeplak
Haha.. kayaknya salah ya mas dion? :D
ReplyDeleteSabar yaaa.. #pukpukpuk
Halo, siapa ya Santa saya? Kok belum ada pengakuan? *siapin baskom isi salak pondoh
ReplyDeleteMau dong salak pondohnya, kirim ke Sby yah
Deletewakakakaka, kader parpol no.3, ada-ada aja nebaknya =))
ReplyDeleteAyo kader partai ngaku sebelum pemilihan umum dimulai =))
Hai hai, seneng deh Dion suka sama bukunya. Buat yang masih penasaran, santanya Dion udah ngaku di group FB ya. *berlalu sambil kasih salam tiga jari* :))
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSemoga tebakkannya bisa bener deh
ReplyDelete