Search This Blog

Sunday, January 19, 2014

Blacksun, Bangkitnya Kekuatan Matahari Hitam



Judul : Blacksun, Bangkitnya Kekuatan Matahari Hitam
Pengarang : Yanuar Sri Susetyo (Yoyoi)
Editor : Nakagainin
Tebal : 268 hlm
Cetakan: 1, Desember 2013
Penerbit: Senja

 20489143

                Blacksun, begitu judul asli naskah ketika dulu buku ini sampai ke tangan saya bersama puluhan naskah lain yang harus diseleksi dan dipilih dalam lomba #fikfanDIVA. Dan, setelah bersemedi sambil gegoleran baca komik di sofa yang hangat selama tiga hari, saya akhirnya memilih naskah ini menjadi salah satu dari 7 naskah pemenang #fikfanDIVA. Sebuah hal yang sulit, amat sangat sulit, untuk memilih 3 dari 100 naskah fantasi yang disodorkan kepada saya untuk dipilih, dalam waktu yang sangat mepet dan pundi-pundi keuangan yang sedang sangat tipis. Banyak naskah dengan premis bagus, tema menawan, dan ide cerita yang sebenarnya bisa di-eksplore lagi. Sayang sekali, lomba #fikfanDIVA ini mensyaratkan sebuah poin yang tidak bisa ditawar-tawar: jumlah halaman  maksimal 130 halaman spasi ganda. Ini tentu sebuah syarat yang berat bagi penulis karena mereka sangat dibatasi dalam menggoreskan kreativitasnya. Bagaimana dalam jumlah halaman yang sedikit, mereka harus bisa menghasilkan sebuah kisah yang utuh.
               
                Salah satu pilihan kenapa saya memilih Blacksun adalah karena ceritanya selesai, tamat di halaman terakhir, sesuai yang disyaratkan dalam lomba tersebut. Pertimbangan kedua adalah karena ceritanya beda, mengangkat tentang pasukan ninja tapi tidak ninja-ninjaan seperti Naruto (yang sepertinya parah banget memadukan elemen fantasi dan sejarah, walau seru juga sih nonton Naruto asal karakter orang yang ditolongnya tidak cenggeng-cenggeng amat #abaikan). Settingnya pun di Indonesia. Lalu saya bilang, oke ini temanya unik: ninja dan Indonesia. Lalu saya baca lagi naskah itu, dan karena redpel sudah teriak-teriak minta agar hasil #fikfanDIVA keluar, maka saya pasrahkan diri sepenuhnya kepada sang editor yang kelak agak darah rendah karena mengedit naskah ini hihihi.
               
                Ok, untuk sebuah cerita fantasi tentang ninja yang epic, Blacksun jelas-jelas masih butuh berbagai tambalan, pembenahan, dan penambahan jumlah halaman (ini serius, cerita ini terlalu sangat pendek). Untungnya, si penulis pandai dalam menghemat halaman. Dari awal, sudah disuguhkan adegan pertempuran ala ninja dengan saling melempar shurinkan atau bintang terbang atau apalah itu. Jadi, seorang anak pemulung bernama Deker (Hah, pemulung namanya Deker? Nanti akan ada alasan mengapa nama si pemulung lebih keren daripada nama si peresensi) tanpa sengaja menjadi saksi kunci upaya pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok ninja jahat bernama Matahari Hitam. Kelompok ini adalah sisa-sisa dari prajurit Jepang yang pernah menjajah Indonesia tahun 1941 – 1945. Cita-cita Nipon Cahaya Asia mereka pegang erat, bahkan ketika Jepangnya sendiri sudah tidak minat menjajah secara fiksi (tapi menjajah lewat film kartun #eh).

                Kelompok Matahari Hitam dipimpin oleh seorang master yang sangat sakti bernama Master Luzon. Mereka berupaya membangkitkan kembali kejayaan pasukannya. Tapi, karena Jepang sudah tidak mendukung mereka lagi, kelompok ini kemudian mencari bantuan kepada artefak magis yang disebut Pedang Kematian. Pedang ini memiliki pasangannya, yakni Batu Keabadian, yang jika keduanya disatukan maka Master Luzon (yang tetanggaan sama Mindanau) akan memiliki kekuasaan untuk membangkitkan kembali pasukan Jepang yang telah mati puluhan dan bahkan ratusan tahun lalu. Dengan pasukan abadi inilah, mereka kemudian bertekad untuk menguasai dunia.
               
                Kembali ke Deker, rupanya ia menjadi saksi mata pembunuhan seorang profesor yang konon telah menemukan Pisau Kematian, yang dibunuh karena ia tidak mau menunjukkan di mana pisau keramat itu berada. Herannya, ini penemu tapi kok malah dibunuh, bukannya ditawan atau gimana gitu buat dipaksa nunjukin pisaunya. Lanjut, nah pas Matahari Hitam mengejar Deker, untung dia diselamatkan oleh Garuda Eks, musuh bebuyutan Matahari Hitam. Maka terjadilah adegan kejar-kejaran ala James Bond. Di tengah keramaian Jakarta, dua mobil kejar-kejaran sambil saling menembak. Garuda Eks berhasil menembak roda depan mobil Matahari Hitam, yang membuat mobil penjahat itu nyeruduk dan kecelakaan. Herannya lagi, mobil Garuda Eks ini malah muter balik dan menghampiri komplotan matahari Hitam yang tengah mengaduh kesakitan (bayanginnya sambil megangin pinggang dan encok hihihi) trus si Garuda Eks ini bilang “weeeekkk” ke komplotan Matahari Hitam. Nah, pistol mana pistol? Bukannya selama mereka masih mengaduh, kudunya masih bisa nembak si week ini ya? #abaikan
               
                Usut punya usut, Deker ini akhirnya bergabung dengan tim basket Garuda Eks ini. Mereka bahu-membahu menghalangi kelompok Matahari Hitam yang akhirnya berhasil menyatukan pisau kematian dan batu abadi. Lalu, ketika gerhana tiba dan langit terbelah, para roh mulai menenggok dari lubang di langit. Ritual pemanggilan arwah pun dimulai. Berhasilkah Garuda Muda Eks menyelamatkan dunia? Kita saksikan episode berikutnya #ngarep. Plus, ada bonus nih tentang rahasia si Deker, tentang mengapa namanya bagus gitu, dan mengapa ia bisa terlibat dalam kasus pelik ini. 

                Overall, buku ini so-so. Konsep dan tema awalnya unik, asal digarap lebih rapi dan lebih matang lagi. Juga ada beberapa bolong logika, yang seandainya dipoles lagi pasti bagus. Trus, jurus-jurus ninjanya dibanyakin, adegan berantemnya diseringin. Pasti bagus deh jadinya. Untuk cover, bagus sih tapi kok banyak yang bilang ini mirip Kakashi? Tapi, saya lemparin 3 bintang untuk ide uniknya.

1 comment: