Judul : Blacksun, Bangkitnya Kekuatan
Matahari Hitam
Pengarang : Yanuar Sri Susetyo (Yoyoi)
Editor : Nakagainin
Tebal : 268 hlm
Cetakan: 1, Desember 2013
Penerbit: Senja
Blacksun, begitu judul asli naskah ketika dulu buku ini sampai ke
tangan saya bersama puluhan naskah lain yang harus diseleksi dan dipilih dalam
lomba #fikfanDIVA. Dan, setelah bersemedi sambil gegoleran baca komik di sofa
yang hangat selama tiga hari, saya akhirnya memilih naskah ini menjadi salah
satu dari 7 naskah pemenang #fikfanDIVA. Sebuah hal yang sulit, amat sangat
sulit, untuk memilih 3 dari 100 naskah fantasi yang disodorkan kepada saya
untuk dipilih, dalam waktu yang sangat mepet dan pundi-pundi keuangan yang
sedang sangat tipis. Banyak naskah dengan premis bagus, tema menawan, dan ide
cerita yang sebenarnya bisa di-eksplore lagi. Sayang sekali, lomba #fikfanDIVA
ini mensyaratkan sebuah poin yang tidak bisa ditawar-tawar: jumlah halaman maksimal 130 halaman spasi ganda. Ini tentu
sebuah syarat yang berat bagi penulis karena mereka sangat dibatasi dalam menggoreskan
kreativitasnya. Bagaimana dalam jumlah halaman yang sedikit, mereka harus bisa
menghasilkan sebuah kisah yang utuh.
Salah satu pilihan kenapa saya
memilih Blacksun adalah karena
ceritanya selesai, tamat di halaman terakhir, sesuai yang disyaratkan dalam
lomba tersebut. Pertimbangan kedua adalah karena ceritanya beda, mengangkat
tentang pasukan ninja tapi tidak ninja-ninjaan seperti Naruto (yang sepertinya
parah banget memadukan elemen fantasi dan sejarah, walau seru juga sih nonton
Naruto asal karakter orang yang ditolongnya tidak cenggeng-cenggeng amat
#abaikan). Settingnya pun di Indonesia. Lalu saya bilang, oke ini temanya unik:
ninja dan Indonesia. Lalu saya baca lagi naskah itu, dan karena redpel sudah
teriak-teriak minta agar hasil #fikfanDIVA keluar, maka saya pasrahkan diri
sepenuhnya kepada sang editor yang kelak agak darah rendah karena mengedit naskah
ini hihihi.
Ok, untuk sebuah cerita fantasi
tentang ninja yang epic, Blacksun jelas-jelas
masih butuh berbagai tambalan, pembenahan, dan penambahan jumlah halaman (ini
serius, cerita ini terlalu sangat pendek). Untungnya, si penulis pandai dalam
menghemat halaman. Dari awal, sudah disuguhkan adegan pertempuran ala ninja
dengan saling melempar shurinkan atau
bintang terbang atau apalah itu. Jadi, seorang anak pemulung bernama Deker
(Hah, pemulung namanya Deker? Nanti akan ada alasan mengapa nama si pemulung
lebih keren daripada nama si peresensi) tanpa sengaja menjadi saksi kunci upaya
pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok ninja jahat bernama Matahari Hitam.
Kelompok ini adalah sisa-sisa dari prajurit Jepang yang pernah menjajah
Indonesia tahun 1941 – 1945. Cita-cita Nipon Cahaya Asia mereka pegang erat,
bahkan ketika Jepangnya sendiri sudah tidak minat menjajah secara fiksi (tapi
menjajah lewat film kartun #eh).
Kelompok Matahari Hitam dipimpin
oleh seorang master yang sangat sakti bernama Master Luzon. Mereka berupaya
membangkitkan kembali kejayaan pasukannya. Tapi, karena Jepang sudah tidak
mendukung mereka lagi, kelompok ini kemudian mencari bantuan kepada artefak magis
yang disebut Pedang Kematian. Pedang ini memiliki pasangannya, yakni Batu
Keabadian, yang jika keduanya disatukan maka Master Luzon (yang tetanggaan sama
Mindanau) akan memiliki kekuasaan untuk membangkitkan kembali pasukan Jepang
yang telah mati puluhan dan bahkan ratusan tahun lalu. Dengan pasukan abadi
inilah, mereka kemudian bertekad untuk menguasai dunia.
Kembali ke Deker, rupanya ia
menjadi saksi mata pembunuhan seorang profesor yang konon telah menemukan Pisau
Kematian, yang dibunuh karena ia tidak mau menunjukkan di mana pisau keramat
itu berada. Herannya, ini penemu tapi kok malah dibunuh, bukannya ditawan atau
gimana gitu buat dipaksa nunjukin pisaunya. Lanjut, nah pas Matahari Hitam
mengejar Deker, untung dia diselamatkan oleh Garuda Eks, musuh bebuyutan
Matahari Hitam. Maka terjadilah adegan kejar-kejaran ala James Bond. Di tengah
keramaian Jakarta, dua mobil kejar-kejaran sambil saling menembak. Garuda Eks
berhasil menembak roda depan mobil Matahari Hitam, yang membuat mobil penjahat
itu nyeruduk dan kecelakaan. Herannya lagi, mobil Garuda Eks ini malah muter
balik dan menghampiri komplotan matahari Hitam yang tengah mengaduh kesakitan
(bayanginnya sambil megangin pinggang dan encok hihihi) trus si Garuda Eks ini
bilang “weeeekkk” ke komplotan Matahari Hitam. Nah, pistol mana pistol?
Bukannya selama mereka masih mengaduh, kudunya masih bisa nembak si week ini
ya? #abaikan
Usut
punya usut, Deker ini akhirnya bergabung dengan tim basket Garuda Eks ini.
Mereka bahu-membahu menghalangi kelompok Matahari Hitam yang akhirnya berhasil
menyatukan pisau kematian dan batu abadi. Lalu, ketika gerhana tiba dan langit
terbelah, para roh mulai menenggok dari lubang di langit. Ritual pemanggilan
arwah pun dimulai. Berhasilkah Garuda Muda Eks menyelamatkan dunia? Kita
saksikan episode berikutnya #ngarep. Plus, ada bonus nih tentang rahasia si Deker,
tentang mengapa namanya bagus gitu, dan mengapa ia bisa terlibat dalam kasus
pelik ini.
Overall,
buku ini so-so. Konsep dan tema awalnya unik, asal digarap lebih rapi dan lebih
matang lagi. Juga ada beberapa bolong logika, yang seandainya dipoles lagi
pasti bagus. Trus, jurus-jurus ninjanya dibanyakin, adegan berantemnya
diseringin. Pasti bagus deh jadinya. Untuk cover, bagus sih tapi kok banyak
yang bilang ini mirip Kakashi? Tapi, saya lemparin 3 bintang untuk ide uniknya.
Kaya itachi ya
ReplyDelete