Judul : Child Thief (Si Pencuri Anak)
Pengarang : Brom
Penerjemah : Tanti Lesmana
Sampul/Ilustrasi:
Brom
Cetakan : 1, Oktober 2012
Tebal : 932 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Alkisah,
tersebutlah seorang anak laki-laki bernama Peter. Ia memiliki telinga lancip,
gesit, lincah, selalu gembira, dan senang bermain. Hanya saja, permainan itu
sering berakhir dengan berdarah-darah. Dari luar, ia tidak jauh berbeda dengan
anak-anak menjelang remaja normal lainnya. Tapi, tidak ada yang tahu bahwa ia adalah
anak yang tugasnya membawa anak-anak terbuang berpindah menuju Avalon, sebuah
pulau sihir tempat petualangan hebat menanti. Satu demi satu, Peter berhasil
mengaet anak-anak yang terlunta-lunta di jalanan, yang terbuang, yang
tersakiti, dan tidak diinginkan. Ia menjanjikan petualangan dan rumah yang
nyaman bagi anak-anak tersebut. Tapi, ia lupa mengatakan bahwa petualangan di
Avalon lebih seringnya berakhir dengan kematian! Bahkan, menembus kabut yang
mengelilingi Avalon pun sudah merupakan horor tak termaafkan. Anak yang tidak
memiliki keteguhan hati akan tersesat di dalam kabut, sebelum kemudian
kehidupannya direnggut oleh roh-roh ganas yang menjaga kabut itu.
Adalah
Nick, seorang remaja berusia 14 tahun yang mendapat giliran ke Avalon. Peter
menemukannya tengah di-bully oleh anak-anak berandalan. Merasa cocok, Nick pun
setuju ikut dengan Peter ke pulau petualangan itu. Tantangan pertama adalah
menembus kabut, Nick berhasil. Tapi, sejak saat itu ia tahu bahwa ada yang
salah dengan Peter, dengan Avalon, dengan anak-anak buangan yang dijuluki
Iblis. Nick mendapati Avalon penuh dengan monster berbahaya serta beragam
kekejian yang tidak beradab. Belum lagi, ada Para Pemakan Daging yang
menghantui dan memusnahkan mahkluk-mahkluk ajaib penghuni Avalon. Nick baru
menyadari bahwa ia dan anak-anak lainnya direkrut oleh Peter sebagai pasukan
untuk melawan para Pemakan Daging, untuk menyelamatkan Avalon.
Jangan
percaya pada roh hutan atau dewi air sekalipun, karena di Avalon Nick belajar
bahwa mahkluk-mahkluk mitologis itu ternyata bisa sangat kejam dan egois. Ketika
pecah perang besar antara pasukan Peter dengan kelompok Pemakan Daging, Nick
baru memahami bahwa tidak ada yang gratis jika kita berkenaan dengan
mahkluk-mahkluk di Avalon. Semua ada bayarannya, dan di Avalon, tidak jarang bayaran
itu berupa darah atau bahkan nyawamu sendiri. Bagi Peter, pengorbanan itu
diperlukan demi tetap lestarinya dunia sihir Avalon, suaka terakhir dari
makhluk-mahkluk mitologis dari dunia modern.
Kelam
dan sangat muram, itulah kesan saat membaca lembar-lembar novel ini. dari awal
hingga akhir, Brom membawa pembaca kepada petualangan yang sifatnya
berdarah-darah, perang sampai mati, mahkluk-mahkluk yang tidak punya belas
kasih, dan rahasia kelam dari Avalon dan sang dewi pelindungnya. Setelah
pertempuran besar melawan para pemakan daging, pembaca akan dibuat galau lagi
tentang siapa yang sebenarnya baik dan siapa yang sebetulnya jahat.
Berselang-seling dari tengah hingga akhir, akan ada begitu banyak karakter yang
berhasil ditampilkan secara utuh dan manusiawi oleh penulisnya. Seiring
pembacaan berlanjut, makin tidak jelas mana yang baik dan mana yang jahat
karena semuanya punya motif dan pandangannya sendiri. Ini teknik ekplorasi
karakter yang bagus, kalau saja Brom tidak membuatnya semuram dalam novel ini.
Jadi,
mengapa novel ini begitu muram, kejam, dan berdarah-darah? Semuanya dijelaskan
oleh Brom di catatan akhir. Buku ini merupakan versi “gelap” dari kisah Peter
Pan. Brom terinspirasi menulis novel tebal ini setelah menemukan sebuah kalimat
“mengerikan” yang ada dalam versi asli Peter
Pan karya JM Barrie. Saya tidak masalah dengan ceritanya yang gelap dan
kelam, tapi mbok ya endingnya dibikin
begimana gitu jangan dibikin ending yang
begituan (emang begituannya gimana Yon?)
Masak ending-nya kayak gini:
***************** (gatel spoiler). Pembaca kan sudah sabar dan sekuat tenaga
membaca 900 halaman lebih, jadi paling enggak hibur dong dengan ending yang gimana gitu, jangan kayak
begini aja *halah*. Pokoknya endingnya seharusnya bisa dibikin lebih baik lagi.
Demikian. *Kemudian dikeplak Gramedia hahaha*
diooon sama, aku juga ga sukaaa endingnya ;p agak terlalu maksa ya?? apalagi si ituuu pake mati segala huahahaha spoiler :D
ReplyDeleteIya, kenapa jadi 'begituan' ya... quote : tapi mbok ya endingnya dibikin begimana gitu jangan dibikin ending yang begituan
ReplyDeletekevin durant shoes
ReplyDeleteyeezy shoes
lebron james shoes
curry 6
retro jordans
off white
kyrie 6
adidas ultra boost
goyard bags
golden goose sale
xiaofang20191213