Search This Blog

Sunday, May 19, 2024

Ya Allah...Benarkah Sejarah Ini?

Judul : Ya Allah...Benarkah Sejarah Ini?

Penyusun: Drs. Asep Saepul lah MH

Cetakan: 2008

Tebal: 180 hlm

Penerbit : Shuhuf

Dalam sejumlah riwayat populer agama Islam, ada beberapa riwayat sejarah yang sepertinya tidak masuk akal. Tetapi karena disampaikan dengan jalur dan sanad yang jelas, diiyakan oleh sementara ulama dan perawi, serta diterima oleh sebagian besar umat, berita-berita itu dengan terpaksa saya terima. Meskipun agak kaget juga awalnya, tetapi bagaimana lagi jika.memang seperti itulah yang telah disepakati. Pertanyaannya, benarkan memang peristiwa peristiwa itu terjadi? Bahkan ketika itu bertentangan dengan Al Qur'an dan hadist? 

Beberapa di antaranya yang pasti kita sudah sangat hapal: Siti Khatijah yang menikah dengan Baginda Nabi Muhammad Saw pada usia 40 tahun, Siti Aisyah yang dinikahi Baginda Nabi pada umur 6 tahun, Hindun (mertua Nabi Saw) yang konon membelah dada Hamsah dan memakan langsung hatinya sampai muntah. Masih ada beberapa lagi yang sebenarnya jika ditinjau dengan pengamatan yang jernih dan akal yang lurus, seharusnya tidak demikian.

Jalur periwayatan Islam yang diawali dengan hafalan lalu disampaikan oleh, disampaikan oleh ini telah lama dikritik oleh kaum orientalis sebagai metode pencatatan sejarah yang tidak akurat. Mereka membandingkannya dengan penulisan lewat manuskrip dan dokumen tertulis yang dianggap lebih terjaga. Sementara Islam menggunakan metode sanad yang sangat didasarkan pada bagaimana sifat dari orang yang menyampaikan riwayat tersebut. Hanya riwayat dari orang yang dianggap jujur, terpercaya, dan memiliki sifat sifat baik saja yang dapat diterima periwayatannya. Jalur ingatan ini yang kemudian dipakai pihak musuh Islam untuk menanamkan keraguan pada umatnya. 

Salah satu kelemahan pencatatan lewat ingatan adalah kemungkinan bercampurnya ingatan satu dengan ingatan lain sehingga kadang tumpang tindih. Bisa juga karena pertambahan usia yang tentu saja mempengaruhi kejelasan ingatan dan kevalidan hafalan. Tidak heran jika Imam Bukhari dan Muslim sangat berhati-hati dalam memilih hadist hadist mana saja yang benar benar sahih. Karena memang ingatan manusia terbatas. Jadi bukan peristiwanya yang tidak terjadi, tetapi mereka yang mengingatnya yang agak melenceng dalam mengingat apa yang sebenarnya terjadi. 

Salah satunya yang cukup mengagetkan saya adalah tentang usia pernikahan Aisyah. Ada 24 hujjah di buku ini yang menolak riwayat populer yang bahkan turut disampaikan dalam Sahih Bukhari ini. Salah satu jalur sanad yang dicurigai rusak adalah periwayatan dari Hisyam. Beliau ini adalah perawi hadist yang sangat produktif, tetapi ditengarai usia dan posisi domisili telah mengurangi kejernihan ingatannya. Salah satunya, menurut yang ditulis di buku ini, kesalahan beliau menghilangkan angka 10 pada umur Siti Aisyah. Kesalahan yang sangat fatal sebenarnya karena ini digunakan musuh musuh Islam untuk menghina Baginda Nabi Saw. yang sering dianggap pedofil karena menikahi anak usia 6 tahun. 

Total 24 hujjah di buku ini yang menggambarkan betapa keliru dan tidak logisnya riwayat itu. Mulai dari aspek sejarah, aspek keluarga Aisyah, aspek sosial budaya Arab masa itu, hingga aspek logis. Salah satunya, kemungkinan bahwa Hisyam telah keliru menyampaikan karena usia tua (70 tahun) dengan kondisi tubuh pikiran yang sudah payah serta posisinya yang saat itu sudah pindah ke Irak. Sejumlah ulama mendapati hadist hadist yang disampaikan Hisyam saat dia pindah di Irak kurang valid. Bagaimana jika sebenarnya, Aisyah menikah dengan Nabi Saw pada usia 16 tahun (usia yang wajar untuk masa itu) dan baru tinggal serumah dengan Nabi pada usia 19 tahun? Bukankah ini usia yang wajar dan normal saja? Untuk kebenarannya, hanya Allah SWT yang mengetahui sebenarnya, tetapi kita sebagai manusia tetap bisa menggunakan logika dan catatan historis untuk mencoba menguaknya. 

Fakta sejarah lain yang juga turut 'diluruskan' buku ini adalah peristiwa Hindun memakan hari Hamsah. Peristiwa keji ini dipandang dari banyak segi sangat tidak masuk logika. Saat pertama kali baca riwayat ini, saya juga hampir tidak percaya. Apalagi Hindun akhirnya masuk Islam dan bahkan menjadi mertua Nabi Saw. Mungkin benar anaknya telah membunuh Hamsah (yang hal ini wajar dalam sebuah peperangan) tetapi kalau sampai badan lawan dirusak dan dimakan, sungguh keterlaluan. Buku ini dengan sejumlah hujjah yang cukup kuat membuktikan kalau riwayat tentang Hindun ini tidak benar. 

Juga apakah benar wanita berasal dari tukang rusuk Adam? Benarkah Hawa yang menggoda Adam untuk memakan buah khuldi? Benarkah Ali ra..menggantikan Nabi tidur di ranjangnya saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah? Ada banyak banget fakta sejarah Islam populer yang dibongkar habis di buku ini. Pada akhirnya, kita tidak bisa membuktikan dengan 100% yakin bahwa peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti itu. Sejarah memang milik mereka yang menulis. Tetapi ingat juga kalau sejarah pada akhirnya jadi ikut tergantung pada bagaimana si penulis menuliskan sejarahnya: apakah dia jujur? Apakah dia tidak bias?  Apakah dia juga mengecek dulu dan menggunakan POV lain sebelum menuliskan sejarah itu? Semoga, kebenaran tetaplah kebenaran walau ditutup-tutupi. 


No comments:

Post a Comment