Search This Blog

Monday, February 19, 2024

Kembang Sepasang

Judul: Kembang Sepasang, Kumpulan Puisi

Penyair: Gunawan Maryanto

Teal: 86 hlm

Cetakan: 2017

Penerbit: Grasindo


Pertama kali mengenal puisi-puisi beliau di buku Sejumlah Perkutut Buat Bapak. Unik sekaligus kental sekali suasana Jawanya. Dari beragam perkutut yang saya kira satu itu ternyata bisa dipuisikan sesuai makna dan keistimewaannya. Bagian pertama dari buku kumpulan puisi ini juga menggunakan teknik yang sama. Tetapi temanya tentang anak-anak spesial yang dalam budaya Jawa konon harus diruwat agar tidak "dimakan" Betara Kala dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Di tangan sang penyair, kedhono-kedhini, ontang anting, sendang kapit pancuran dan pancuran kapit sendang; semuanya dimaknai lewat jalur puitis.Ada juga puisi-puisi yang berangkat dari pemaknaan akan bulan-bulan dalam budaya Jawa, dari April sampai kembali ke Maret lagi.

Ada lima bagian puisi dalam buku ini, yaitu :

1. beberapa sajak perihal anak

2. magical thought

3. yang berlaku sepanjang tahun

4. berguru pada bayang-bayang

5. yang terlepas dan tak tuntas


galeri ini hanya mengenal suaramu

--yang membaca puisi ini diam-diam

dalam jeda nafasmu, ia seperti bahagia. (hlm. 21)

Ada juga beberapa puisi yang akan membawa pembaca ke masa kecil dulu dengan dongengan orang tua, bahwa Dewi Sri akan menangis ketika kita makan tetapi nasinya tidak dihabiskan. Dongeng ini ternyata kalau ditelaah lagi, memiliki nilai yang mendalam. Betapa beras adalah makanan pokok yang berharga dan jangan sampai disia-siakan dengan tidak dihabiskan.

Beberapa puisi lainnya adalah penjabaran Anak Sukerta, Pranata Mangsa, dan beberapa kisah pewayangan tapi disampaikan lewat wujud puisi. Jujur, puisi-puisi beliau memang lumayan bikin mikir karena dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai subjek yang sedang dipuisikan agar pembaca bisa menikmati puisi tersebut seutuhnya. Setidaknya, pengetahuan dasar tentang kawruh basa Jawa akan sangat berguna untuk bisa menikmati puisi-puisi di buku ini.

Sugeng tindak, penyair hebat.

No comments:

Post a Comment