Search This Blog

Monday, January 29, 2024

Kasus Nyanyian Berhantu

Judul: Kasus Nyanyian Berhantu

Pengarang: Rizal Iwan

Tebal: 174

Cetakan: Juli 2018

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia


Blurb: Nyanyikan ketika sedang sendiri, dan dia akan datang.

Namira adalah gadis kecil yang tidak biasa. Baginya, hantu bukan untuk ditakuti dan ia justru bersimpati dengan tokoh-tokoh jahat dalam dongeng.

Setelah tak sengaja menyanyikan sebuah lagu lama yang katanya dapat memanggil hantu, arwah seorang anak perempuan meneror Namira. Dibantu Vedi dan Jani, dua teman barunya, ia berusaha mengungkap misteri di balik lagu itu.

Sebuah teka-teki yang membuat mereka mempertanyakan kembali arti baik dan jahat.

***

Buku pertama dari seri Creepy Case Club, dan ternyata melebihi ekspektasi karena memang masih jarang ada buku petualangan anak-misteri-detektif lokal sekomplet ini. Berbeda dengan serial petualangan lain yang menggunakan misteri hantu hanya sebagai kedok untuk menarik cerita, dalam serial (terkahir saya cek udah ada 5 buku) ini hantunya beneran ada. Misteri hantu tidak sekadar hanya dijadikan tempelan penarik minat, tetapi juga dimasukkan dalam cerita. Tapi yang seru, itu tidak menjadikan buku ini jadi buku horor ala ala Goosebumps. Malah lebih mirip kisah detektif dengan bumbu misteri horor.

Di buku pertama ini, klub kasus seram pertama kali dibentuk. Anggotanya tiga anak SD bernama Namira, Vidi, dan Jani. Kasus dimulai dengan Namira yang menyanyikan lagu Soleram pada malam-malam saat sedang sendirian. Konon, siapa yang melakukan itu akan dihantui oleh hantu bernama Soleram. Namira yang tak percaya mencobanya, dan berakhir dengan teror kecil yang cukup merepotkan. Dari sinilah klub kasus seram ini akhirnya terbentuk. Untuk menyelidiki benarkah lagu Soleram yang legendaris itu beneran berhantu atau tidak. Buku ini rampung dalam sekali-dua kali baca saking serunya.

Paling menarik dari buku ini adalah bagaimana penulis menggunakan fakta-fakta untuk menjelaskan semua misteri. Termasuk misteri hantu, bagaimana kontak itu terjadi, hingga kenapa penampakan bisa muncul terkait sebuah peritiwa di masa lalu. Semua dijelaskan dengan "logika cerita" meskipun ada beberapa misteri yang mungkin bisa terbuktikan kebenarannya. Lewat kisah anak ini, penulis jelas menunjukkan kecintaannya pada membaca buku, riset, berpikiran terbuka akan segala kemungkinan, serta tentang manusia yang tidak sepenuhnya hitam atau putih saja.

Meski seru, harus diingat kalau ini buku anak yang ditulis oleh orang dewasa. Tetapi menurut saya, penulis bisa tetap menjadi anak-anak dalam karyanya ini tanpa membuat mereka terkesan dewasa seperti penulisnya. Kadang, ada penulis yang saking asyiknya cerita dan fokus membangun tensi malah mereka jadi lupa kalau tokohnya masih anak-anak. Hasilnya, karakter dewasa dalam sosok anak. Buku ini tidak demikian. Meskipun ada beberapa kali penulis menyelipkan pesannya sebagai orang dewasa, tarafnya masih wajar dan dapat diterima. Jangan lupa juga, anak-anak sekarang itu sudah jauh lebih cerdas dan tahu banyak dibandingkan kita pas seumuran mereka dulu. Bukan berarti karena kita tidak pernah melihat atau menjumpai seorang anak SD yang cerdas seperti anak SMA, bukan berarti tidak ada. 

Selain cerita seram, buku ini juga kayak akan referensi. Setidaknya, akan terlihat jelas bahwa penulisnya memakai referensi buku-buku tentang tema terkait yang pasti bisa ditelusuri rujukannya. Atau, setidaknya, terlihat kalau pengarangnya memang suka baca buku dan novel sehingga memiliki pemikiran terbuka dan wawasan luas. Ini terlihat sekali dari tulisannya. Tentang persahabatan, tentang keanusiaan; buku ini memuat nilai-nilai universal yang sepatutnya lebih banyak dikenalkan kepada pembaca muda sejak dini. Salam hormat untuk penulisnya. Saya memutuskan untuk membaca dan mengoleksi semua seri buku ini, semoga bisa punya semua (baru baca 4 buku).

No comments:

Post a Comment