Search This Blog

Monday, January 17, 2022

FantasTeen: Absolute Zero, Distopia Lokal yang (Sebenarnya) Menjanjikan

Judul:  FantasTeen: Absolute Zero

Pengarang: Fauzi Maulana

Tebal: 192 halaman

Cetakan: 1, 2014

Penerbit: DAR! Mizan




Blurb: Badai matahari yang terjadi pada 2012 menyebabkan perubahan cuaca yang sangat ekstrem berpuluh tahun kemudian. Bumi ditutupi salju dan penderita hipotermia satu persatu meninggal dunia. Sebagai seorang wartawan, tentu saja Arus merasa heran dan bertekad mengetahui apa yang terjadi.

Arus pun bertemu seorang pemecah kode bernama Alvinci Smartings. Mereka bersama Rosseau sang detektif menemukan chip terakhir dari Exitium. Ini semua terjadi pada tahun 2089. Siapkah kamu melihat masa depan? 

Novel Absolute Zero ini lebih ke distopia lokal sih, dengan setting Bandung pada tahun 2080an. Di masa itu, Bumi mengalami Zaman Es yang ditandai dengan turunnya salju di Indonesia. Awalnya mungkin bikin senang bisa liat snow on tropic, tetapi setelah berjalan dua tahun orang mulai merindukan kondisi panas seperti sedia kala. Sayangnya, es tetap bertahan. Bumi semakin mendingin dan banyak tanaman mulai mati bahkan punah. Para tunawisma kedinginan di luar sana sementara wadah hipotermia meledak di Indonesia yang notabene adalah negara tropis. Terbiasa dimanjakan dengan sinar matahari yang berlimpah membuat kondisi tubuh warganya sukar beradaptasi dengan penurunan suhu secara global.

Anehnya para ahli atau ilmuwan tidak mengetahui apa penyebab pendinginan suhu yang ekstrem ini. Dua wartawan yang diminta mewawancarai seorang ahli terkait bencana ini mendapati kalau mereka ternyata menghadapi sebuah konspirasi global dan pertempuran antara dua organisasi rahasia. Arus Revoir, salah satu wartawan itu bahkan harus kehilangan pekerjaan dan juga para sahabatnya karena mencoba menyilidiki apa yang terjadi. Apalagi, setelah pimpinan surat kabar tenpatnya bekerja ditemukan telah tewas dibunuh. Konon, pria itu mengetahui sesuatu terkait bencana dingin ekstrem ini.

Arus ditemani seorang polisi bernama Rosseau yang sekaligus menjadi partner on crime-nya dalam kisah ini. Mantan bos Arus ternyata memiliki alat sekaligus informasi penting yang diincar oleh sebuah organisasi global yang hendak menghancurkan dunia dan menggantinya dengan tatanan dan orang-orang baru. Ada kemungkinan kalau musim dingin ekstrem ini sengaja dibuat dan bukannya sebuah fenomena alam. Arus dan Rosseau pun dikejar-kejar dan entah berapa kali harus menghadapi anggota organisasi rahasia yang ingin membungkam mereka.

Ide cerita novel ini unik sekaligus menarik. Sebuah distopia tentang Indonesia di masa depan yang canggih tapi sekaligus juga ...dingin. Bagaimana dengan kemajuan teknologi yang ada, seseorang bisa merancang sebuah bencana ekologis yang mempengaruhi bahkan dapat menghancurkan populasi dunia. Cerdas banget penulisnya ( yang masih 17 tahun saat buku ini terbit ) menggunakan Zaman Es sebagai tema apokalipse di buku ini. Bahwa kehancuran Bumi tidak melulu harus duar dan bam tapi bisa juga dengan musim dingin panjang yang mematikan tanaman dan kemudian mahkluk hidup yang lainnya. Ini memang pernah terjadi di masa lampau ketika Bumi mengalami dua kali eh atau tiga kali Zaman Es.

Sayangnya, untuk sebuah naskah distopia futuristik, aroma masa depannya masih kurang terasa. Tidak ada mobil terbang atau gedung yang bisa mengelola dirinya sendiri. Dari deskripsinya, hampir tidak banyak berbeda dengan kondisi sekarang. Eh kecuali banyak tanaman hijau yang diganti tanaman plastik. Mobil dan senjatanya juga masih biasa aja, ya mungkin ini efek dari Perang Gaib yang terjadi tahun 2012. Dan tolong, ini Perang Gaib itu apa dan bagaimana jalannya tidak digambarkan dengan begitu jelas. Bagian awal juga agak kikuk. Tapi lama-lama seru juga mengikuti perjalanan Arus dan Rosseau dan interaksi keduanya. Makin lama makin ngalir dan nyaman diikuti.

Sayang sekali (lagi) endingnya belum selesai di titik yang klimaks. Kayaknya bakal ada sekuelnya karena kisah ini sama sekali belum selesai. Semoga penulis berbaik hati menuliskan dan menyelesaikan lanjutan kisah seru ini.


No comments:

Post a Comment