Search This Blog

Wednesday, August 28, 2019

Kesal/Terhibur (?) dengan Alcatraz Versus The Evil Librarians #1- 5

Judul: Alcatraz Versus The Evil Librarians #1 - 5
Pengarang: Brandon Sanderson
Penerjemah: Nadya Andwiani, Dyah Agustine
Cetakan: 2017 - 2018
Penerbit: Mizan Fantasi




Ternyata, bangsa dinosaurus belum punah. Mereka bahkan berevolusi dan mendirikan kerjaan sendiri--sebagai besar dari mereka adalah para dino terpelajar!

Ternyata, pinguin beneran bisa terbang--dan err mereka terbang seperti roket!

Ternyata, Perpustakaan kuno Alexandria masih eksis, dan bahkan koleksinya terus bertambah! (termasuk tulisan label baju dan coret-coretan alay anak ABG)

Ternyata, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan semua negara di lima benua yang selama ini kita anggap sebagai negara-negara merdeka sejatinya adalah negeri-negeri sunyi yang diperintah diam-diam oleh sekelompok pustakawan. 

Ternyata, selama ini kita dibohongi oleh para pustakawan durjana?

***
Mungkin, dunia bakal tetap tenang dan tersembunyi seperti ini kalau saja seorang bocah bernama Alcatraz Smedry tidak muncul dengan bakat hebatnya. Bertahun-tahun, seorang pustakawati ditugasi untuk mengawasi si bocah yatim-piatu ini, untuk mencegah agar dia tidak mengetahui bahwa dirinya berbakat (kasusnya mirip Harry Potter yang baru tahu kalau dirinya seorang penyihir ketika usianya 10 tahun). Bakat Al adalah merusak. Semua benda yang dia sentuh selalu rusak, dan ini yang membuatnya dibenci semua orang. Entah sudah berapa keluarga yang mengadopsinya hanya untuk kemudian mengembalikannya karena kerusakan yang ditimbulkannya. Al sudah hampir menyerah, seolah dia menyandang kutukan gelap yang membuatnya dijauhi dan tidak disayangi.

Ketika suatu hari seorang pria tua asing--yang mengaku sebagai kakeknya--datang, kehidupan Al berubah sepenuhnya. Dari beliau, bocah itu mendapati fakta bahwa seluruh kehidupannya selama ini dan juga kehidupan hampir separuh umat manusia di bumi adalah  kebohongan. Dalam kerahasiaan, separuh wilayah Bumi dikuasai oleh sekelompok pustakawan durjana yang tidak ingin manusia mengetahui apa yang sebenarnya. Para pustakawan ini mencuci otak hampir separuh populasi di bumi, mengatakan kepada kita berbagai kebohongan bahwa dunosaurus sudah punas, pinguin tidak bisa terbang, tidak ada benua lain selain lima benua yang kita kenal, dan bahwa kostum badut itu konyol.

Tapi, para pustakawan durjana belum berhasil menguasai semua. Masih ada negeri-negeri merdeka yang tertap melawan dominasi para pustakawan tersbut. Negeri-negeri itu ada di wilayah kosong yang selama ini kita kenal dengan Samudra Pasifik dan Atlantik. Para Pustakawan Durjana dengan lihai menanamkan dalam pikiran kita bahwa tidak ada apa pun selain samudra luas di wilayah-wilayah besar tersebut. Bahkan, salah satu negeri merdeka dihuni oleh bangsa dinosaurus yang peradabannya maju. Negeri-negeri yang selama ini kita kenal (di benua Asia, Afrika, Asia, Eropa, Australia) adalah negeri-negeri yang berhasil dikuasai oleh para Pustakawan Durjana--dan mendapat julukan Negeri Sunyi.

Dari sang Kakek Smedry juga, Al mengetahui bahwa dia tidaklah sebatang kara. Faktanya, al adalah bagian dari keluarga Smedry yang sangat dihormati di Negeri-Negeri Merdeka sekaligus dibenci para Pustakawan Durjana. Keluarga Smedry diberkahi dengan bakat-bakat luar biasa yang agak berkebalikan dengan apa yang selama ini kita anggap sebagai luar biasa. Al bisa merusak barang-barang yang disentuhnya, Kakeknya punya bakat datang terlambat (karena itulah dia terlambat menemui Al dan mengatakan kebenarannya), sepupunya berbakat sekali nyasar. Ada juga yang bakatnya suka kehilangan benda-benda, tidak jago berhitung, pelupa, dan tidak jago menari. Sebentar, ini kelebihan apa kekurangan ya sebenarnya? Ngakak saya tuh.

Tapi uniknya, dengan bakat-bakat "tidak berbakat" inilah yang justru menjadi senjata bagi Klan Smedry. Pokoknya penulis fantasi yang satu ini benar-benar mempu menjungkirbalikkan apa yang selama ini kita kira logis menjadi tidak logis--dan dia mampu menutupinya dengan lumayan logis. Jadi keluarga Smedry ini selain punya bakat aneh, mereka juga memiliki senjata yang lumayan keren. Karena judul novelnya mengandung kata-kata perpustakaan maka senjatanya adalah ... lensa. Dari lensa-lensa inilah penulis menyalurkan poin-poin sebuah seri novel fantasi (yang wajib ada adegan bertempur dengan kekuatan ajaibnya)--padahal si Al sendiri entah sudah berapa kali bilang kalau novel fantasi itu membosankan dan tidak berguna wkwk.

Pengaruh Harry Potter memang masih terasa di seri ini. Di antaranya pada penggolongan manusia dan pustakawan, juga negeri-negeri merdeka yang ngakunya lebih baik daripada negeri-negeri sunyi. Ketertarikan sepupu Al pada muggle, eh penduduk negeri sunyi juga mengingatkan saya pada ayah Ron. Tapi, seri Alcatraz ini juga punya sisi-sisi orisinalitasnya sendiri. Dia juga fokus pada hal-hal terkait buku dan perpustakaan. Dan anehnya, semua yang berkaitan dengan buku dan perpustakaan digambarkan sebagai sesuatu yang buruk (jangan kebanyakan membaca, lebih baik olahraga atau ngapain itu; perpustakaan Alexandria yang librarian-nya pelit banget; juga maskas pusat Pustakawan Durjana yang ternyata ada di ... perpustakaan juga!

Dengan cara yang cerdas, penulis membalik apa yang selama ini kita anggap benar lalu menjadikan sebaliknya sebagai cerita. Buku dan pustakawan yang selama ini kita anggap sebagai "barang baik" ternyata malah menjadi antagonis di buku ini. Pustakawan digambarkan sebagai sosok-sosok keji yang rela menembaki orang-orang yang tidak mau menurut dengan propaganda mereka. Di sisi lain, para pustawakawan penyandang senapan ini langsung panik begitu ada kartu indeks yang bertebaran di lantai. Mereka juga akan membaca setiap lembar kertas yang ada tulisannya--bahkan ketika sedang bertempur.

Bahkan teknik bercerita di buku ini pun bisa dibilang agak melenceng dari kaidah yang resmi. Al sendiri berdalih dia menulis seri ini seperti itu agak para Pustakawan Durjana tidak menyita seri buku ini di toko buku dan perpustakaan umum. Misalnya saja, yang agak mengganggu saja, bagian awal dari tiap bab di lima buku ini seringkali melenceng ke mana-mana, ceritanya lagi apa eh malah bahas kornet ikan dan pinguin yang bisa menembakkan roket dari bokongnya. Ngakak sih, tapi kalau ceritanya lagi seru jadinya malah mengganggu (menurut saya loh). Mana ada coba, penulis yang menamai setiap bab dalam bukunya dengan nama manusia? Ya di buku ini salah satunya wkwkwk.

Dari awal, seri Alcatraz ini sudah mengaku kalau ceritanya bakal berbeda dengan buku-buku fantasi yang lain. Dan saya memang mendapatinya perbedaan (lebih tepatnya keunikan) tersebut (banyak sekali) di sepanjang buku 1 sampai 5. Keunikan yang kadang bikin kesel, bikin bosan sesekali, tetapi lebih seringnya bikin ngakak. Seri ini juga memiliki elemen kejutan asyik sebagaimana yang biasa ditawarkan oleh novel-novel fantasi lainnya. Sejauh ini, saya paling suka buku kedua dan lalu buku pertama; tetapi saya sebel banget buku kelimanya hahaha (banyak pembaca yang sepertinya berbagi kekesalan dengan saya terkait buku kelima ini). Pokoknya, jika kamu penyuka buku dan berpikir bahwa buku adalah segalanya; cobalah baca seri Alcatraz dan Evil Librarian ini dan Anda akan terkezoed. 

2 comments:

  1. Udah nimbun dua buku pertama. Ini ulasan rangkuman kelima bukunya ya? XD

    ReplyDelete
  2. ada game seru loh di sini.. hanya di AJO Q Q, COM.. yuk mainkan dan dapatkan bonusnya,,, WA : +855969190856
    website : AJOPK.ORG

    ReplyDelete