Search This Blog

Thursday, September 20, 2018

Kisah 1001 Malam, Seri Pertama dari Rangkaian Kisah Ajaib dari Arabia


Judul: Kisah 1001 Malam
Penyusun: Abu Abdullah Muhammad Al Jihsiyari
Penerjemah: Muhammad Halabi
Cetakan: Pertama, Agustu 2018
Tebal:432 hlm
Penerbit: DIVA Press 




Dari sekian banyak kisah dari era lampau yang tetap bertahan dan masih dicintai hingga zaman sekarang, salah satunya adalah Kisah 1001 Malam. Dikumpulkan bak batu permata dan kepingan emas yang berserakan di padang pasir Arabia, Alif Layla wa Layla atau The Arabian Nights membuktikan dirinya sebagai kumpulan kisah fantastis terbaik yang telah dan akan terus diceritakan serta disimak kembali sepanjang zaman. Kisah 1001 Malam sendiri merupakan kumpulan cerita rakyat yang berasal dari kawasan Timur Tengah, Persia, Mesir, yang bercampur dengan cerita rakyat dan mitologi India kuno, Asia Kecil dan Mesopotamia. Setting utama yang melatar belakangi kisah-kisahnya adalah kawasan padang pasir Arabia, Lautan Hindia, Teluk Persia dan kawasan antara Timur Tengah hingga India.

Keistimewaan utama dari Kisah 1001 Malam adalah teknik penceritaannya yang unik dan tak terbandingkan. Dalam satu cerita ada cerita lain di mana dalam cerita itu ada cerita lagi. Teknik ini disebut teknik penceritaan berlapis di mana satu tokoh dalam cerita menceritakan cerita lain yang di dalamnya ada cerita lagi. Masing-masing cerita saling memeperkaya cerita yang lain, ibarat lapisan wafer nan lezat. Teknik unik ini diketahui sangat jarang dijumpai sebelumnya sehingga banyak penulis Barat yang terkagum-kagum oleh pesona The Arabian Nights. Tidak kurang dari pujangga besar seperti Goethe, Voltaire, dan William Wordwords mengakui bahwa The Arabian Nights mengilhami karya-karya mereka.


Alkisah, hiduplah seorang raja Dinasti Sasaniyah yg adil dan bijaksana.  Raja itu memiliki seorang permaisuri yang sangat ia cintai. Namun, istrinya ternyata berselingkuh. Saat Raja tengah berburu ke luar kota, ternyata istrinya malah bercinta dengan budaknya. Begitu aib itu terbongkar, Raja langsung menghukum mati keduanya. Tetapi itu tidak cukup. Rasa sakit hati akibat pengkhinatan telah mengubahnya menjadi raja yang bengis.  Ia menganggap semua perempuan sama saja, suka berkhianat di belakang suaminya. Sebagai hukuman, Raja menikahi satu gadis setiap harinya dan kemudian membunuh mereka pada pagi hari setelah malam pertama. Sang Wazir yang maish waras akhirnya mengorbankan anak-anak gadisnya untuk dipersunting si raja lalim. Syahrazad, gadis itu ternyata cerdik dan mengatur strategi dengan adiknya. Ia mengelabuhi sang raja dengan kisah-kisah menarik yg sengaja tidak ditamatkan di penghujung malam agar ia aman dari ancaman pembunuhan.

Dalam jilid pertama dari total 8 jilid ini, Syahrazad menuturkan 37 kisah yang gemanya terus bergaung dalam benak para pembaca, pendongeng, dan pemirsa dari penjuru buana selama ratusan tahun.  Malam demi malam, raja dan juga para pembaca akan disuguhi aneka kisah ajaib dan menakjubkan. Banyak kisah yang sejatinya tidak masuk akal di buku ini, tetapi mengingat waktu kisah-kisah ini dikumpulkan, bisa dibayangkan betapa kisah-kisah ini pernah sangat ajaib di masanya.  Kisah paling mashyur di buku ini adalah cerita Raja Sinbad, tetapi Sinbad di seri pertama ini berbeda dengan kisah Sinbad yang populer di masyarakat. Dalam kisah Sinbad dan Burung Baaz (dan mungkin di banyak kisah lain di buku ini) akan kita temukan kisah Sinbad sebagai seorang penguasa yang tidak panjang akal. Kisah petualangan Sinbad yang mengarungi tujuh samudra tidak saya temukan di buku ini.

Selebihnya, ceritanya seolah monoton dan begitu-begitu saja. Seperempat awal buku ini begitu memesona dengan aneka kisah ajaibnya, tetapi selebihnya adalah serangkaian kebetulan yang memunculkan kelakar tawa dan juga rasa iba. Saya baru menyadari bahwa Sinbad, Aladin, dan Alibaba yang kita kenal itu hanyalah 5% dari keseluruhan kisah dalam  Alif Layla wa Layla. Banyak kisah ajaib di dalamnya yang jarang dipublikasikan. Disney dan para penerjemah Barat kemungkinan hanya menyortir kisah-kisah yang dianggap menarik untuk pembaca anak-anak. Sebagian besar kisah lainnya memang lumayan kelam dan penuh dengan tipu daya. Beberapa kisah bahkan bisa dibilang vulgar karena menampilkan adegan-adegan pria dan wanita. Yang lainnya menampilkan kebengisan penguasa. Tetapi, selalu ada pelajaran yang bisa kita petik. Bahwa kebaikan pada akhirnya akan menang. Sungguh, banyak yang ternyata belum kita baca tentang  Alif Layla wa Layla. 

Banyak cerita yang menurut saya cenderung ganjil ketimbang ajaib. Metode penceritaan yang berlapis memang menarik di awal, tetapi semakin ke belakang entah kenapa semakin membosankan. Deskripsinya juga banyak diulang-ulang. berulang kali penulis menjelaskan sosok wanita yang sangat cantik, tetapi tidak pernah digambarkan cantiknya yang bagaimana selain wajahnya yang menyerupai cahaya bulan purnama. Apalagi jika ternyata cerita yang disajikan tidak seajaib kisah-kisah di bagian awal buku. Jika digeneralisasikan, seri pertama ini berisi lebih banyak kisah-kisah yang sifatnya keseharian, yakni terkait aktivitas perdagangan, pemerintahan, dan perjalanan biasa. Jika pembaca menantikan perjalanan mengarungi samudra atau menembus belantara dengan berbagai mahkluk misterius yang harus dihadapi, Anda tidak akan menemukannya di buku ini. Tetapi jika ingin mengintip sedikit kehidupan kafilah pedagang di padang gurun Asia, buku ini akan menuntaskan rasa ingin tahu Anda.  

Masih ada tujuh seri Kisah 1001 Malam yang rencananya bakal diterbitkan. Mari kita nantikan.

1 comment:

  1. Itu bukunya soft cover atau hard cover ya? Di dalam bukunya berisi tulisan semua atau ada gambar"nya mas?

    ReplyDelete