Judul: P*lisaurus dan Cerita Lainnya
Pengarang: Gunawan Tri Atmodjo
Penyunting: Edi AH Iyubenu
Tebal: 200 hlm
Cetakan: Pertama, September 2017
Sampul: Suku Tangan
Penerbit: Basabasi
Saat mengikuti workshop Festival Basabasi tanggal 8 Oktober
2017 lalu, Mas Gunawan menceritakan sedikit tentang buku berjudul bahaya ini. Judul itu dia dapatkan saat masih kuliah dulu. Konon,
di kamar mandi kampus tergoreslah gambar dinosaurus tetapi kepalanya berbentuk p*nis. Dari sinilah kemudian judul itu muncul. Dengan judul yang menjurus ke bawah seperti ini, maka sedikit
bisa diduga kalau isi buku ini akan banyak menyenggol kawasan rawan di
selangkangan. Dan, memang benar. Tidak hanya sekali, penulis begitu saja
mengobral kata-kata yang ditabukan semacam ng*ceng
(jw: er*ksi), s*mpak (jw. celana dalam), ng*loco (jw. *nani), hingga film biru (hal-hal berbau porno). Konon, ide penulisannya sendiri memang sengaja di
konsep ke arah tersebut sehingga pembaca diharapkan memiliki pikiran yang agak terbuka
saat membaca kumcer ini (tapi pakaiannya tetap model tertutup loh, ya buka-buka
dikit nggak apa-apa deh untuk penyegaran #eh).
Tidak kemudian hal-hal seputar selangkangan yang diobral
tadi menjadikan ini buku porno. Pun jika pun rada menjurus, pembaca akan
memilih tertawa ngakak alih-alih terangsang. Semua yang serba-porno dan pernah
melintas di pikiran kaum laki-laki dituliskan di buku ini. Beragam pisuhan dan
diksi-diksi jorok berhamburan dalam tulisan, seolah menjadi wadah dari luapan
imajinasi penulis. Mas Gun memang memiliki prinsip menulis sebebas-bebasnya,
mengedit seketat-ketatnya sehingga cerpen-cerpen di buku ini menjadi bukti
keliaran imajinasinya.
Walau temanya terbatasi, bukan berarti imajinasi turut
dikurangi. Dengan tema yang ‘rada
nyenggol’ saja beliau mampu memunculkan banyak cerita-cerita dengan aroma dan
rasa yang berbeda, atau orang-orang yang berbeda tapi dengan kesukaan yang
sama: dunia k*lamin. Lewat buku ini, mengutip pendapat Tia Setiadi, penulis mengajak pembaca untuk menertawakan kelamin
kita. Untuk apa? Agar kita tidak menjadi budaknya.
Walau kurang memunculkan efek ngakak spontan sebagaimana
saat membaca Tuhan Tidak Makan Ikan, rasa
Mas Gunawan Tri Atmodjo masih ada. Buku ini tetap menghadirkan baris-baris khas
Mas Gunawan yang muncul mendadak di tengah keseriusan cerita, dan langsung
sukses bikin tergelak. Lebih dari sekali, saat saya sedang asyik menekuri
perjalanan para penikmat tangan sendiri ini, tiba-tiba muncul sebuah punch line yang tidak hanya guyonan Jawa
banget, tetapi sekaligus mengingatkan bahwa ini adalah karya mas Gunawan yang
sedang saya baca.
Misalnya pada halaman 148, di tengau-tengah cerpen yang
kayaknya seram ini, tanpa peringatan dan tanpa dosa, muncul baris ini: “Kabut lalu mengajakku ke kamarnya dan
menunjukkan buku teratas dari tumpukan di samping ranjangnya. Aku membaca
judulnya: Kerang yang Dikecapi Asam Manis Tak Pernah Membenci Wajan karya Kere
Piye.” Tentu saja, para pembaca zaman now pasti sudah tahu siapa penulis yang
dimaksud. Eh iya, Kabut ini nama orang yang kamarnya lebih banyak berisi buku
ketimbang berisi kenangan masa remajanya.
Tidak lupa juga, sentilan halus Mas Gun pada
fenomena-fenomena kekinian juga hadir kembali di buku ini. Dalam sebuah cerpen
pendek berjudul “Tuah Membaca”,pembaca disajikan kisah tentang Ugahari Tanu
yang menemukan manfaat membaca bagi kesehatan. Katanya, membaca dapat
mempercepat proses penyembuhan. Ini cocok dengan dirinya yang habis operasi
amandel.
Sayangnya, Ugahari Tanu tak jua menemukan buku yang cocok untuk dia
baca. Puisi dirasanya membosankan, sementara novel dianggapnya menjemukan. Sampai
akhirnya, dia menemukan buku yang paling cocok untuk dibaca. Baginya, tidak ada
yang lebih bagus, menghibur, dan berkhasiat bagi kesehatan kecuali buku
*********. Kira-kira buku apa hayo? Jawaban silakan dibuka di halaman 50. Tolong
dong, setelah Kere Piye kok muncul lagi Ugahari Tanu *kejungkel. Untuk menutup
ulasan geje ini, saya kutipkan satu petuah yang luar biasa berfaedah dari sang
penulisnya:
"Orang yang menulis tanpa pernah membaca adalah omong
kosong."
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete