Penyusun: Anton Kurnia
Editor : Gunawan Tri Atmodjo
Cetakan: Pertama, Juni 2017
Tebal: 228 hlm
Penerbit: Basabasi
Agak bersalah juga menyelesaikan membaca buku ini di jam
kerja. Tetapi, hari Kamis (8/6) kemarin terjadi pemadaman listrik dengan jangka
waktu yang tidak tanggung: 6 jam. Dan, karena mau sortir buku juga nggak jago,
jadi daripada rumpi (haus sih jadi lagi ngindarin rumpi) saya bertekad
menyelesaikan membaca buku ini. Hasilnya tidak mengecewakan. Buku ini
memberikan kepada pembacanya banyak informasi menarik terkait dunia komik di
Indonesia. Atau, mungkin lebih tepatnya, memandang dunia komik Indonesia dari
sudut pandang pembaca. Bagi pecinta komik, buku ini akan jadi pemandu istimewa
untuk lebih mengenal perkembangan komik lokal. Sedangkan bagi peminat sejarah
dan pembaca pada umumnya, buku ini adalah jenis buku unik yang jarang ditemukan
ragamnya di pasaran. kemudian, tentang anggapan bahwa membaca komik itu tidak berguna. Penulis menjawabnya lewat buku ini.
Ada beberapa hal besar tentang komik yang dibahas di buku
ini. Pertama sejarah perkembangan komik di Indonesia, terutama di Bandung.
Dulu, ternyata ada toko buku Maranantha
yang menjadi saksi kejayaan komik lokal tahun 1950 hingga 1980-an. Toko
ini juga melayani percetakan serta penerbitan komik-komik karya komikus lokal
yang kondang kala itu, diantaranya Koo Ping Hoo dan RA Kosasih. Keren ya seandainya toko ini masih ada, dan
ternyata memang masih ada sodara-sodara. Sayangnya, toko legendaris ini kini
menyusut menjadi semakin kecil, dan dibuka hanya untuk mengisi waktu pemiliknya—bukan
karena banyak yang masih cari komik terbitan lawas. Menarik juga mengetahui
bahwa saat jaya-jayanya dulu, komik terbitan toko ini tidak hanya dipajang di
toko buku tetapi juga dijual oleh para pedagang eceran biasa. Luar biasa,
seandainya saja hal yang sama masih terjadi saat ini. Ini bukti bahwa
masyarakat Indonesia ternyata juga suka baca.
Hal kedua yang dibahas di buku ini tentu saja adalah para
komikus lokal yang pernah merajai serta menggerakkan dunia perkomikan Indonesia. Untuk urusan ini, RA
Kosasih menjadi jawaranya lewat seri komik Ramayana dan Mahabarata tetapi
dengan rasa Indonesia. Bisa dibilang, komik inilah salah satu yang bisa
mendekatkan para pembaca Indonesia dengan kisah pewayangan. Selain itu, beliau ternyata juga pernah membuat komik
superhero perempuan berjudul Sri Asih yang mungkin terinspirasi oleh Wonder Woman. Tentu, selain itu, kita masih ingat
bahwa negeri ini juga pernah menghasilkan komikus-komikus yang memproduksi seri
superhero warna lokal seperti Gundala Putra Petir dan Laba-Laba Merah. Fakta
unik lainnya, komik Deni Manusia Ikan ternyata adalah terjemahan dari komik
luar negeri yang aslinya berjudul Denizen of the Deep. Komik ini sudah sulit
didapatkan di pasaran saat ini.
Bicara tentang komik di Indonesia, tentu tidak bisa
dilepaskan dari serian Tintin karya Herge. Sebagaimana kebanyakan pecinta buku
lain di Indonesia, penulis rupanya memiliki kenangan khusus terhadap seri ini
sehingga satu bagian di buku ini dipersembahkan untuk wartawan pemberani ini.
Walau banyak hal tentang Tintin yang dikisahkan ulang, tetapi banyak informasi
baru juga yang bisa kita dapatkan. Di antaranya, bandara yang digunakan untuk
pendaratan pesawat Tintin dalam seri Penerbangan
714 adalah Bandara Kemayoran, bukan
Halim PK. Indonesia juga adalah negara
satu-satunya di Asia Tenggara yang oleh Herge dipilih sebagai setting komik
Tintin. Ada lagi satu informasi menarik terkait rahasia Tintin yang tampak
selalu muda. Konon, ada profesor dari Eropa yang menyebut bahwa rahasia awet
muda Tintin adalah karena dia sering tidak sadarkan diri akibat trauma di
kepala. Ya, memang sih dalam kebanyakan kisah Tintin, dia sering sekali dipukul
kepalanya sampai pingsan. Trauma di kepala ini yang bikin hormon pertumbuhan berhenti
berproduksi. Ada-ada saja ya, eh tapi siapa tahu?
Satu hal menarik lain terkait perkembangan komik nusantara,
konon ada penerbit lain di Indonesia yang telah menerbitkan Tintin sebelum
penerbit Indira. Konon, hanya beberapa kolektor saja yang memiliki buku cetak
Tintin berbahasa Indonesia sebelum diterbitkan Indira. Tetapi, sampai sekarang,
belum ada yang benar-benar bisa menunjukkan keberadaan buku tersebut. Misterius
ya? Ada juga kisah tentang komik terbitan penerbit kecil di Sumatra Utara yang
telah terlebih dahulu menggunakan istilah novel grafis jauh sebelum istilah ini
pertama kali muncul dan digunakan di
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Penulis menyertakan foto sampul
komik bergambar pertama ini di buku ini. Yang saya bolak-balik dan putar-putar untuk berusaha
menyerap unsur kekunoannya *kurang kerjaan*. Sayangnya, penulis sedikit sekali
mengulas tentang fenomena komik manga
yang mewarnai dunia komik Indonesia
mulai tahun 1990-an. Tetap saja, buku ini sangat penting dimiliki dan dibaca
untuk menambah pengetahuan seputar perkembangan dunia komik di Indonesia.
BANGYAK GAME ONLINE SERU NIH DI SINI
ReplyDeleteUntuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : pesonaqq
* WA : +85587984700
Link Alternatif : Pesonavip.com
Salam Sukses Pesonaqq.com