Penulis: Chistian Simamora
Penyunting: Alit Tisna Palupi
Penerbit: Twigora
Tebal: xii + 476 halaman
Terima kasih kepada Wardah yang berbaik hati meminjamkan buku hawwtttt ini. Dari Wardah pula saya tahu kalau di TYPO ini kadar HOT-nya paling puncak*halah* dibanding karya-karya Chrismor sebelumnya. Saya termasuk mengikuti seri Jboyfriends ini--walau dua buku terakhir belum sempat baca (dan beli) karena ketimbun bacaan sastra*kejengkang di genangan cokelat*--jadi lumayan tahu kadar kipas-kipasnya. Dan memang di TYPO ini kadar adegan ranjangnya termasuk
"Eh, berandai-andai boleh nggak?" Mai mengangguk lagi. "Gimana kalau suatu saat salah satu dari kita ternyata jatuh cinta?"
"Artinya, salah satu dari kita baru saja ngelakuin kesalahan." Hening sesaat. "Like a typo."
"Typo? Apa itu?"
"Typographical error," jelas Mai. "Kesalahan ejaan atau penulisan kata pada materi cetak."
Yang bikin TYPO ini beda adalah
Bertahun-tahun kemudian, Josh dan Mai dipertemukan kembali pada usia twenty-something. Mai tumbuh jadi wanita karier dengan prestasi yang mulus
Profesionalisme mengharuskan keduanya sering bertemu dan berinteraksi. Ketika keduanya harus tinggal di Bali selama sebulan untuk mengawasi pembukaan sebuah proyek keluarga, benih-benih cinta menemukan kesempatan bersemi. Mai dan Josh sama-sama tertarik secara fisik, dorongan hasrat di antara keduanya begitu berat sehingga tak mungkin menampik bisikan nafsu yang sudah mendidih di ubun-ubun. Tetapi, atas nama profesionalisme, keduanya sepakat untuk membatasi hubungan keduanya sebagai having fun semata, dan berjanji tidak akan bawa-bawa hati. Hubungan Josh dan Mai hanya sebatas hubungan badan, tidak sampai ke hubungan hati. Errr ... ini rasanya agak gimana gitu sih buat orang Indonesia, tetapi karena di fiksi ya mau gimana lagi. Mangkanya buku ini memang sebaiknya untuk konsumsi pembaca dewasa, bukan remaja. Orang tua dan kakak-kakak harap waspada ya. Karena, hubungan Josh dan Mai di TYPO memang beneran hawwttttsyiinnn.
Celakanya--atau malah untungnya, cinta perlahan-lahan tumbuh. Walau diam-diam dan saling mengingkari, Josh dan Mai sama-sama memendam perasaan merah hati yang mulai tumbuh. Ya jelas aja sih, hubungannya sampai kipas-kipas bintang lima gitu masak ya nggak ngelibatin hati? Mai aja sampe merem melek sementara Josh melet-melet *skip nggak penting* jadi wajar aja kalau rasa suka itu muncul. Sayangnya, entah karena keadaan atau mungkin penyangkalan, keduanya sepakat untuk hanya saling hasrat tapi tidak saling cinta. Kita adalah janji yang ditakdirkan untuk diingkari, begitu prinsip keduanya. Dan ketika cinta disangkal, yang muncul adalah rasa sakit. Baik Mai dan Josh harus mau menerima balasan dari penyangkalan yang mereka lakukan. Memang benar kata salah seorang penulis: bahwa untuk perkara cinta, jangan pernah main-main dengan
"Relationship itu lebih dari sekadar berpelukan, berpegangan tangan, berciuman... Relationship isn't about who you can see your life with, but who you can't see your life without." (hlm. 31)
Astagaaaa aku ngakak kejer baca review ini. XD
ReplyDeleteNgoahahaha kamu baca juga Vin novelnya?
DeleteKayaknya Mas Dion nikmatin banget part adegan kipas-kipasnya, hahaha.
ReplyDeleteYa gimana ya ... lumayan bisa bikin melek kalau baca malam-malam hahaha
DeleteReviewnyaaaaaa... Juara, hahahahha. Ampon deh :D btw aku udh agak bosan dg seri #jboyfriend ini, formulanya ketebak dan gitu-gitu aja. Tapi pas ad judul baru tetep aja (ehem) kepo dan beli. Semacama guilty pleasure kali ya, Lah ini kok jadinya curcol :D
ReplyDeleteSetuju sama kami, sebenarnya aku sudah bosan sejak sampai di As Seen on TV, pernah bilang juga di ulasan kalau formulanya gini gini elulu. Tetapi, kemudian, mungkin ini tanda atau ciri khas dari penulis kali ya dalam menulis. Sesuatu yang dia nyaman nulisnya dan dengan demikian membuat bahagia saat menuliskannya. Ya, akhirnya aku juga sudah mulai jarang belinya, ini aja pinjem bukunya hahaha #eh
DeleteAmpuuun 🤣we masih polos🤣masih d bawah umur😆
ReplyDelete