Search This Blog

Wednesday, January 4, 2017

Petualangan Keren Mencari Palu Thor

Judul: Magnus Chase and the Gods of Asgard, Palu Thor
Pengarang: Rick Riordan
penerjemah: Reni Indardini
Peyunting: Yuke Ratna P
Tebal: 588 hlm
Cetakan: 1, November 2016
Penerbit: Noura Books

 33224375

Setelah di buku pertama kita diajak kenalan sama Magnus, Valhala, dan dewa-dewi Nordik yang lebih sering bikin jengkel ketimbang bikin hormat, Magnus Chase dan Sam datang lagi mengajak kita bertualang. Kali ini, tujuan perjalanan (atau misi) mereka adalah mencari senjata magis yang menjadi judul buku ini: palu Thor. Yang sudah baca buku pertama tentunya sudah hapal dengan tabiat dewa-dewi dari bangsa Aesir ini: gesrek parah. Odin yang kepo banget dengan hp keluara terbaru (Nokia, pabriknya ada di Finlandia yang merupakan salah satu wilayah Viking dulu) serta Thor yang lebih sering menggunakan palunya untuk menonton episode terbaru serial BBC Channel; masih bakal temukan lagi satu lagi dewa gesrek di buku kedua ini. Nah, ceritanya, palu Thor ini hilang. Jadi Magnus dan Samirah ditugaskan untuk mencari tahu dan sekalian menemukan palu keramat ini. Dan mereka kudu bergegas menemukannya atau Thor bakalan ketinggalan episod terbaru Goblin eh salah, atau kaum raksasa akan nekat menyerang Midgard (dunia manusia).

Tidak ada palu. Tidak ada palu. Ini aku dengan Beyonce, tapi tidak ada palu." (hlm. 317)


Ada sembilan dunia dalam mitologi Nordik, dan kesembilan dunia ini saling terhubung oleh Yggdrasil (pohon dunia). Cek lampiran di halaman belakang untuk mengetahui nama-nama kesembilan dunia tersebut dan siapa saja penghuninya. Kenapa? Karena di buku kedua ini Magnus dengan kurang kerjaannya akan membawa pembaca mempertaruhkan nyawa mereka ke Alfheim, Jotunheim, dan juga Helheim. Petualangan baru, tetapi masih dengan teman-teman se genk yang lama:  Magnus yang Seorang einherjar (demigod ala Nordik), Samirah al Abbas satu-satunya valkyrie berhijab,  Heart (peri tunarungu yang jago merapal sihir rune), serta Blitz (kurcaci paling modis di sembilan dunia). Plus, mereka ketambahan satu anggota lagi yang unik. Kombinasi para jagoan magis yang pastinya siap menjanjikan petualangan seru bagi pembaca. Yah, kalau memang ditembak polisi peri, dicemplungin dalam kaleng acar para raksasa, naik kuda terbang yang akan tetap terbang ngebut meskipun penunggangnya ketinggalan di tanah, serta menerobos tanah menuju inti Bumi yang membara bisa disebut sebagai petualangan yang mengasyikan. Damn it, saya ketularan nyinyirnya si Magnus.

Kembali di palunya Thor, tanpa palu sakti bernama Mjolnir ini, musuh-musuh Asgard yang dikomandoi oleh para raksasa bisa besar kepala dan lalu menyerang. Dalam penglihatan Dewa Heimdall (Dewa Kewaspadaan dan Penjaga Gerbang Menuju Asgard) atau sebut saja dewa teropong, para raksasa sudah berderap di sepanjang perbatasan dengan Midgard. Tinggal tunggu waktu saja sebelum gerombolan perusak suasana ini muncul di tengah-tengah Boston dan mengamuk. Thor juga bakal semakin senewen karena nggak bisa marathon nonton serial Friends, yang ini sepertinya lebih gawat ketimbang segerombolan raksasa yang mengamuk. Dari petunjuk yang ada, yang diberikan sesosok misterius entah siapa, Magnus dkk diberi tahu kalau palu Thor dicuri. Loki juga memberikan bisakan tipu-tipu dalam mimpi Magnus, dia bilang kalau palunya udah ketemu tetapi pihak pencuri meminta dibawakan calon mempelai perempuan serta maskawin untuk ditukar dengan Mjolnir. Mas kawinnya apa? Ternyata pedang magis bernama Skofnung yang bikin si Jack (pedangnya Frey, milik Magnus) suka caper.

"Pengetahuan selalu bermanfaat."  (hlm 433)

Jadi, ini cerita awalnya mau cari palu, tetapi kudu cari pedang dulu. Ya sudah, mereka cari pedangnya dulu. Dan, karena ini semua bisikan dari Loki maka bisa ditebak kalau ini semua adalah jebakan. Yah, apa lagi sih yang bisa diharapkan dari dewa kelicikan selain kelicikan. Pedang Skofnung ini baru awal. Dari penjara abadinya yang mengerikan, Loki telah mengatur siasat licik yang tak diduga-duga siapa pun. Tapi, lupakan dulu Loki. Daripada senewen, mending kenalan sama Alex yang menjadi orang kelima di kelompok magical grup ala  nordik ini. Namanya Alex. Sama seperti Sam, Alex ini adalah anaknya Loki dan dia punya keunikan lain: gender fluid. Alex ini satu hari adalah seorang cowok, tapi esok paginya dia berubah jadi cewek, tapi dia bukan banci. Alex adalah seorang Argr. Cek sendiri ya apa makna nya di buku ini. Selain Alex, yang menguasai buku ini adalah Hearth dan Samirah. Bisa dibilang, Magnus bukanlah tokoh utama di buku kedua ini karena Om Rick rupanya ingin menaruh porsi lebih banyak pada teman-temannya. Terutama di peri pendiam, Heartstone, kita akan tahu lebih banyak tentang siapa peri bisu yang keren ini sekaligus berkunjung ke dunianya. Lalu, yang semakin menakjubkan untuk dibahas adalah tentang Samirah al Abbas.

"Sempat-sempatnya kau berdoa pada saat seperti ini?" kata Magnus saat diminta mengawasi Sam saat sedang dzuhur. Samirah tertawa tanpa nada humor. "Pertanyaan sebenarnya, bisa-bisanya aku tidak berdoa saat seperti ini." (hlm. 186)

Selain sebagai satu-satunya valkyrie berhijab, Sam juga tidak pernah lupa sholat lima waktu. Kecuali kalau sedang tidak dikejar raksasa atau mayat hidup, Sam selalu berusaha sholat lima waktu secara tepat waktu. Apa kabarnya kita yang Subuhan saja sering jam setengah enam ya hadehhh. Lewat persona Sam ini juga, Rick seperti hendak menyuarakan posisinya terkait dewa-dewi. Jika entitas-entitas seperti Thor dan Odin benar ada, lalu bagaimana dengan agama-agama yang kita anut. Dengan bijak, Samirah menjawab pertanyaan membingungkan ini: "Dewa-dewi bukanlah Tuhan yang Maha Esa, mereka hanya entitas dengan kekuatan yang luas biasa, tetapi mereka bukan Tuhan." Ini diperkuat dengan pengakuan tunangan Sam yang sempat mengalami culture shock setelah dia dibawa lewat jembatan bifrost. "Siapa saja yang befoto selfie sebanyak itu dengan pedang dan tanduk domba ..." ck ck ck. Secara umum, buku kedua seri Magnus Chase ini sama asyiknya dengan buku-buku Om Rick yang lain. Hanya saja, formula yang sama jika digunakan lama-lama juga bikin lumayan bosan (meskipun tetap menarik). Ini tampak pada sejumlah celetukan Magnus dkk yang tetap lucu tapi ya masih begitu-begitu saja. Bagusnya, kita jadi semakin mengenal tentang mitologi Nordik yang ternyata tidak kalah keren dengan Yunani, Mesir, atau Romawi. Kreativitas penulis dalam mengolah mitologi benar-benar layak diacungi jempol.

2 comments:

  1. Menulis novel membutuhkan kreativitas dan wawasan yang luas. Memperban dan merangsang ide kreatif dalam menyusun novel. Latihlah otak kita menyerupai super komputer sehingga kita mampu memahami dan menghafal ribuan literatur dalam waktu yang sangat singkat dengan bergabung di www.bakatsuper.com

    ReplyDelete
  2. Aku suka buku kedua ini tuh ringan tapi lebih berbobot dibanding buku pertama. Disini toleransi bener-bener di junjung, ketika Magnus jagain Sam sholat. Atau ketika Alex jagain Sam dari Amir (padahal Amir ga ngapa-ngapain). Pokoknya buku kedua nih dabest banget lah..

    ReplyDelete