Search This Blog

Monday, November 21, 2016

Pertarungan Pamungkas para Garde

Judul: United as One
Pengarang: Pittacus Lore
Penerjemah: Nur Aini
Penyunting: Esti Budihapsari
Cetakan: 1, November 2016
Tebal:498 hlm
Penerbit: Mizan Fantasi

32885504

*awas spoiler*

Akhirnya, setelah perjuangan panjang, sampaikah kita pada penghujung dari kisah para alien cakep dari Planet Lorien ini. Tujuh buku bukanlah jumlah yang sedikit, dan penantian panjang pembaca akan selesainya seri ini akhirnya terbayar di buku ketujuh ini. Akhirnya, seperti bisa ditebak mereka berhasil mengalahkan Sentrakus Ra. Yang sudah sering baca fantasi pasti sudah bisa menebak endingnya. Biasanya buku-buku seri memang berujung begitu. Sering kali, kita sudah tahu bakal seperti apa ending sebuah novel, kebaikan mengalahkan kejahatan. Seperti dalam seri Harry Potter, pembaca sebenarnya sudah tahu kalau Harry akhirnya akan mengalahkan Voldermort tetapi tetap saja kita membaca dan menantikan ketujuh serinya. Cara pengarang mengisahkan ceritanya, inilah yang sebenarnya lebih kita nikmati ketimbang endingnya. Meskipun ending yang spektakuler tentu saja akan menjadi sebuah bonus yang akan menjadikan buku tersebut sempurna dan layak dikenang. Nah setidaknya hal itu yang saya temukan di Harry Potter, tapi tidak di buku ini.

Sejak buku lima, saya merasa sudah lelah mengkuti seri ini. Tetapi, iming-iming di ending buku kelima berhasil menggoda saya untuk tetap bertahan sehingga saya pun menantikan dan membaca buku keenam dengan sumringah. Kemudian, ternyata masih ada buku ketujuh yang--akhirnya--dijanjikan penulisnya sebagai buku pamungkas dari seri ini. Kenapa harus tujuh? Mungkin untuk menyesuaikan dengan 7 garde yang masih bertahan hidup sehingga mungkin masing-masing judul ini dipersembahkan kepada mereka. Okelah, meskipun saya sudah mau mengamuk di ending buku keenam, saya tetap bertahan dan berbaik sangka. Saya bayangkan buku ketujuh bakal luar biasa, menjadi penutup yang pamungkas dari seri ini. Kalaupun tidak seepik Harry Potter, setidaknya bisa menandingi hebohnya buku kelima dari seri Fablehaven atau Percy Jackson. Ternyata--menurut saya--buku ketujuh ini tidak seheboh itu.

Berbeda dengan Rowling yang sepertinya sudah punya skema besar dari buku 1 hingga buku 7 Harry Potter, Pittacus Lore sepertinya hanya menulis sampai 7 buku. Jumlah 7 buku ini pun sepertinya ditulis karena terpaksa seolah biar genap 7 buku padahal secara cerita sepertinya sudah bisa dipangkas sampai buku 5 saja. Pun kalau toh memang kudu tujuh buku, United ad One ternyata tidak sekeren yang saya bayangkan, atau saya inginkan. Kisah di buku 7 ini memang keren, masih layak dinikmati dan bisa mengobati kerinduan pembaca fantasi akan adegan pertempuran seru. Para Garde melawan Morgadorian dengan menggunakan pusaka-pusaka Loriennya. Kisahnya juga terancam seru karena Lorien juga menganugerahkan pusaka kepada para remaja Bumi, termasuk Sam yang di buku ini mendapatkan satu lagi tambahan pusaka keren yang tak terbayangkan.

Untuk adegan perang-perangan, ya standar lah. Maksudnya standar yang bagus alias seperti yang kita ingin baca dari buku-buku Pittacus Lore sebelumnya. Hanya saja, entah mengapa saya kok merasa terlalu nanggung ya? Seolah-olah masih ada yang disembunyikan penulis dari para pembaca padahal ini semestinya jadi buku pamungkas. Beberapa hal yang bikin buku ini aneh misalnya:

AWAS SPOILER

Cara John menguasai pusakanya yang sepertinya digampangkan oleh penulis. Hanya dalam beberapa halaman, John ini sudah bisa terbang kayak nomor lima, menghilang kayak nomor 6, bikin es kayak nomor 7, bikin pusaka penghilang pusaka driden kayak punya nomor 10. Penulis terlalu memaksa John untuk mengejar habisnya cerita di buku ini. Ini yang bikin perkembangan John terlalu lurus-lurus aja, tau-tau aja keren dan hebat. Beda kaya di buku pertama yang polos-polos keren gitu si John.

Pertempuran Garde dengan Sentrakus Ra, bener nih cuma gitu doang? Setelah tujuh buku panjang dan lebar, kami butuh adegan pertempuran yang lebih lama, lebih berdarah-darah, lebih bam duar jederrr ketimbang 'mainan lumpur hitam' eh. Adegan yang lebih keren malah pas pertempuran dengan pesawat asing di luar markas Morgadorian. Tapi, pertempuran antara John dan Sentrakus Ra yang 'kok hanya gitu doang' terasa nanggung banget dan terlalu cepat selesai, terutama mengingat panjangnya seri ini yang sampai buku ketujuh.

Hal lain yang mengganjal adalah di mana para manusia? Tulisan di sampul belakang buku ini menginsayaratkan kerja sama manusia dengan para garde untuk melawan musuh. Tetapi, selain pertempuran di Air Terjun Niagara dan di markas Patience Creek, garde manusia ini tidak tampil sama sekali. Juga pertempuran dari pesawat Morgadorian melawan AU manusia di penjuru dunia juga sekadar di skip saja oleh penulis. Alasannya mungkin karena buku ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama tunggal sehingga tidak memungkinkan penulis untuk mengisahkan pertempuran lain di penjuru dunia. Hemmm harusnya hal ini bisa diakali dengan menyebar para Garde ke penjuru dunia lewat baru lorit dan mereka bisa mengisahkan pertempuran seru di berbagai kota.

Trus, juga, kalau ini memang buku pamungkas, kenapa para Garde manusia itu tidak diberdayakan? Bukankah Lorien sudah susah-susah membagikan pusaka kepada anak-anak muda di Bumi untuk membela diri, tetapi kenapa sampai di buku ketujuh yang pamungkas ini peran mereka sangat kecil? Lha kalau bukunya aja mau selesai, kenapa mereka nggak dilibatkan? Kemungkinannya, si Pittacus Lore ini bakal membuat sekuel dari serial ini. Yakin deh, melihat rasa buku 7 ini yang sepertinya masih belum selesai dan ada kesan cepat-cepat diselesaikan untuk diganti dengan cerita lanjutan yang lebih baru. Entahlah.

"Kita semua menyesali sesuatu. Ini bukan masalah sifat asli, ini masalah terus maju dan menjadi lebih baik." (hlm. 39)

1 comment: