Search This Blog

Monday, October 24, 2016

Kisah Cinta si Gadis Kertas

Judul buku: The Girl on Paper
Penulis: Guillaume Musso
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Sampul: Chyntia Yanetha
Penerbit: Spring
ISBN: 978-602-74322-4-6
Cetakan: pertama, September 2016
Tebal: 448 halaman



31815135


Bayangkan tokoh rekaan dari novel karyamu tiba-tiba muncul dan hidup, mewujud nyata di depanmu, lalu terus menerus merecoki kehidupan cintamu? Inilah yang dialami oleh Tom Boyd, penulis trilogie Des Anges yang masyhur. Beberapa bulan sebelumnya, Tom adalah penulis megabest seller dengan karya yang selalu dinantikan pembaca. Novel pertama seri trilogie Des Anges meraih penjualan terbaik dan akan difilmkan. Seri keduanya--meski tidak sedahsyat buku pertama--juga mendapatkan sambutan yang baik dari pembaca. Namun, belum sempat seri ketiga alias buku penutup dari trilogi tersebut ditulis, Tom keburu bertemu dan jatuh cinta dengan Aurore Valacourt. Putusnya hubungan keduanyalah yang lalu menghancurkan semangat menulis Tom. Penulis ini kemudian larut dalam minuman alkohol, merusak dirinya sendiri dengan mengonsumsi obat tidur, dan tidak lagi mau menulis lagi selamanya. Luar biasa memang kehancuran yang bisa diakibatkan oleh cinta. Seperti yang pernah dikatakan oleh Lord Henry dalam novel Lukisan Dorian Gray, yakni bahwa cinta bisa membuat seseorang jadi tidak romantis lagi.

"Milo, aku tidak peduli tentang uang. Uang tidak mengisi kekosongan; uang tidak memecahkan masalah." (hlm. 258)

Dalam kondisi terpuruk inilah karakter Billie Donelly tiba-tiba muncul di hadapan Tom. Karakter dari trilogie Des Anges ini seolah jatuh begitu saja dari halaman 266 dari buku kedua yang mengalami salah cetak. Tom pun awalnya tidak percaya, mengira bahwa eksistensi Billie hanyalah akibat pikirannya yang sudah mulai tidak waras. Tapi, gadis itu benar-benar nyata, dan nyata benar mampu membuat Tom senewen setengah mati. Keduanya pun mengadakan perjanjian: Tom akan menyelesaikan menulis buku ketiga trilogie Des Anges asal Billie mau membantunya mendapatkan kembali hati Aurore. Janji pun disepakati, dan keduanya memulai perjalanan panjang mereka menuju Meksiko untuk menemui Aurore demi mendapatkan kembali cintanya. Lewat keceriaannya, Billie mulai mempengaruhi Tom.

"Untuk apa begitu cemas. Biarkan hidup memberimu hal-hal baik, dan jangan selalu takut kehidupan akan menyakitimu." (hlm. 192)

Sering sekali kita jumpai, kebahagiaan yang utama ada pada perjalanannya dan bukan pada tujuannya. Inilah yang dirasakan oleh Tom. Perjalanannya bersama Billie pelan-pelan mulai mengembalikan semangat hidupnya, juga semangatnya dalam menulis--meskipun masih sangat lemah. Karakter Billie benar-benar mirip dengan versinya dalam novel, sampai Tom sendiri merasa bersalah karena telah menjerumuskan gadis itu dalam plot nasib yang kurang menyenangkan dalam triloginya. Tom pun diam-diam berjanji akan memperbaiki kehidupan Billie di buku ketiga--kalau dia bisa mendapatkan kembali semangat menulisnya. Sampai akhirnya, sebuah kejadian menyadarkan Tom bahwa dia harus mulai menulis buku ketiga kalau tidak ingin kehilangan Billie. Gadis itu mengalami muntah tinta (tentu saja karena dia adalah karakter dalam novel) dan lemah jantung. Dia harus segera dikembalikan ke dalam buku kalau tinggal ingin musnah karena terlalu lama di dunia manusia. Tom mulai berpikir kembali tentang Aurore, apakah gadis sombong itu layak membuatnya terpuruk begitu.

"Aku membuat musik karena musik tidak akan pernah meninggalkan hidupku. Aku suka buku karena buku selalu ada untukku." (hlm. 238)

Sambil berjuang menyelamatkan Billie yang sekarat akibat hilangnya satu-satunya salinan novel yang masih ada, Tom berjuang untuk menyelesaikan buku ketiga. Di saat yang sama, kedua teman Tom, yakni Carole dan Milo, harus menjelajahi hampir separuh dunia untuk mengejar serta menyelamatkan satu-satunya salinan novel itu. Inilah bagian paling menarik dari novel ini. Dari yang separuh awal rada monoton, kemudian mulai bergerak cepat di separuh bagian akhir. Kalimat-kalimat yang berkenaan dengan buku mulai bermuncullan, juga karakter Tom yang penulis juga semakin kuat. Saya benci banget sama Tom di awal-awal buku, tapi mulai separuh ke belakang, mulai kerasa banget kalau Tom ini penulis keren yang seharusnya nggak gitu-gitu amat hanya gara-gara wanita yang bukan jodohnya. Para pembaca buku akan mendapatkan kembali Tom yang penulis buku mulai di bagian tengah. Dan ... sttt, ada ending yang cukup mengejutkan di akhir buku, sebuah twist yang sempat menyusupi rasa curiga saya saat sedang membaca buku ini di pertengahan.

Pembaca dapat dianggap sebagai tokoh utama novel, sejajar dengan penulis, karena tanpanya, tak ada yang terjadi." (hlm 285)

The Girl on Paper ditulis oleh penulis Prancis tetapi belio banyak menggunakan setting Amerika Serikat, terutama LA dan California, lalu Meksiko dan Florida. Tapi, kebanggaan Prancisnya masih kebawa dengan dihadirkannya setting Paris sebagai bagian paling romantis di buku ini. Separuh awal buku ini memang romantis, tapi itu tipe romantis menye-menye galau yang saya nggak suka. Nah, di separuh belakang, romantisnya Tom mulai muncul, terutama melihat perjuangannya dalam menyelamatkan Billie yang kondisi kesehatannya semakin buruk. Selain banyak mengutip banyak hal tentang buku, karakterisasi di novel ini juga kuat--bahkan Aurora pun 'ngarakter banget'. Bagi yang suka baca novel roman, kayaknya sudah bisa menebak akhir kisah ini, menebak dengan siapa Tom akhirnya akan berpasangan. Meski demikian, romantisme yang menutup buku ini benar-benar digambarkan dengan lambat namun membangun, sehingga membuat saya tetap terkenang-kenang pada ceritanya selama satu jam lebih setelah menyelesaikan membaca buku ini. 

"Sebuah buku hanya akan hidup kalau dibaca. Para pembacalah yang menyusun potongan-potongan gambar dan menciptakan dunia imajiner tempat para tokohnya hidup." (hlm. 290)

Satu bintang untuk ceritanya, satu bintang karena telah menyebut buku-buku, satu bintang untuk terjemahannya yang mulus sekali, dan satu bintang lagi untuk semua hal baik yang dibawa novel ini untuk para pembacanya.



 

 

2 comments:

  1. Makin bapeer pengen baca novel ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ikutan giveaway saja tuh, kayaknya lagi hitz banget GA novel ini ya.

      Delete