Search This Blog

Tuesday, September 13, 2016

Misteri Kode Kiamat dalam Manuskrip Abad Pertengahan


21855702
Mengubah sejarah masa lalu adalah sesuatu yang tidak baik, bahkan dengan tujuan untuk menciptakan masa kini yang lebih baik sekalipun. Pesan ini yang mungkin hendak disampaikan di buku ketiga seri Time Riders ini. Setelah bertualang di era Dinosaurus pada buku kedua dan berupaya keras mencegah New York tahun 2001 menjadi hutan belantara zama Jurasic, Liam dkk kembali dikirim ke masa lalu untuk menyelidiki sebuah misteri sejarah. Misteri dan sejarah, inilah yang saya kira menjadi kekuatan utama seri ini dalam menarik para pembacanya. Semua orang suka dengan misteri, dan ketika misteri itu digabungkan dengan sejarah, maka unsur menariknya menjadi berlipat-lipat karena ada bukti tertulisnya. Yah, karena tanda dari beralihnya periode prasejarah ke sejarah adalah adanya tulisan maka kasus kali ini berkaitan dengan manuskrip Voynich.



Manuskrip ini berasal dari Abad Pertengahan dan benar-benar ada. Tes karbon menyebut manuskrip ini berasal dari abad ke-12 M, dan sampai sekarang belum ada yang bisa membaca isi dari manuskrip misterius tersebut. Setidaknya, begitulah sejarah menurut versi kita. Dalam buku 3 ini, sejarahnya agak berubah. Muncul sebuah film yang dibintangi oleh Leonardo diCaprio yang berjudul 'The Manuskrip'. Film ini terinspirasi oleh kisah Adam Lewis, mahasiswa yang berhasil membaca manuskrip Voynich. Tim Time Riders yang berusaha menjaga agar lini waktu tetap berjalan secara semestinya segera bertindak untuk menyelidiki. Penyelidikan mereka ternyata berujung lebih jauh lagi. Liam, Bob, dan Becks harus menuju ke Inggris pada abad ke-12, era kekuasaan Raja Ricard the Lionheart yang termasyhur itu.

Membaca sejarah berbeda dengan mengalami sendiri sejarah itu secara langsung. Liam membuktikan betapa Ricard sebagai sosok nyata sangat berbeda dengan sosok sang raja legendaris dari Inggris. Ricard Hati Singa di buku ini digambarkan sebagai raja yang haus akan kekuasaan serta mau melakukan apa saja demi mencapai cita-cita mulianya. Raja ini melancarkan perang salib ke-3 dan gagal, dan saat pulang malah ditawan musuh serta mengalami kebangkrutan. Sementara di Inggris, keadaan juga tidak lebih baik. Pangeran John yang lemah yang ditugasi menjalankan pemerintahan terbukti tidak mampu memegang kendali sebesar itu. Inggris kacau balau, rakyatnya kelaparan, dan pemberontakan bisa pecah sewaktu-waktu. Masalah semakin gawat ketika John kehilangan sebuah relik suci milik Raja Ricard yang dititipkan kepadanya.

Selain menyelidiki manuskrip Voynich, Liam juga harus mencari tahu tentang sosok pria misterius yang konon sedemikian kuat dan memiliki tubuh sekeras baja. Tidak ada jawaban lain tentang orang itu kecuali bahwa dia pasti juga berasal dari masa depan. Hal yang semakin bikin penasaran, sosok itu juga yang telah merebut relik suci milik raja Ricard. Kali ini, bukan hanya manuskrip kuno itu yang harus dipecahkan. Liam cs. harus berjuang mencegah si penyusup mengubah sejarah masa depan atau kota New York hanya akan berupa hutan di pinggiran sungai dekat lautan pada tahun 2001. Meskipun dalam lini masa sejarah yang baru itu dunia menjadi jauh lebih bersih dan tenang di masa depan, tetap saja itu bukanlah sejarah yang 'asli.' 

Seri ini semakin ke sini semakin seru tapi bolong logikanya juga semakin rada (dan anehnya, typonya kok juga makin nambah). Agak berbeda dari dua seri berikutnya, ketika perjalanan waktu yang mereka lakukan menimbulkan gelombang waktu yang merusak Bumi di tahun 2001, perjalanan kali ini malah membuat New York di tahun 2001 menjadi jauh lebih tenang dan bersih. Tetapi, mengubah sejarah masa lalu (bahkan untuk masa kini yang lebih tenang) adalah sangat berbahaya karena konon dapat memicu robeknya selubung antara dunia dengan Kekacauan (entah apa ini, mumet) yang dapat menimbulkan kiamat. Selain mengajak pembaca ke setting yang lebih asri dan hijau, para penggila teori konspirasi ala Dan Brown mungkin juga bakal tertarik membaca buku ketiga ini.


Judul: The Doomsday Code
Pengarang: Alex Scarrow
Penerjemah: Desy Nathalia
Editor: Andriyani
Cetakan: 1, Januari 2014
Tebal: 464 hlm
Penerbit: Elex Media Komputindo

2 comments:

  1. Wow lah sama ceritanya yang masuk ke zaman dulu toh (kayaknya begitu). Dan apakah tidak terlalu berat buku dengan membawa sejarah yang kadang penuturannya kayak buku teks sejarah. :)

    Recent Post: [Buku] Where The Mountain Meets The Moon by Grace Lin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang ini sama sekali nggak berat kok, penulisanya pandai menyisipkan data sejarah tanpa mengubah novel ini menjadi (terasa) buku sejarah.

      Delete