Search This Blog

Wednesday, June 1, 2016

Ketika Fan Bertemu Anti-Fannya

Judul : So, I Married The Anti-fan
Penulis  : Kim Eun Jeong
Penerjemah  : Putu Pramania Adnyana
Penerbit : Penerbit Haru
Terbit  : Cetakan Ketiga, September 2012
Tebal : 540 halaman

Awalnya tertarik baca novel K-Drama ini gara-gara liat versi filmnya yang bakal ditayangkan oleh sebuah PH dari Tiongkok.  Park Chanyeol yang akan memerankan si idol Hoo Joon yang dingin, serta Yuan Shanshan sebagai Lee Geun-Yeong, si antifan. Sepertinya bakal menarik. Saya jarang banget baca K-Lit macam gini, jadi rasanya agak kagok saat membaca dua bab pertama buku ini. Butuh adaptasi tersendiri karena teknik penceritaannya yang kurang mulus, dalam artian agak berbeda dengan teknik penulisan novel pada umumnya. Membaca novel ini--kalau saya bilang--seperti sedang menonton drama Korea dalam bentuk buku. Tokoh yang berbicara kepada diri sendiri dengan gaya kocak campur konyol, karakter wanita yang cerewet dan agak galak, serta tokoh cowoknya yang dingin namun serba sempurna. Yah, dingin-dingin sok cool minta dibejek-bejek gitu. 


Berkas:So I Married An Anti-fan poster.jpeg
http://ameblo.jp/72vixexbat29/entry-12152288702.html

Apa yang awalnya tampak sebagai kelemahan, ternyata malah jadi kelebihan buku ini. Dia menarik pembacanya dengan cara yang sama seperti serial drama K-Pop menarik penggemarnya dari seluruh dunia. Ada kelincahan dan kejenakaan dalam baris-barisnya. Ada yang khas Korea dalam tokoh-tokohnya: keindahan fisik, sikap yang kekanakan namun menghibur, dan romantisme yang manis. Penulis mampu menulis ceritanya dengan gaya khas sehingga membaca buku ini adalah sebuah penghiburan yang hampir serupa dengan nonton drama Korea. Ini bacaan yang saya butuhkan untuk refreshing sejenak dari tugas pembacaan buku-buku sastra kelas berat itu.


Cerita yang diangkat di buku ini juga menarik, mengingatkan kita pada komik-komik manga yang manis. Apa yang bakal terjadi ketika seorang bintang idola dipertemukan dengan anti-fan-nya. Antifan sendiri merujuk pada orang yang membenci seorang idola. Dari sekian juta orang yang mengelu-elukan seorang Hu Joon, ada satu wanita yang begitu muak dengannya. Keberadaan antifan ini rupanya sudah menjadi sesuatu yang wajar di dunia hiburan. Sebagaimana ada gelap dan terang, yin dan yang, baik dan jahat; maka ada pula fan dan antifannya. Kemudian, muncul ide unik untuk mempersatukan idola dan antifannya ini dalam sebuah acara reality show. Tidak hanya bekerja bersama, keduanya juga tinggal di apartemen yang sama. Kok ya bisa kepikiran ya orang-orang Korea yang seperti ini.


 
Lee Geun-Yeong adalah seorang wartawati kurang sukses di sebuah majalah kelas dua di Korea Selatan. Akibat sebuah insiden yang melibatkan Hu Joon, si idola sejagat, Geun-Yeong dipecat dari pekerjaannya. Konon, Hu Joon lah yang membisiki agar perusahaan itu memecat si wartawati. Wanita itu pun memutuskan untuk tidak tinggal diam. Mentang-mentang bintang terkenal lalu seenaknya sendiri memecat karyawan orang. Geun-Yeong bertekad akan membuktikan kepada dunia tentang kelakuan buruk Hu Joon. Well, bukan hal yang mudah sepertinya karena Geun-Yeong terlebih dulu harus berhadapan dengan fan-fan fanatik Hu Joon yang rata-rata para ABG. Tau sendirikan gimana tingkah polah para fan ABG yang kadang bisa lebih ganas ketimbang obralan awal bulan itu?Kenekatan Geun-Yeong melawan para fans Hu Joon ini ternyata malah membuatnya semakin terkenal, tapi terkenal karena ketidaklazimannya. Geun-Yeong membenci pria yang dicintai oleh seluruh negeri. 


Seorang produser bertangan emas menangkap kesempatan emas dari keberadaan Geun-Yeong. Dia menawari wanita itu untuk membintangi sebuah acara reality show yang akan mempertemukannya bersama Hu Joon. Pasti akan sangat menarik ketika seorang antifans bekerja sebagai manajer si bintang. Kemudian, interaksi yang terjadi di antara keduanya akan disiarkan sebagai sebuah program TV ke seluruh negeri. Geun-Yeong yang sedang kesulitan keuangan setelah dipecatmau tak mauharus menerima tawaran ini karena bayarannya yang besar. Selain itu, diam-diam dia memiliki agenda tersembunyi untuk mengungkap siapa sebenarnya seorang Hu Joon, yakni sosoknya ketika sedang tidak di belakang kamera dan serba sempurna itu. Hu Joon yang pemarah, suka suruh-suruh seenaknya, suka minum alkohol, dan berbagai sifat buruk lainnya. Semua akan ia ungkap kepada para pengemar lewat acara itu *ketawa setan menandak #loh_kok_jadi_triodetektif*

Tapi rencana sepertinya akan berubah jadi kisah cinta kalau di drama Korea, maka begitu pula di buku ini. Di samping menemukan sifat-sifat buruk asli Hu Joon, ternyata Geun-Yeong juga menemukan sifaf-sifat positif sang bintang setelah beberapa kali berinsteraksi dengannya. Memang, kita tidak bisa menilai gimana aslinya seseorang hanya dengan melihatnya sepintas lalu atau dalam satu kali obrolan, apalagi melihatnya dari televisi. Apa yang kita lihat belum tentu benar. Kita baru benar-benar mengenal luar-dalam seseorang setelah tinggal bersama mereka selama minimal satu bulan. Geun-Yeong dan para pembaca belajar bahwa memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk para bintang K Pop dengan penampilan sempurna itu. Di balik kebagusan fisik Hu Joon, tersimpan perasaan seorang pria yang terluka dan kesepian. Apakah Geun-Yeong datang sebagai obatnya?

Seperti cerita drama Korea, pembaca pasti sudah bisa menebak akhir dari kisah Hu Joon dan Geun-Yeong ini. Akhir yang romantis dan manis serta bahagia. Bukan kemudian berarti novel ini jelek. Menurut saya, aroma drama Korea di buku inilah yang menjadi kekuatan buku ini. Melihat ketebalannya yang lebih dari 500 halaman, sulit membayangkan buku ini bakal dibaca remaja kebanyakan. Namun, nyatanya buku ini sudah memasuki cetakan ketiga (tahun 2012), pertanda bahwa novel ini memang bagus. Melihat font-nya yang rapat dan ketebalannya yang ampun, novel ini seharusnya melelahkan untuk dibaca, tapi ternyata tidak. Saya menemukan buku ini sebagai variasi bacaan yang menyenangkan.


"Jangan salah paham. Anti-fan bukan orang yang selalu melawan atau memaki-maki selebriti tanpa tahu apakah itu fakta atau bukan. Keberadaan anti-fan menandakan bahwa ada kekurangan pada diri selebriti tersebut. Bukankah anti-fan sejati adalah antifan yang bisa memberinya tepuk tangan, menepuk pundaknya, dan menyalaminya ketika selebriti itu mengakui kekurangannya, bersedia mendengarkan kritik pedas, dan berusaha memperbaikinya? " (hlm. 414)


 

No comments:

Post a Comment