Search This Blog

Thursday, August 22, 2013

Jaddid Hayatak, Perbarui Hidupmu



Judul     : Jaddid Hayatak, Perbarui Hidupmu
Penulis : Syekh Muhammad Al-Ghazali
Penerjemah       :Taufik Damas dan M. Zaenal Arifin
Penyunting        : Dedi Slamet Riyadi
Isi                           : Nur Aly
Sampul                 : Altha Rivan
Cetakan               : 1, 2013
Penerbit              : Zaman

Jaddid Hayatak


                Jika Anda bertanya-tanya, apa lagi yang bisa menyatukan antara Barat dan Timur selain Islam, salah satu jawabannya adalah ilmu psikologi. Sudah sejak lama diketahui bahwa prinsip-prinsip kehidupan yang diajarkan oleh Islam ternyata sejalan bahkan selaras dengan temuan-temuan ahli psikologi dunia. Bahwa setiap kesulitan pasti disertai dengan kemudahan, kalimat motivatif inilah salah satunya. Jika dirunut mendalam, buku-buku how to karya para pengarang Barat sepertinya merupakan pengembangan dari satu ayat agung dalam Al-Qur’an ini. Bahkan penulis buku-buku terkenal di dunia modern seperti dale Carnegie (penulis buku Bagaimana Mencari kawan dan Mempengaruhi Orang Lain) dan Napoleon Hill (penulis Berpikir dan Menjadi Kaya) sering mengutip perkataan-perkataan Nabi Muhammad SAW yang memang sangat sarat sekali dengan berbagai pembelajaran dan dorongan untuk menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya.

                Jaddid Hayatak, yang kemudian diterjemahkan menjai Perbarui Hidupmu merupakan satu lagi bentuk perpaduan antara Barat dan Timur tengah. Dalam cover belakangnya, disebutkan bahwa buku ini ibarat versi Timur Tengah dari buku babon psikologi dunia How to Stop Worrying and Start Living karya Dale Carnegie. Keduanya sama-sama menjadi buku bestseller atau dengan penjualan terbaik. Karya Carnegie ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sangat disarankan sekali untuk memmbaca buku klasik itu paling tidak sekali. Namun, banyak yang menjumpai bahwa contoh-contoh yang dipaparkan dalam buku Carnegie itu terlalu “kebarat-baratan” atau “terlalu mengejar duniawi”. Walaupun sebenarnya kita cukup mengambil inti dan tidak harus mengunyah kemasan, tidak bisa dipungkiri kalau buku How to Stop Worrying and Start Living memang tidak selalu sesuai untuk dibaca seluruh kalangan di Indonesia.

                Penulis buku ini rupanya mampu membaca gelagat ini. Syekh Muhammad AL—Ghazali dengan apik menulis dan merampungkan Jaddid Hayatak dengan model yang lebih Timur-Tengah, yang tidak melulu berorientasi pada aspek-aspek keduniawian seperti karya Carnegie. Namun demikian, buku ini tidak kemudian jatuh dalam barisan kata yang monoton dan sangat menggurui sebagaimana yang sering kita jumpai dalam kitab-kitab lama. Bahasanya ringan, sangat mengalir, dan menyejukkan. Tidak seperti La Tahzan yang aroma Timur Tengahnya masih sangat terasa, Jaddid Hayatak hanya terlihat “Arab” di judul saja (bahkan halaman judulnya pun sangat mencerahkan dan tidak berkesan ke-Arab-araban, dengan kupasan kulit jeruk yang cerah menyegarkan). Bahasanya mengalir lancar, pemilihan kata-katanya ringan namun mampu merasuk ke dalam. Kutipan-kutipannya juga luar biasa mencerahkan.

                “Alangkah jarangnya kita memikirkan apa yang kita miliki dan alangkah seringnya kita memikirkan apa yang tidak kita miliki.  (hlm 75)

                “Jika seseorang ingin hidupnya bahagia, ia harus membuat orang lain bahagia. Sebab kebahagiaan seseorang bergantung pada kebahagiaan orang lain, dan begitu pula sebaliknya. (hlm 162)

                “Tidak ada sesuatu pun yang didapat  oleh seseorang yang menuruti hawa nafsu selain kenistaan.” (hlm 186)

                “Orang yang rendah derajatnya akan sangat senang sekali bila dapat menemukan kesalahan orang-orang besar.” (hlm 218)

                “Aku sehat dan kemudian aku bersyukur itu lebih aku sukai ketimbang aku diberi cobaan  (penyakit) dan kemudian bersabar. Sebab, orang sehat itu lebih dekat kepada keselamatan. “ (hlm 244)

                “Air laut tidak akan pasang hanya karena lemparan batu anak kecil.” (hlm 404)

                “Jika Anda memendam hasrat membalas dendam, itu hanya akan menyakiti diri Anda sendiri melebihi rasa sakit yang Anda terima dari mereka.” (halaman 433)

                Buku ini juga tetap seimbang dengan mempertahankan aspek-aspek ajaran Islam, yang menjadikannya sebagai salah satu buku psikologi  terbaik untuk umat Islam. Perpaduan antara ilmu psikologi dan ajaran Islam sebagaimana yang termuat dalam kitab Al-Quran dan hadits Nabi Saw terasa sangat pas dan tidak njomplang  dan seimbang. Dengan buku ini, pembaca akan selalu diingatkan bahwa sebaik apapun karya manusia, tidaklah bisa dibandingkan dengan keagungan wahyu langit dan ajaran-ajaran  Rasul.

                Jika Anda sudah memiliki atau membaca buku-buku Dale Carnegie, Anda sebaiknya juga memiliki atau membaca buku yang sangat bagus ini. Layak dibaca dan dikoleksi!

1 comment: