Search This Blog

Thursday, June 27, 2013

The Invention of Hugo Cabret




Judul     : The Invention of Hugo Cabret
Pengarang          : Brian Selznick
Penerjemah       : Marcalais Francisca
Penyunting        : Dhewibertha
Sampul/Isi          : Brian Selznick
Cetakan               : 1, Januari 2012
Penerbit              : Mizan Fantasi


The Invention of Hugo Cabret

























“Apakah kau memperhatikan bahwa setiap mesin dibuat untuk alasan tertentu?” (hlm 364)

                Entah harus menyebut apa mahakarya Brian Selznick yang satu ini. Separuh teks dan separuh ilustrasi, kedua versi itu saling sambung-menyambung membentuk kisah petualangan seorang bocah 12 tahun bernama Hugo Cabret. Ditulis (dan digambar) dalam satu rangkaian cerita, Brian Selznick seolah hendak membuktikan bahwa novel dan komik dapat saja bersatu secara harmonis dan menyusun satu rangkaian cerita yang utuh. Jika dihitung, porsi antara teks dan gambar begitu seimbang dan pas, tidak membuat pembaca jenuh. Ketika tiba di bagian yang mensayaratkan narasi panjang, Brian Selznick akan menggunakan teks. Dan, kemudian, gambar-gambar dengan apik ia letakkan sebagai bagian dari cerita. Ia membuktikan sendiri betapa (terkadang) sebuah gambar memang lebih meyakinkan ketimbang 1000 kata. Ketika pembaca mulai bosan dengan teks, Brian Selznick akan mengejutkan pembaca dengan halaman-halaman bergambar yang sepertinya dilukis dengan teknik arsisran pensil. Membaca buku ini, pembaca serasa diajak menebak-nebak ada halaman teks atau halaman gambar setiap kali mereka membalik sebuah halaman.

                The Invention of Hugo Cabret berkisah ttg seorang bocah berusia 10 -12 yang tinggal bersama pamannya si sebuah stasiun di kota Paris, Perancis. Setting waktu berlangsung tahun 1931. Hugo adalah seorang anak dengan kecerdasan mekanis yang luar biasa. Otak dan jemarinya seolah telah deprogram khusus untuk memperbaiki segala bentuk mesin. Itulah sebabnya ia bisa segera menyerap pelajaran cara merawat dan menjalankan seluruh jam di stasiun, yang seharusnya adalah tanggung jawab pamannya yang pemabuk. Hugo memiliki kegemaran untuk memperbaiki benda-benda yang melibatkan mesin, per, dan pegas. Ia menyimpan sebuah artefak peninggalan ayahnya yang telah meninggal akibat kebakaran di museum tempatnya bekerja. Artefak itu adalah sebuah automaton atau robot versi awal yang digerakkan oleh putaran gir, gerigi, dan engkol. Namun, automaton itu sudah rusak dan Hugo tidak akan tahu siapa pemiliknya.

                Suatu hari, pamannya yang pemabuk tidak pulang sehingga Hugo yang masih kecil terpaksa mencuri susu dan makanan. Ia kelaparan, dan pada saat yang sama membutuhkan berbagai benda untuk memperbaiki automatonnya. Bocah itupun nekat mencuri di sebuah toko mainan yang ada di stasiun tersebut, dari Tuan Georges Mellies. Sayangnya, ia tertangkap dan disuruh bekerja di sana. Buku sketsa ayahnya dijadikan jaminan. Maka, kini Hugo bisa menyelundupkan sepotong gir atau sebuah obeng untuk digunakannya memperbaiki si automaton. Ketika akhirnya selesai, Hugo memutar tuas engkol automaton tersebut, dimana si robot bisa bergerak sendiri dan sepetinya hendak menulis. Betapa terkejutnya Hugo ketika mengetahui apa yg ditulis oleh si automaton: Georges Melies!

                Dari sini, misteri mulai terkuak. Ternyata, orang tua penjaga toko mainan itu adalah seorang tokoh besar di bidang perfilman. Tuan Melies memutuskan mengubur semua impian dan masa lalunya karena kegagalan yang  ia alami. Kini, tugas Hugo dan temannya untuk menghibur dan kemudian memberikan semangat kepada orang hebat itu agar bangkit lagi dan membuat berbagai film hebat karyanya lagi. Berhasilkah mereka?
Sungguh karya yang luar biasa. Lewat gambar dan tulisan, Brian Selznick mampu mendorong pembaca untuk kembali menegaskan kembali makna dari mengejar impian. Sebuah kisah yang indah, dan juga dibawakan melalui perpaduan nan memukau antara gambar dan tulisan.  Buku ini juga telah difilmkan dan kebanyakan pembaca di Indonesia pasti lebih dulu menonton filmnya sebelum membaca bukunya. Walau alur ceritanya sudah bisa diketahui, buku ini tetap perlu dibaca karena berbagai ilustrasi indah yang bertebaran di dalamnya. Karya yang benar-benar orisinal sekaligus tidak membosankan





No comments:

Post a Comment