Judul : Miracle Journey, Kisah
Perjalanan Penuh Keajaiban Kitta Kafadaru
Pengarang : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Elex Media
Komputindo
Tebal : 174 hlm
Cetakan : 1, 2013
…
seseorang dilahirkan ke dunia ini dengan sengenggam kebaikan dan setitik
ketidakbaikan.” (hlm 116)
Kitta Kafadaru adalah sosok istimewa
dari pelosok timur Indonesia yang terkenal dengan budaya sabananya. Kita mungkin lebih mengenal
kawasan ini dengan Komodo-nya, tapi keajaiban cerita itu juga ada di sana.
Setelah Mata Air Air Mata Kumari, Yudhi
Herwibowo kembali mengangkat keajaiban kawasan Nusa Tenggara Timur lewat novel
tipis namun sarat makna ini. Sebuah novel perjalanan yang di masa kini lebih
dikenal dengan travelling atau backpacker, penulis mencoba mengingatkan
pembaca akan romansa para pengelana dan petualangan yang sempat menjadi tren di
zaman kuno. Kali ini, perjalanan itu juga dipenuhi dengan keajaiban selayaknya
cerita-cerita di zaman kuno.
Alkisah, di desa terpencil bernama
Kofa, hiduplah seorang pemuda bungkuk dengan keajaiban di tangannya. Ia bernama
Kitta Kafadaru. Tangannya bisa mengeluarkan cahaya dan siapapun yang sakit dan
disentuh dengan cahaya itu, maka akan sembuhlah ia. Sayangnya, keistimewaan ini
malah membuat Kiffa merasa teralienasi dan kesepian. Walaupun semua orang di
desa menhormatinya, ia merasa tidak bisa menyatu dengan mereka justru karena
kelebihan yang ia miliki. Dengan tekad bulat, Kiffa pun melakukan perjalanan
seorang diri, bertekad mencari jawab tentang keberadaannya di dunia ini.
Bakat menyembuhkan yang selama ini
ia gunakan kemudian berusaha ia sembunyikan selama diperjalanan. Sekuat tenaga,
Kitta berupaya menjadi orang normal yang tidak memiliki kekuatan ajaib pada
tangannya. Perjumpaannya dengan seorang pria bijak tuabernam Ame Tua membuatnya
mengambil kesimpulan untuk hanya menyembuhkan tiga orang saja selama perjalanan
tersebut sebelum bakatnya hilang selamanya. Dan, begitulah, dalam perjalanannya
menjelajahi satu pulau besar di NTT, ia bertemu dengan banyak orang, dan juga
banyak keajaiban. Pertama, ia
menyembuhkan seorang pengelana, lalu bocah berkulit merah, dan terakhir gadis
bisu. Ketiganya sakit dan tersakiti, sekaligus menjadi korban dari syak
prasangka lingkungan di sekitarnya.
Setelah ketiganya, Kitta memutuskan
untuk menyudahi tugasnya dalam menyembuhkan orang. Sekuat tenaga ia berupaya
mengingkari kelebihan dan bakatnya. Tapi, sebuah peristiwa memilukan di desa
pinggir lautan berhasil menggugah jiwanya. Pada akhirnya, Kitta kembali pada
takdirnya. Perjalanan jauh nan ajaib itu telah menyembuhkan luka sang
penyembuh. Sungguh cerita yang indah sekaligus ajaib.
Membaca novel Miracle Journey, kita akan dibawa ke tempat yang begitu jarang
disinggung atau dibayangkan dalam setting Indonesia awal abad ke 21, yakni Nusa
Tenggara Timur. Dari kawasan padang stepa dan sabana nan kering, penulis
berhasil menyulapnya menjadi pulau yang eksotis dan menakjubkan. Tidak ada lain
yang bisa dilihat dari pulau kering itu kecuali sebuah kawasan yang penuh
keajaiban, dengan orang-orang dan
budayanya nan khas. Detail dan deskripsinya begitu vivid dan akurat,
seolah-olah kita benar-benar menyertai perjalanan Kitta dalam menembus hutan
dan padang sabana. Selain itu, ceritanya pun luar biasa. Sebuah perjalanan
penuh keajaiban tentang memenuhi takdir dan menjalani kehidupan, itulah makna
dari sebuah miracle journey.
No comments:
Post a Comment