Judul : Cincin
Monster
Pengarang :
Bruce Coville
Penerjemah :
hamzah Fuadi
Penerbit :
Matahati
Cetakan : 2007
Tebal : 144 hlm
Russel
Troy adalah tipe anak yang terbiasa di-bully
di sekolah. Hari-harinya dipenuhi dengan rasa rendah diri dan ketakutan
tidak beralasan karena ia merasa dirinya sebagai anak yang lemah dan tidak bisa
apa-apa.. karena itulah ia selalu bermimpi bisa menjadi anak yang kuat dan
mampu membuat anak-anak lain ketakutan sehingga bisa membalas perbuatan
teman-temannya yang nakal. Tanpa pernah ia bayangkan, keinginan tersebut
diwujudkan oleh sebuah Magic Shop kuno. Ketika tanpa sadar ia memasukinya,
Russel mendapati sebuah cincin yang konon bisa mengubahnya menjadi manusia
berkekuatan monster. Ia pun mencobanya, dan memang benar cincin itu bisa
mengubahnya menjadi monster (walau dari dalam ia tetap manusia) sehingga bisa
gantian mengerjain teman-teman jahatnya.
Sayangnya,
sebagaimana sering kita jumpai dalam kisah-kisah sejenis lainnya, sedikit
kekuatan lebih akan mendorong anak muda untuk meminta yang lebih dan lebih
lagi. Semakin lama, Russel semakin ingin menjadi monster yang lebih kuat. Satu
putaran membuatnya bertanduk dan berbulu, satu putaran balik membuatnya jadi
manusia normal lagi. Dua putaran membuatnya memiliki gigi taring. Tiga putaran,
nah sang pemilik toko sangat-sangat tidak menganjurkan untuk melakukannya.
Menjelang pesat Halloween, dengan dorongan untuk menggunakan kostum yang
benar-benar menyeramkan, Russel memutar cincinnya tiga kali. Dan bencana pun
dimulai, ia menjadi monster berkulit merah dan bersayap dari neraka. Hiyyy!
Russel
benar-benar menjadi monster seutuhnya,
dari ujung rambut hingga kaki. Bahkan kekuatannya menjadi berlipat ganda. Tidak
ada anak lain yang mampu mengalahkan “kostum” monsternya. Sayangnya, kostum itu
telah menjadi dirinya, Ketika Rusel berusaha memutar kembali cincin di jarinya
untuk berubah kembali menjadi manusia, cincin itu bergeming. Ia telah menjadi
monster yang sebenarnya. Nah, ini bagian di mana semuanya mulai kacau. Ia harus
bisa menutupi apa yang terjadi, dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya.
Pada akhirnya, dibutuhkan penerimaan diri dan keberanian untuk melepaskan efek
permanen dari cincin monster. Dan, Russel memang belajar banyak untuk tidak
meminta lebih dan menyadari betapa berharga untuk menjadi dirinya sendiri.
Ditulis
dengan sederhana dan pendek, novel anak sekali baca ini merupakan kisah fantasi
yang menyenangkan sekaligus tidak rumit. Inti ceritanya adalah “jadilah percaya
diri dengan kemampuan dirimu sendiri”, sebuah pengetahuan yang mungkin sering dilupakan oleh anak-anak
pada masa-masa pergaulan sekolah. Tidak
ada salahnya menjadi rendah hati, tapi adalah salah besar untuk menjadi rendah
diri—terutama jika kau memiliki sesuatu yang patut kau banggakan. Ketika watak
dan karakter percaya diri ini sudah tertanam dalam diri anak, maka tidak perlu
cincin monster atau naga peliharaan untuk bisa bergaul dengan wajar dan normal
di sekolah. Semoga, setiap anak bisa menikmati masa-masa sekolah yang
seharusnya menyenangkan dan indah.
Resensi ini disertakan dalam Fun Year with Children Literature RC
No comments:
Post a Comment