Search This Blog

Wednesday, November 28, 2012

Petualangan Tintin, penerbangan 714 ke Sidney


Judul              : Petualangan Tintin, penerbangan 714 ke Sidney
Pengarang     : Herge
Alih bahasa   :Donna Widjayanto
Cetakan        : Kedua, Maret 2010
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama



            
            Penerbangan 714 ke Sidney  adalah seri ke-22 dari album komik populer yang mendunia karangan Herge. Dari seluruh seri film kartun Tintin yang pernah saya tonton (yang kayaknya dulu sempat diputer di RCTI), saya paling ingat dengan seri atau judul yang ini karena settingnya di Indonesia.



                Kisah diawali dengan mendaratnya pesawat Qantas tujuan Sidney di Bandara Kemayoran. Di bandara yang sedianya hanya sebagai tempat transit inilah Tintin, kapten Haddock, dan Profesor Calculus (dlm seri ini disebut Lakmus), dan Milo (Snowy) ditawari untuk ikut naik pesawat bersama  seorang milyuner yang menguasai bisnis jet supersonik. Peristiwa inilah yang menjadi awal dari petualangan Tintin dan kawan-kawan kali ini. Ternyata, awak pesawat telah borkonspirasi untuk menculik sang miliuner. Sekertaris dan dua pilot pesawat telah berencana membajak pesawat yang bersangkutan sebelum mereka mengetahui ada yg keliru dalam rencana mereka, Tintin dkk ikut serta dalam pesawat.


                Dari sini, diketahui bahwa otak dibalik rencana penculikan itu adalah si Rastapopoulos, musuh bebuyutannya Tintin. Di sini, kita juga akan bertemu dengan Alan, bekas kru kapal kapten Haddock yang culas dan penghianat. Sementara, kelompok ini memperkerjakan sekumpulan orang Sondonesia sebagi kuli dan tenaga keamanan. Tintin dkk bersama sang miliuner pun ditahan di sebuah bunker peninggalan Jepang yang berada di pulau terpencil, sepertinya di Indonesia bagian timur.
     Banyak kejadian lucu dalam seri ini, terutama berkaitan dengan si Profesor Kalkulus (Lakmus) yang rada-rada budek plus telmi. Saya saja sampai terbahak-bahak membaca pertengkaran mereka yang tidak nyambung. Juga, adegan ketika Doktor Krollspell mengujicoba serum kejujurannya kepada sang miliuner demi menebak sandi rekeningnya di bank Swiss. Sayangnya, serum kejujuran itu malah memaksa si Miliuner mengoceh tentang semua kejahatannya, ketamakannya, pokoknya itu serum malah bikin curcol. Ia sama sekali malah tidak menyebutkan kata sandinya.


                Singkat kata dan setelah beberapa kali salakan Milo dan desingan peluru, Tintin dkk berhasil membebaskan diri dari sekapan para penjahat tersebut. Kini, mereka harus bertempur melawan para penjahat di sebuah pulau yang terisolir. Ketika keadaan hampir kepepet, Tintin menemukan sebuah kuil tua di sebuah gua. Dari sini, misteri semakin kental. Ada kekuatan aneh yang menguasai pulau itu, sebuah kekuatan asing yang bukan berasal dari Bumi. Jadi, bagaimana nasib Tintin dan kawan-kawan? Apakah mereka berhasil mengalahkan geng Rastapopoulos? Dan, apakah sebenarnya kekuatan asing yang menghantui pulau terpencil itu? Semuanya akan dijawab ketika gunung berapi aktif yang ada di tengah pulau tersebut tiba-tiba meletus.
                Penerbangan 714 ke Sidney pertama digarap tahun 1968 dan merupakan salah satu dari beberapa seri yang endingnya dibuat sengaja mengantung. Seri ini agak berbau aktivitas paranormal dan fiksi ilmiah dengan misteri utama yang tidak terpecahkan. Namun, tetap saja kita akan dibuat terbahak-bahak oleh tingkah konyol teman-teman Tintin.  Ada beberapa scene yang menggambarkan para kuli Sondonesia menggunakan bahasa lokal, yakni sambal rujak. Ini menunjukkan bahwa Herge memang ahlinya detail. Dalam berkarya, ia tidak setengah setengah dan selalu melakukan riset. bahkan, tema-tema komiknya pun berkaitan dengan wilayah-wilayah eksotis di penjuru dunia. Rupanya, Indonesia termasuk salah satu di antara tempat-tempat eksotis yang sangat cocok sebagai setting petualangan seru.

 Seri Tintin, baik komik maupun kartunnya telah mewarnai dunia selama hampir setengah abad. Mereka yang besar dengan menonton film kartun maupun membaca komiknya niscaya akan senantiasa terkenang dengan sepak terjang Tintin, si wartawan berjambul, dalam mengungkap misteri dan membasmi kejahatan. Dari Tintin, kita (atau setidaknya saya) belajar tentang pentingnya rasa ingin tahu, keberanian, humor, dan juga persahabatan. Juga, tentang betapa berharganya setiap petualangan dan pengalaman baru. Salut buat Opa Herge. 



"Salam sejuta topan badai dan kepiting bulukan" hahaha



7 comments:

  1. Eh di sini namanya tetep Milo ya, bukan snowy?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, terbitan Gramedia jadi berubah. Prof Calculus juga jd Lakmus

      Delete
  2. keren banget ya ternyata indonesia pernah jadi settingnya tintin, meski tetep aneh kenapa jadi sondonesia? hahaha...jadi pengen baca ulang yang ini ah =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin untuk menyamarkan mbak, karena para kuli Sondonesia ini penduduk asli dan mereka digambarkan mau saja melakukan kejahatan penculikan asal dibayar dengan uang. Duh

      Delete
  3. Kalkulus, Snowy itu nama versi terjemahan atau nama aslinya, sih? *jadi binun*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu versi terjemahan Amerika Serikat mbak, trus diadopsi oleh penerbit Indira

      Delete
  4. Pak Herge risetnya sampe mendatangi Indonesia tak ya? hehe

    ReplyDelete