Search This Blog

Saturday, May 14, 2011

Captivate

Detail buku:
Judul :  CAPTIVATE
Penulis: Carrie Jones
Penerjemah : Maria M. Lubis
Penyunting:  Ida Wajdi
ISBN : 978-979-024-454-2
Tebal : 388 halaman
Cover: Soft Cover
Penerbit : Atria
Cetakan : I, Desember 2010

Muda, magis, dan misterius…itulah kesan pertama ketika saya membuka novel fantasi ini. Dengan gaya yang benar-benar “anak muda” dan fresh, penulis Carrie Jones sekali lagi berhasil menghipnotis pembacanya untuk memasuki dunia para pixie. Melengkapi dunia vampir dan manusia serigala yang telah terlebih dulu menguasai jagad perfiksian, Jones dengan cerdas memperkenalkan satu spesies baru yang tidak kalah mengemaskan, pixie. Kelihaian penulis terlihat dari bagaimana ia menjelaskan sosok pixie secara sepotong-sepotong, dari satu bab ke bab lainnya sehingga pembaca seolah dipaksa dengan begitu halus dan tanpa terasa—dan didorong oleh rasa penasaran akan sosok pixie—untuk membaca habis novel ini. Sungguh, teknik penulisan yang unik dan berbeda. Pembaca mungkin akan bingung ketika membaca bab-bab awal dari novel ini, terutama dengan apa sih pixie itu sendiri, terlebih dengan hadirnya Astley—raja pixie yang baik (padahal katanya semua pixie itu jahat). Akan lebih membantu jika kita juga membaca seri pertama dari serial pixie ini, Need, yang juga telah diterbitkan oleg Atria.

            Namun demikian, hilangnya kepingan cerita pertama (*karena saia tidak dikasih yg Need  wkwkwk) tidak mengurangi keasyikan saya untuk melahap habis novel seri dark-fantasy ini. Awalnya, saya mengira novel ini tidak jauh beda dengan novel-novel twilightian (maksudnya novel-novel vampire getooo *maksa), tapi setelah membacanya, saya kira novel ini lebih cocok untuk para penggemar serial Buffy the Vampire Slayer—sebagaimana diakui oleh Issie sendiriDengan pertempuran yang berdarah-darah, aneka macam gigitan, sihir, dan manusia yang bisa beralih rupa; Captivate jauh lebih seru dengan alur cerita yang susah ditebak.

            Cerita berlanjut (bukan diawali, karena ini adalah seri yang kedua) di sebuah SMA di kota Maine yang penuh dengan hutan dan salju. Empat anak muda pemberani: Zara (mungkin separuhpixie), Nick (pacar Zara yang bisa berubah menjadi serigala), Issie (manusia biasa, teman terbaik Zara), dan Devyn (tipikal kutu buku, tapi bisa berubah menjadi burung elang) berhasil mengunci dan menahan para pixie jahat di sebuah rumah di tengah hutan. Rumah itu dipagari dengan aneka jenis logam karena, sebagaimana bocoran dari Zara, para pixie menderita metallophobia atau ketakutan terhadap logam dan metal. Jika suatu saat kamu bertemu seorang (?) pixie jahat di jalan, ingatlah selalu untuk mengambil tongkat besi, kawat, atau pipa logam terdekat untuk membela diri.

            Ketika Zara mengira  segala sesuatunya sudah beres, ia malah bertemu dengan Astley yang terluka dan hendak di bawa ke Valhalla—surganya para ksatria. Zara menyelamatkannya, hanya untuk menjumpai bahwa kehidupannya tidak akan sama lagi setelah itu. Astley memperingatkan bahwa ada raja pixie baru yang lebih kejam datang ke Maine. Berturut-turut, 4 sekawan pemburu pixie dikejutkan dengan berbagai hal, mulai dari munculnya Valkyrie serta bocoran gaib bahwa Maine akan menjadi ajang Ragnarok—pertempuran antar dewa. Bagaimana Zara dan kawan-kawannya bisa bertahan menghadapi pertempuran besar itu? Siapakah yang akan menjadi korban berikutnya? Bagaimana cara terbaik untuk mengalahkan pixie jahat? Semuanya diolah secara seru dalam Captivate.

            Bagian awal hingga tengah dari novel ini mungkin terasa kurang greget bagi penggemar cerita fantasi. Pasalnya, bagian awal seolah hanya mengumbar kemesraan khas anak SMA Amerika yang ditunjukkan oleh Nick dan Zara (*bilang aja iri…beouugh*). Jalan ceritanya juga cenderung agak mendayu-dayu, tentang I love you dan Ich liebe dich pokoknya—yang pastinya membuat novel ini cocok menjadi bacaan bagi remaja. Namun, kemonotonan bagian awal akhirnya terbalas dengan jalan cerita bagian tengah dan akhir yang begitu seru dan tak terduga. Pertempuran demi pertempuran berlangsung bersambung-sambungan, membuat pembaca seolah menahan napas agar tidak ketinggalan jalan cerita. Begitu sampai pada bagian tengah hingga menjelang akhir, pembaca dijamin tidak mau menghentikan bacaannya. Dari sin, kita tahu bahwa pixie itu bisa dihentikan, dan bahwa kepercayaan dan kerja sama dengan teman tetap menjadi hal yang utama dalam menghadapi berbagai masalah. 

Kata kunci: kalo kamu kepengen terbang, berpacaranlah dengan raja Pixie, karena hanya mereka yang bisa terbang. Tapi, jangan sampai dicium oleh seorang Pixie, atau kamu tidak akan bisa memasak menggunakan wajan aluminium lagi ...

3 comments:

  1. Huaaahh...bisa banget nulis review trus blom baca Need. Hebat. Nggak lost track?

    Pengen baca buku ini. Walau buku pertamanya, Need, nggak begitu dapat emosinya, tapi tetep pengen baca kelanjutanya. >.<

    Dah aku follow blognya

    Ally
    It's All About Books

    ReplyDelete
  2. Hehehehe ini sih bikin soalnya ditagih sama ibu peri Serambi yang dulu...biasalah menang kuis hehe...aku folback ya

    ReplyDelete