Search This Blog

Wednesday, April 6, 2011

Ranger’s Apprentice #3 Daratan yang Terselubung Es

Judul                : Ranger’s Apprentice #3 Daratan yang Terselubung Es
Penulis              : John Flanagan
Penerjemah      : Septina Y.P
Penyunting        : Dumaria Pohan
Korektor          : Elviana Alianto
Tata Letak        : MAB
Cetakan           : I, April
Penerbit            : Matahati


Petualangan di Abad Pertengahan belum pernah diceritakan dengan begitu mendetail dan sangat seru seperti di Ranger’s Apprentice ini!


Petualangan Will, Evanlyn, Halt, dan Horace masih berlanjut dan semakin seru di buku ketiga seri Ranger’s Apprentice Daratan yang Terselubung Es. Dalam buku kedua, diceritakan Horace dan Halt berhasil mengalahkan Morgarant dan menghalau pasukannya. Namun, Will dan Evanlyn tertangkap dan ditawan oleh orang-orang Skandia untuk dijual sebagai budak di utara.
            Di buku ketiga yang penuh es ini, Will dan Evanlyn harus berjuang keras di lingkungan musuh, terutama Will yang dipaksa menjadi budak, tidak hanya secara fisik bahkan secara mental. Di ujung cerita, Will disiksa secara “pelan” menggunakan alang-alang penghangat yang hampir menghilangkan jati diri rangernya. Ketika segala sesuatunya tak mungkin lebih buruk lagi, ada seorang penolong tak terduga yang kelak membantu Will dan Evanlyn keluar dari Skandia.
Dalam seri ketiga ini, pembaca akan bisa melihat struktur sosial bangsa Skandia yang barbar dan suka melakukan penjarahan itu. Dikelilingi oleh alam yang beku dan ganas, bisa dimaklumi jika karakter mereka sangat keras dan cenderung kejam, walaupun perlakuan mereka pada Will sudah pasti akan membuat para pembaca sekalian senewen.
            Sementara Will dan Evanlyn berjuang di utara yang beku, Halt dengan ditemani Horace memulai perjalanan mereka ke utara lewat jalur darat untuk mencari Will. Petualangan dan pertempuran yang dilakoni ranger tua dan ksatria muda ini juga tidak kalah seru, berselang-seling dengan petualangan Will di utara sehingga menciptakan alur ganda yang membuat pembaca seolah tak bisa berkedip. Aneka peperangan melawan bandit, hantaman pedang, pelindung kepala dari logam yang penyok, hingga perang tanding mewarnai perjalanan Halt dan Horace.Di akhir cerita, Halt dan Horace juga berhasil mencapai kemenangan mereka sendiri dengan mengalahkan ksatria hitam yang ganas dan cerdik—tentu saja dengan trik dan strategi ala Flanagan yang begitu memukau. Saya sampai membayangkan kalau penulis adalah gabungan dari seorang ahli taktik modern dan sejarahwan abad pertengahan.
Sebagaimana buku pertama dan kedua, dalam seri ketiga ini pembaca kembali disuguhi dengan kepiawaian Flanagan dalam menguraikan detail-detail teknis-mekanis pendukung cerita yang sangat mengagumkan. Membaca buku ini, pembaca tidak hanya diajak untuk mengikuti petualangan Will, tapi juga belajar cara bermain pedang, menjaga agar tubuh tetap hangat, memegang dan melemparkan senjata, cara mengendalikan laju kapal yang tengah diamuk badai, bahkan struktur kastil model di abad pertengahan.
            Keunggulan dari karya Flanagan adalah karakternya yang dibangun dengan begitu lengkap dan tidak nanggung, lansekap Abad Pertengahan juga disusun begitu nyata, membuat pembaca benar-benar melihat langsung ketika Will belajar memanah. Membaca serial Ranger’s Apprentice, pembaca diajak menyelami pola pikir dan cara hidup para ksatria berbaju besi, pemanah ulung, bangsawan abad pertengahan, bahkan suku bar-bar. Ditambah dengan terjemahan serta suntingan khas Penerbit Matahati yang segar, ringan, dan runtut, pembaca dijamin betah membaca serial Ranger’s Apprentice lama-lama. Semoga seri selanjutnya, Oakleaf Bearers, segera diterbitkan oleh Penerbit Matahari sehingga kita bisa sama-sama mengikuti petualangan Will, si ranger muda.




5 comments: