Search This Blog

Monday, May 4, 2015

Stolen Songbird

Judul    : Stolen Songbird (Negeri Troll yang Hilang)
Pengarang    : Danielle L. Jensen
Penerjemah    : Nadya Andwiani
Penyunting    : Mery Riansyah
Cetakan    : 1, Oktober 2014
Tebal    : 493 hlm
Sampul : Defi Lesmawan
Penerbit : Fantasious



23505580

Troll, apa yang muncul dalam benak ketika kata ini disebut? Mahkluk menjijikan berukuran raksasa, berbadan gempal dengan otot-otot perkasa, kulit berlendir, ganas, suka memangsa makanan mentah, tapi (untungnya) otaknya kecil. Nah, silakan bertemu dengan Tristan dan Marc, dan pandangan menjijikan tentang troll pun akan berubah. Maunya sih begitu. Novel Stolen Songbird karya Jensen ini memang berupaya menjungkirbalikkan pandangan umum tentang troll yang selama ini dipandang masyarakat. Jika dulu troll dianggap sebagai mahkluk barbar dan ganas dan buruk rupa, maka melalui novel ini penulis mengubah troll menjadi mahkluk nan rupawan. Pola ini  mirip banget sama seri Twillight, vampire yang dulu kita anggap seram dan biadab oleh penulis diubah menjadi sosok rupawan nan berkilauan bernama Edward. Plus, satu lagi kemiripan antara kedua seri ini: Baik Edward maupun Tristan tidak mempan terkena sinar matahari. Padahal, legenda menyebut kalau vampire akan terbakar dan troll akan membatu ketika terkena sinar matahari.




 
 Masak iya pangeran trol beginian?

Cecile de Troyes, seorang gadis yang pandai menyanyi, diculik dan kemudian dinikahkan secara paksa dengan seorang pangeran troll. Gadis mana yang akan rela, diculik dan kemudian dinikahkan dengan pria yang tidak dia kenal, dengan sesosok troll pula. Cecille tentu saja berjuang dan melawan, sekuat tenaga ia menolak, tetapi sayang dia hanyalah seorang gadis biasa yang harus menghadapi seluruh troll yang berdiam di kota Trollus. Gadis itu terus melawan sampai akhirnya dia bertemu dengan Tristan, yang well tidak seburuk dugaannya. Pengalamannya selama beberapa waktu di Trollus telah membukakan matanya bahwa troll tidaklah seburuk yang dia duga. Tristan hampir tidak ada bedanya dengan pria remaja biasa (plus dia tampan, tinggi, atletis, jago sihir, dan bla-bla-bla). Troll juga ternyata bisa melakukan sihir, Tristan sendiri pernah bilang kalau kaum mereka tidak berasal dari Bumi ini, melainkan dari alam antara dua dimensi.

Ratusan tahun sebelumnya, kota Trollus tertimbun oleh Gunung Terlupakan yang runtuh dan kemudian mengubur kota itu beserta seluruh penduduk troll di dalamnya. Kekuatan sihir para troll-lah yang menahan beban batu-batu berat itu sehingga tidak runtuh dan menghancurkan Trollus. Selama ratusan tahun, kota itu terpendam di bawah gunung, ditopang oleh sebuah struktur sihir massif yang menahan batu-batu yang menutupi seluruh Trollus, membuatnya tersembunyi dari dunia. Sebuah kutukan membuat kaum troll tidak bisa pergi dari kota itu, hanya persatuan antara anak matahari dan anak bulan yang bisa memunahkan kutukan itu, dan Cecile dianggap sebagai anak matahari, karena itulah dia diculik dan dinikahkan secara paksa dengan Tristan.

Sepanjang separuh awal buku ini, ceritanya berjalan dengan sangat-sangat lambat. Kita diajak berkenalan lebih dekat dengan kaum troll, dengan Tristan, juga dengan sejarah Trollus. Banyak hal baru yang dipelajari Cecile selama di kota ini. Awalnya, tentu saja dia merasa telah diperlakukan tidak adil dan bertekad untuk kabur dari Trollus. Tetapi, setelah banyak bertemu dengan barbagai macam trollus, juga setelah mengenal Tristan lebih dekat, tanpa sadar dia mulai betah dan menikmati perannya sebagai calon pendamping raja Trollus yang tampan. Ternyata, troll dibagi menjadi darah murni dan darah campuran. Darah murni adalah troll dengan galur murni yang tidak tercampur dengan manusia. Merekalah troll dengan sihir paling kuat. Teoll darah campuran memiliki fisik hampir mirip dengan manusia kecuali di bagian-bagian tertentu yang agak ‘bengkak’, dan mereka juga memiliki kekuatan sihir.

Benang merah paling utama di buku ini tentu saja kisah cinta antara Cecile dan Tristan, yang menguasai separuh buku (dan saya hampir nyerah membacanya). Kisahnya sangat mengingatkan pada Twillight dengan Edward dan Bella-nya yang lopelope. Untungnya, si Cecile ini tidak menye-menye hore kayak Bella, dia punya semangat untuk melawan dan kemudian ikut berjuang. Dia mau belajar, mau beradaptasi, mau berkawan, dan tidak menggunakan kegalauannya saat mencintai Tristan. Secara alur, walau termasuk jenis romansa yang lembut, buku ini enak banget dibaca (mungkin terjemahannya nan mulus ikut berpengaruh). Hanya saja, karakter Tristan dan Cecile entah kenapa kok kurang nampol. Tristan bisa dibilang sangat membosankan (Mana ada pangeran troll yang suka mengigiti bibirnya sendiri saat gelisah?). Karakter-karakter pendampinglah yang menurut saya dibangun dengan baik sekali. 

Ditulis dengan ide yang unik serta konflik sejarah yang rumit, seri ini memang layak untuk terus ditulis dan dilanjutkan. Ada banyak sekali hal-hal yang saya nantikan di buku selanjutnya, yang semoga bisa dijelaskan oleh penulisnya tanpa terlalu berbau Twillight. Novel ini seharusnya bisa berdiri sendiri, sebagaimana Trollus yang bisa berdiri kukuh selama ratusan tahun meskipun ribuan ton batu mengancam untuk menjatuhi kota tersebut dari atas. Olah lagi konflik antara darah murni dan darah campuran, serta sejarah politik Trollus, bagian-bagian inilah yang menurut saya menjadikan Stolen Songbird berbeda dari novel-novel romansa fantasi biasa. Untuk sampulnya, gelap beraroma hijau, saya sangat menyukainya. 


Gambar: http://thereaderandthechef.blogspot.com/2014/12/day-16-of-25-days-of-book-boyfriends.html

3 comments:

  1. Ya hiburan dooonk sekali kali pangeran trollnya ganteng nan rupawan. Masa iya bertampang monster terus ._____.

    ReplyDelete
  2. Beruntung nemuin review ini. Isinya mumpuni hehehe. Cukup buat ngobatin rasa penasaranku. Stolen Songbird jadi salah satu novel fantasi terjemahan yang bakal aku baca. Tinggal nunggu bukunya dateng hehe. sebelumnya aku nggak terlalu dapet gambaran jelas soal buku ini karena rata-rata nemu review yang isinya pada singkat-singkat.
    Untungnya ada yabg ngebahas titik romance-nya. Syukurlah kalo Cecile beda dari Bella. aku nggak tahu deh masih sanggup apa nggak buat ngabisin bacaannya kalo ceweknya model Bella lagi. Rasa pengin jambak. Hahaha.

    ReplyDelete
  3. Beruntung nemuin review ini. Isinya mumpuni hehehe. Cukup buat ngobatin rasa penasaranku. Stolen Songbird jadi salah satu novel fantasi terjemahan yang bakal aku baca. Tinggal nunggu bukunya dateng hehe. sebelumnya aku nggak terlalu dapet gambaran jelas soal buku ini karena rata-rata nemu review yang isinya pada singkat-singkat.
    Untungnya ada yabg ngebahas titik romance-nya. Syukurlah kalo Cecile beda dari Bella. aku nggak tahu deh masih sanggup apa nggak buat ngabisin bacaannya kalo ceweknya model Bella lagi. Rasa pengin jambak. Hahaha.

    ReplyDelete