Judul : The
Time Travelling Fashionista
Pengarang :
Bianca Turetsky
Penerjemah :
Merry Riansyah
Ilustrasi
Isi: Sandra Suy
Tebal: 249
hlm
Cetakan:
September 2013
Penerbit:
Bentang Belia
“Ketika seseorang memiliki semangat yang kuat, energi mereka tidak akan
pernah menghilang.” (hlm 247)
Apa yang akan kaulakukan jika
tiba-tiba kau mendapati dirimu berada di atas kapal Titanic yang tengah
berlayar tahun 1912, beberapa saat sebelum kapal pesiar raksasa nan legendaries
itu tenggelam ke dasar samudra karena menabrak gunung es? Well, yang pasti bukan seperti Lousie Lambert yang malah asyik
mengagumi aneka pakaian model vintage yang
dikenakan oleh para penumpang yang mewah tersebut. Siapa Lousie dan mengapa dia
bisa berada di atas kapal Titanic? Si Louise ini adalah seorang remaja kelas 7
SMP, yang suka sekali menggenakan baju-baju bergaya vintage alias model lawas tahun 1900-an awal. Penggambaran Lousie
yang masih SMP ini menurut saya kurang cocok, karena tingkah polahnya yang
menurut saya lebih mirip anak usia SMA. Bayangkan saja, mana ada coba anak SMP
yang sudah paham mode, apalagi mode-mode era jadul? Tapi, remaja-remaja bule
memang sepertinya terlalu cepat dewasa kali ya, jadi anggap aja mungkin.
“Butuh orang yang istimewa untuk menyadari bahwa ketika kamu mengenakan
pakaian vintage, kamu akan membawa sedikit masa lalu pada tubuhmu dan
kemungkinan bahwa vintage dapat
memiliki pengaruh pada kehidupan modernmu.” (hlm 246)
Bagaimana Louise ini bisa
nangkring ke kapal Titanic? Semuanya berawal dari sebuah undangan untuk
menghadiri obral baju-baju vintage di Chapel Street no.22. Di tempat itu, dia
bertemu dengan dua wanita aneh yang memberinya minuman aneh. Tertarik pada
sebuah gaun model vintage berwarna
pink yang dipajang di sana, Louise pun
mencoba dan cling … tiba-tiba dia pingsan dan saat saat dia sudah melakukan
perjalanan waktu dari tahun 2011 ke tahun 1912, langsung ke atas kapal Titanic
pula! Kurang epic apa coba? Tapi, Louise—yang awalnya tidak menyadari bahwa dia
tengah berada di atas kapal yang hampir tengelam—memutuskan untuk menikmati pemandangan
dan bersabahat dengan pelayannya. Adalah mimpinya untuk bisa melihat para pria
dan wanita berdandan dengan baju-baju model lama. Jadi, ketika mendapati
dirinya mundur ke tahun 1912, dia pingsan lagi, tapi setelah itu dia malah
mengagumi dunia masa lalu itu.
“Para fashionista sejati tidak berbelanja di mal.” (hlm 247)
Di atas kapal
Titanic itulah, Louise menemukan smeua impiannya mewujud nyata. Bertemu dengan
perancang fashion idolanya, melihat langsung koleksi gaun vintage terakbar
sepanjang masa, serta menikmati fasilitas Titanic yang didapatkannya secara
gratis (tapi tetap saja ida jejeritan saat mengetahui bahwa kapal mewah itu
adalah Titanic yang itu). Lalu, apa yang harus dilakukan Louise? Dia merasa dirinya harus bertindak
demi menyelamatkan para penumpang. Maka, dengan bantuan teman-teman barunya,
Louise berjuang menyusup ke ruang kemudi kapal dan berusaha membelokkannya. Dia
juga sudah berupaya mengingatkan sang kapten kapal. Namun, orang-orang di masa
itu sama percaya bahwa kapal semegah Titanic tidak akan pernah bisa tengelam.
Louise menyadari, sejarah dan masa lalu memang tidak akan pernah bisa diubah.
“Aku senang mengenal
klien-klienku lebih dalam, dan aku percayagaun-gaun mereka seharusnya menjadi
material perwakilan pribadi mereka. Potongannya, warnanya, gayanya, seluruh
elemen haruslah merupakan cerminan dari wanita istimewa itu sendiri. ” (hlm
117)
Tapi, perjalanan waktu Louise
tidak sia-sia. Dengan upayanya, dia berhasil menyelamatkan banyak nyawa
meskipun Titanic akhirnya tetap tengelam. Dia juga belajar banyak tentang mode
pakaian dari berbagai masa, terutama
pakaian vintage. Secara cerita,
mungkin kurang dramatis yak arena novel ini memang lebih seperti novel
remaja-drama dengan embel-embel perjalanan waktu. Meski premisnya unik dan
sebenarnya bisa lebih dikembangkan lagi, tapi ingat bahwa ini lebih seperti
novel tentang fashion dan bukan novel
fantasi. Dalam setiap babnya, pembaca akan menemukan gambar-gambar sketsa aneka
gaun bergaya vintage yang sangat elok.
No comments:
Post a Comment