Judul :
Separated, It is You, I Stand Still
Pengarang : Eko
Penyunting : Ainini
Cetakan: Pertama, 2015
Tebal : 211 hlm
Penerbit : Ping!!!
Folium adalah sebuah negeri yang
dihuni oleh dua ras berbeda, manusia dan elf. Pemimpin negeri itu, Presiden
Clorida, sengaja memisahkan dua ras tersebut dengan alasan yang tidak jelas.
Ada semacam dinding tak kasatmata bernama Corp yang memisahkan dua wilayah itu.
Para elf tinggal di bagian barat Folium, sementara manusia tinggal di bagian
timur. Satu peraturan yang harus dipatuhi kedua ras, manusia dan elf tidak
boleh berhubungan. Karena itu, baik manusia ataupun elf tidak ada yang bisa
menembus Corp. Siapapun yang mencoba menembusnya akan hancur berkeping-keping.
Selama ratusan tahun, kedua ras pun hidup terpisah, masing-masing dengan
kehidupannya sendiri.
Alexander Spark, seorang manusia
yang tinggal di distrik Rome, tanpa sengaja berhasil merobek Corp dan masuk ke
wilayah elf ketika dia sedang berburu di hutan. Saat itulah, dia bertemu dengan
elf berambut perak yang sangat cantik bernama Cinnamon. Keduanya saling
berkenalan, berteman akrab, bermain bersama. Cinta mulai mekar diantara mereka.
Sesuatu yang seharusnya terlarang di Folium dan sekaligus menjadi awal dari
sebuah revolusi di negeri yang terbagi dua itu. Melalui Ramus—ayah
Cinnamon—Alex mengetahui berbagai rahasia tentang negeri Folium yang telah
disembunyikan Presiden Clorida. Ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh presiden
lalim itu, rahasia yang kemudian memaksanya memunculkan Corp dan membagi dua
negeri Folium.
Pertemuan Alex dan Cinnamon
menjadi awal dari cerita, sekaligus pergolakan besar di negeri pulau tersebut.
Cinta keduanya dibayang-bayangi oleh mata-mata Clorida yang senantiasa
mengawasi mereka. Belum lagi, Ramus ternyata telah memiliki rencana sendiri.
Dia hendak menggunakan hubungan antara Alex dan Cinnamon sebagai penyulut
pemberontakan, pemicu terjadinya revolusi. Maka, Alex yang awalnya hanya pemuda
biasa pun harus berlatih keras untuk menjadi pejuang. Dia harus berlatih
memanah sementara Cinnamon harus terus melatih sihir alamnya untuk bertarung.
Bersama-sama, keduanya menjadi yang pertama bersatu dari dua kaum yang
terpisahkan untuk kemudian memimpin Folium menuju sebuah revolusi yang akan
mengubah negeri itu selamanya.
Satu hal tentang novel fantasi
karya anak negeri ini: sangat Hunger
Games sekali. Begitu banyak elemen-elemen di dalamnya yang mirip serial
karya Suzane Collins itu, mulai dari keberadaan Presiden Clorida yang otoriter
(ingat Presiden Snow?), Alex yang pandai memanah, serta hubungan cinta antara
Alex dan Cinnamon yang dieksploitasi sebagai symbol perlawanan (ingat
Katniss-Peeta?), dan err Alex yang juga jago memanah! Padahal, konflik yang
ditawarkan di bagian awal sudah cukup menarik, yakni pemisahan antara dunia elf
dan manusia. Penulis berani menggunakan elemen-elemen elf (dan menurut saya dia
mampu menggambarkan dunia elf dengan baik) lalu mengemas konfliknya lewat cinta
antara Alex dan Cinnamon. Hanya saja, semakin ke belakang elemen-elemen Hunger Games ini semakin kental padahal
premis awalnya sudah cukup bagus. Jika saja alurnya tidak menyerupai HG, novel
ini berpotensi bagus.
Separated adalah satu dari tujuh naskah terpilih #fikfanDIVA yang
diadakan DIVA Press tahun 2013. Saat itu, begitu sulit memutuskan naskah mana
yang lolos. Begitu banyak naskah dengan premis cerita yang sangat bagus, hanya
saja banyak yang kemudian cuma bagus di premis tapi gagal di eksekusi. Banyak
yang menebar janji-janji akan kisah yang fantastis di awal, tapi sampai di
tengah, ceritanya seperti kehilangan ruh dan penulis seperti tidak berhasil
menyelesaikannya (meskipun naskahnya selesai). Karena itu, kami memilih
cerita-cerita yang utuh, dengan premis yang sederhana namun digarap dengan
rapi. Naskah ini adalah salah satunya, termasuk naskah yang ditulis dengan
baik, alurnya tertata rapi, dan memiliki pembuka, klimaks, dan ending yang
runtut.
Syarat maksimal 130 halaman yang
diajukan dalam lomba juga menurut saya sangat membatasi kreativitas para
penulis. Bayangkan saja, novel fantasi kan biasanya tebal-tebal, tapi ini
maksimal hanya 130 halaman. Sehingga, wajar jika kemudian banyak penulis yang
gagal menyelesaikan cerita. Asal potong aja selama jumlah halamannya 130 hlm,
jadinya banyak cerita yang melompat. Kisah ini terpilih sebagai salah satu
nominator karena selain naskahnya secara alur utuh, lompatannya juga tidak
terlalu banyak. Bagian tentang pertarungan dengan Clorida agak kurang panjang,
tapi yah, sebagai salah satu juri, saya memahami kalau pembatasan 130 halaman
itu memang menghasilkan hal-hal yang tidak bisa dikompromikan seperti ini.
Selain terlalu mirip HG, ada juga banyak bolong di novel ini.
Misalnya saja, bagaimana Clorida bisa membuat Corp seorang diri, darimana dia
mendapatkan kekuatan besar, dan bagaimana cara dia menghancurkan kota-kota.
Namun, saya rasa, jawaban dari bolong-bolong tadi pasti berkaitan dengan jumlah
halaman yang dibatasi 130 tadi. Saya bisa memahaminya, hanya sangat disayangkan
sekali. Kemudian, soal kelebihannya. Saya sangat suka dengan cara penulis yang
begitu rapi saat menulis tentang elf, begitu
tidak belepotan. Diksi dan caranya dalam
memilih kata dan menyusun kalimat juga bisa dibilang indah, karenanya novel ini
berpotensi menjadi novel romance-fantasy yang
cocok untuk dibaca remaja. Sedikit rasa dystopia
di dalamnya juga manis untuk dicecap. Sebuah novel fantasi karya anak
bangsa yang harus terus kita dukung perkembangannya.
No comments:
Post a Comment