Judul : The
BFG (Raksasa Besar yang Baik)
Pengarang :
Roadl Dahl
Penerjemah :
Poppy D Chusfani
Cetakan : 2,
2010
Halaman :
200 hlm
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Pertama-tama,
pujian dan salut harus dihaturkan kepada sang penerjemah, Mbak Poppy D.
Chusfani, yang dengan sangat luar biasa telah menerjemahkan buku ini. Ada
banyak sekali pelesetan kata, permainan vokal, dan kreasi nada yang
berjumpalitan dalam buku ini, yang saya yakin akan sangat sulit untuk
diterjemahkan sekiranya buku ini tidak jatuh ke tangan Mbak Poppy. Sungguh luar biasa, sambil terpingkal dan terbahak
membaca ujaran-ujaran si Raksasa Baik hati, saya turut mengagumi kecerdasan dan
kreativitas sang penerjemah dalam menemukan padanan-padanan kata yang sesuai—atau
paling tidak yang paling mendekati. Sebuah upaya yang luar biasa. Salut … salut
… salut.
Sekarang ke cerita. Roadl Dahl
selalu bisa menghadirkan tema-tema sederhana dalam kisah-kisah yang luar biasa.
Melalui The BFG atau Raksasa yang Baik Hati, pembaca sekali
lagi dihadapkan pada kepiawaian sang penulis dalam meramu sebuah kisah
anak-anak, dengan tokoh anak-anak, tapi bisa dinikmati baik oleh anak-anak
maupun orang dewasa. Lebih dari itu semua, The
BFG adalah kisah yang sangat menghibur dalam dua cara: cerita dan permainan
kata. Sang BFG adalah sosok raksasa yang sebenarnya cerdas, tapi ia—sebagaimana
diakuinya ke Sophie—tidak pernah sekolah sehingga wader saja jika dia berbunyikan
umat manusia segabai tomat manusia. Hahaha.
Sophie, seorang gadis kecil dan
yatim piatu, tengah menengok di jendela kamarnya di lantai atas tepat pada
waktu tengah malam. Tanpa sengaja, ia melihat sosok raksasa tengah meniupkan
terompet aneh ke jendela-jendela kamar anak-anak yang sedang tidur. Raksasa itu
melihat Sophie, yang lalu merenggutnya dari tempat tidur dan membawanya ke
Negeri Raksasa. Dari sinilah pertemuan ini bremula.
Sophie akhirnya mengetahui bahwa raksasa yang menculiknya adalah raksasa
yang baik hati. Ia tidak memakan tomat manusia,
tetapi makan sejenis mentimun yang bzbezzseszszee dan rasanya juga
breszesezseszse. Tapi, masih ada 9 raksasa lain di negeri raksasa. Mereka semua
suka memakan manusia, terutama anak-anak manusia yang dagingnya masih lembut.
Sekarang, Sophie dan BFG harus
sama-sama berpikir keras untuk menghentikan para raksasa keji itu. Sebuah rencana
pun disusun, yang melibatkan mimpi serta Yang Mulia Ratu Inggris di dalamnya.
Sebuah rencana yang akan mengakhiri kejahatan para raksasa, selamanya. Sebuah cerita
yang sederhana, persahabatan antara anak manusia dan raksasa yang kesepian. Kisah
ini mengajarkan kepada anak bahwa ada orang baik di antara orang-orang jahat, mereka
hanya belum tahu. Juga, agar kita tidak memandang orang hanya dari fisiknya
semata. Sang BFG telah mengajarkan pentingnya sekolah, juga tentang betapa
kuatnya kekuatan mimpi.
Kisah yang simpel, tapi kesalahan
pengucapan si BFG-lah yang membuat cerita ini semakin menawan dan
takterlupakan. Membaca kesalahan eja dan ucap yang bertebaran dalam buku ini—juga
berkat terjemahannya yang luar biasa adaptif—membuat pembaca tertawa kecil
sepanjang cerita. Sayangnya, karena ada bagian tentang “memakan anak-anak
laki-laki dan perempuan”, dibutuhkan bimbingan khusus dari orang tua untuk
membaca buku ini bagi anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun. Juga, bagian pelesetan kata, alangkah serunya jika
orang tua ikut membacakan dan menunjukkan kata yang tepat, dalam hal ini, tomat adalah umat.
Resensi ini
disertakan dalam RC yang diselenggarakan oleh Bacaan Bzee
Setuju banget, surprise baca edisi terjemahannya mbak Poppy, sampai bela-belain cari aslinya, pengen bandingkan keduanya :D
ReplyDelete