Search This Blog

Wednesday, September 14, 2016

Misteri Angka-Angka

Jika Muriel Rukeyser pernah berkata bahwa alam semesta terbentuk oleh cerita-cerita, maka lewat buku ini Annemarie Schimmel hendak menegaskan bahwa semesta juga terbentuk atas angka-angka. Dari angka nol yang kosong hingga 360 yang membagi sebuah lingkaran, peradaban-peradaban kuno di Bumi diwarnai oleh angka-angka (selain juga cerita). Dalam beberapa peradaban, angka-angka bahkan menjadi bukti kemajuan mereka, seperti angka nol di India dan 360 pada bangsa Sumeria. Sementara dalam sejumlah peradaban yang lebih modern, angka-angka dianggap memiliki nilai numerik serta dapat melambangkan sesuatu. Angka 13 misalnya, kondang sebagai angka sial di Barat sementara angka 8 dianggap sebagai angka keberuntungan di Tiongkok karena bentuknya yang tidak terputus. Setiap angka, dengan demikian, memiliki 'nilai dan sejarahnya sendiri.' 


Lebih dari semata dokumentasi tentang angka-angka, buku ini menelisik lebih jauh tentang mitos dan perlambang angka-angka dalam agama-agama besar di dunia. Tiga agama langit (Yahudi, Kristen, dan Islam) dan juga Hindu dan Buddha, mendapat pembahasan yang lumayan banyak. Sejumlah informasi terkait angka-angka dalam beberapa peradaban besar dunia juga turut dijabarkan, mulai dari suku Aztec hingga Tiongkok kuno. Membaca buku ini, saya jadi sadar betapa angka-angka yang kita gunakan sehari-hari itu telah melewati kurun masa yang sangat panjang sehingga menjadi wujud dan fungsinya seperti sekarang. Diawali dengan pengamatan atas benda-benda langit oleh suku-suku purba tiga ribu tahun lalu, umat manusia mulai membentuk kaitan antara benda-benda langit itu dengan perhitungan sederhana yang dapat mereka manfaatkan, misalnya untuk menentukan musim bercocok tanam atau menentukan arah.

Setiap peradaban memiliki tanda-tanda angkanya sendiri, dan setiap peradaban juga memiliki perbedaan tentang bagaimana mereka memaknai suatu angka.  Terkait agama, angka-angka tertentu rupanya juga memiliki keistimewaannya sendiri. Angka 1, misalnya, sangat diagungkan dalam Islam karena melambangkan Allah yang Maha Esa. Sementara, dalam ajaran Kristiani, angka 3 adalah yang dikuduskan karena melambangkan Tritunggal. Di lain pihak, beberapa angka dimaknai secara positif oleh sejumlah agama, misalnya angka 7. Tapi, ada juga angka yang dipandang positif di suatu kebudayaan dan di saat yang sama dipandang negatif di peradaban lain, angka 9 misalnya. Dikutip dari ulasan Kaha Anwar bahwa angka 9 memiliki interpretasi sebagai berikut:

Interpretasi lain yang telah dikenal sejak zaman kuno menekanan watak angka 9 yang nyaris sempurna. Troy dikepung selama 9 tahun, dan Odysseus menempuh perjalanan dalam rentang waktu yang sama. Sembilan malaikat dalam Dante adalah refleksi dari kesempurnaan angka 3, yang kemudian dilengkapi dengan Tuhan yang Esa yang meliputi segala sesuatu sehingga membentuk keutuhan 10. Interpretasi “surgawi” lain atas angka 9 bisa ditelisik dari perannya sebagai hasil 8 +1, keindahan agung dan tinggi. Kedudukan 9 yang serupa bisa dijumpai di dalam filsafat Ikhwan ash Shafa dengan tingkat eksistensinya: satu pencipta, 2 jenis intelek, 3 jiwa. 4 jenis materi, 5 jenis alam, alam badaniah yang ditentukan dengan 6 arah, 7 langit berplanet, 2 x 4 unsur, dan terakhir 3 x 3 tingkat kerajaan bintang, tumbuhan dan mineral.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN0K32J1y-KSug1asYbNrb6559GkGoYdw5gZ6XLBdJYVl66M8lVbN5PYaDpdYNviWHSQo-N-2yyEFRdqdCwpYkKjPB3qL6dNYxXInrtx7Qo_uV_m6fikJKry7tAy5WkiIfkgabjimyTyI/s1600/

Banyak pertanyaan besar kita tentang angka yang akan dijawab di buku ini. Misalnya saja, mengapa angka 13 dianggap sebagai angka sial. Salah satunya adalah dalam tradisi Kristen disebutkan bahwa Yesus dikhianati oleh murid ke-13. Ini malah berkebalikan dengan tradisi Kabbalah Yahudi yang menanggap angka 13 sebagai angka keberuntungan karena nilai numeriknya membentuk kata "Esa" yang merupakan sifat Tuhan. Di suku Maya juga, angka 13 dimasukkan sebagai angka keberuntungan. Jadi, pendapat bahwa sebuah angka adalah sial dan lainnya tidak itu memang sejatinya relatif. Setiap bangsa, dengan demikian, memiliki angka keberuntungan dan angka kesialannya masing-masing sesuai dengan persepsi dan pengalaman mereka. 

Selain membuktikan betapa dahsyatnya pengetahuan penulis tentang sejarah dan antropologi bangsa-bansga dan agama-agama besar di dunia, yang menjadikan buku ini semakin menarik adalah ilustrasi-ilustrasi di dalamnya. Bahkan, saya bisa tahan membaca buku ini terutama adalah karena ilustrasi-ilustrasi khas abad pertengahan di dalamnya. Dengan telaten, penulis dan tim menyeleksi ratusan buku referensi untuk menyalin ulang gambar-gambar dan foto-foto yang berkaitan dengan angka-angka. Buku ini penuh dengan puluhan lukisan dinding di gereja-gereja kuno Eropa, patung-patung singa di India, anagram-anagram Tiongkok nan eksotis, tabel nilai numerik ala Yuahudi, hingga papan angka yang sering dijadikan jimat oleh sebagian bangsa Muslim di Turki dan Timur Tengah. Yang lebih luar biasa, beliau penulis mengumpulkan semua gambar ini di zaman ketika mungkin internet belum banyak digunakan. Bayangkan betapa banyaknya buku yang harus beliau buka, jam-jam yang dihabiskan di perpustakaan berdebu untuk riset pustaka, dan merangkai kembali semua angka-angka yang memusingkan itu menjadi sebuah buku. 



Judul: Misteri Angka-Angka
Penulis: Annemarie Schimmel
Penerjemah:
Cetakan: 1, Oktober 2006
Tebal: 309 hlm
Penerbit: Pustaka Hidayah

5 comments:

  1. Saya tau buku ini tidak punya jalan cerita. Tapi tidak ada buku yang tidak bercerita. Walah, mikir apa saya ini.Hehe. Rasanya, saya akan sangat sulit selesai baca jika disodorkan buku ini. Kurang suka sejarah..

    Recent Post: Wishful Wednesday: Ratu Salju dan Gerda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju banget, tidak ada buku yang tidak bercerita termasuk buku yang bukan buku cerita sekali pun. Coba deh sesekali baca buku-buku nonfiksi juga, dijamin akan semakin lengket dengan dunia nan indah bernama dunia buku.

      Delete
    2. Kerap kejebak jenuh. Bukan sekali dua kali saya membeli buku pengembangan diri, eh berakhir di tumpukkan timbunan hahaha

      Delete
    3. Jangan buku nonfiksi motivasi hahahaha coba baca yg buku-buku model mitologi gini, atau buku-buku yang basisnya pengetahuan tetapi dikisahkan secara populer.

      Delete
  2. Dari angka nol yang kosong hingga 360 yang membagi sebuah lingkaran, peradaban-peradaban kuno di Bumi diwarnai oleh angka-angka.

    https://www.sateayam.site/

    ReplyDelete