Penyusun: Arie Saptaji
Tebal: 136 hlm
Cetakan: 1, Juli 2005
Penerbit: Gradien Books
ISBN: 9793574089
Seri Narnia karya C.S Lewis pertama kali diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Dian Rakyat tahun 70 atau 80-an, sehingga anak-anak era tahun 90-an (baca: saya) mungkin belum banyak mengenal buku fantasi ini. Untungnya, seri fantasi klasik ini diterbitkan kembali oleh penerbit Gramedia dalam seri The Chronicle of Narnia menyusul difilmkannya buku The Lion, The Witch, and The Wardrobe pada tahun 2000-an. Kesuksesan film itu segera disambut penebit besar tanah air itu dengan menerbitkan seluruh serinya yang terdiri dari tujuh buku. Pembaca pun dimanjakan dengan cerita-cerita hebat dari tanah Narnia yang sangat memukau itu. Namun, saat membaca tujuh buku berseri ini, banyak pembaca yang mungkin bingung dengan alur kronologis yang digunakan penulis. Apalagi, tujuh buku diterbitkan hampir berbarengan sehingga pembaca awam kesulitan manakah buku yang harus dibaca duluan, apakah sesuai filmnya atau bukan? Yang jelas, buku The Lion, The Witch, and The Wardrobe bukanlah buku pertama dari tujuh seri itu meskipun buku itulah yang pertama kali ditulis oleh Lewis. Bagaimana bisa?
Adalah Arie Saptaji yang jeli menangkap peluang tersebut dengan menuliskan buku ini. Let's Go Into Narnia adalah semacam buku panduan tidak resmi tentang Narnia untuk mengenal lebih dekat dunia ajaib C.S Lewis itu. – bagi para penggemar dan calon penggemar Dunia Narnia. Dalam buku ini, penulis dengan jeli memaparkan kepada para penggemar dan calon penggemar Narnia untuk mengenal dunia ajaib yang dikuasai oleh Aslan ini. Pertama-tama, pembaca diajak untuk mengenal lebih dekat sosok penulisnya, CS Lewis, yang ternyata adalah seorang sarjana kritikus sastra yang menonjol di Oxford dan Cambridge. beliu ini juga telah mengarang sejumlah fiksi ilmiah dan cerita anak yang laris, serta--yang mungkin jarang diketahui--adalah seorang yang gigih membela iman Kristen. Satu hal lagi, beliau ternyata adalah teman dekat dari JRR Tolkien, penulis Lord of The Rings, yang sedikit banyak mempengaruhi gaya penulisannya. Konon, Tolkien juga yang menantang Lewis untuk menulis Narnia.
Selain menyajikan proses kreatif penulisnya dalam membangun dan menuliskan negeri Narnia di bab Lahirnya Narnia, Hasrat Menulis Cerita yang Bagus, buku ini dilengkapi dengan sinopsis ketujuh buku Narnia. Bagian inilah yang dinanti-nanti oleh para penggemar Narnia karena menjelaskan juga urut-urutan kronologis kejadian di Narnia juga kronologis terbitnya tujuh buku seri. Meskipun masing-masing dari buku seri Narnia bisa dibaca lepas, sebenarnya ada urutan membaca yang paling pas. Jika diurutkan sesuai penulisannya, maka buku yang pertama ditulis adalah The Lion, The Witch, and The Wardrobe. Tapi kalau diurut berdasarkan kronologi kejadian di Narnia, maka buku pertamanya adalah The Magician Nephew. Bagi pembaca yang baru mengenal Narnia, atau yang mau baca ulang Narnia, mungkin bisa mengikuti urut-urutan sebagaimana yang disarankan oleh CS. Lewis berikut:
1. The Magician Nephew
2. The Lion, The Witch, and The Wardrobe
3. The Horse and His Boy
4. Prince Caspian
5. The Voyage of the Dawn Treader
6. The Silver Chair
7. The Last Battle.
Namun, banyak yang berpendapat bahwa buku yang pertama dibaca harusnya tetap The Lion, The Witch, and The Wardrobe karena itulah buku yang pertama ditulis. Saran dari penulis adalah baca dulu yang The Lion lalu mulai baca sesuai urutan yang disarankan Lewis. Tapi, apa pun itu, membaca Narnia adalah sebuah pengalaman yang mengesankan.
Selain tentang Narnia, penulis mengangkat juga di buku ini beragam penafsiran terkait Narnia. Benarkan seri ini sebenarnya adalah buku yang mengajarkan ajaran Kristiani? Apakah Aslan itu melambangkan sosok Yesus? Dan masih banyak lagi beragam tafsir dan perbandingan yang diangkat para sarjana terhadap karya Lewis ini. Disarankan, untuk yang belum mebaca 7 seri Narnia agar tidak membaca bab tentang tafsiran ini dulu karena ada banyak sekali bocoran atau spoiler yang akan mengurangi kenikmatan membaca. Sebaiknya membaca buku ini setelah selesai membaca semua seri Narnia untuk mendapatkan jawaban dari beragam pertanyaan, seperti mengapa ada tiang lampu saat Lucy dan Edmund pertama kali datang ke Narnia.
Ini masih ditambah dengan bab tentang pernak-pernik Narnia, seperti misalnya kata 'aslan' yang berarti 'singa' dalam bahasa Turki serta fakta bahwa Narnia adalah nama sebuah kota kuno di Italia. Plus, lampiran di halaman belakang buku ini berisi garis besar sejarah Narnia yang disusun secara kronologis sehingga pembaca bisa melihat berbagai peristiwa yang berlangsung di buku The Magician Nephew hingga The Last Battle. Begitu banyak info tentang Narnia di buku ini sehingga akan melengkapi pembacaan kita pada kisah legendaris karya CS. Lewis. Saya dulu beli buku ini cuma Rp5000, sungguh sangat murah bila menenggok isinya yang lumayan lengkap. Sayang, buku ini sudah langka di pasaran padahal akan sangat berguna sekali digunakan sebagai pemandu untuk membaca Narnia.
No comments:
Post a Comment