Search This Blog

Tuesday, October 7, 2014

H.I.V.E

Judul         : H.I.V.E (Higher Institute of Villainous Education atau Sekolah Tinggi Ilmu Kejahatan)
Pengarang   : Mark Walden
Penerjemah : layna Ariesianti
Penyunting  : Moemoe dan Huda Wahid
Sampul        : Tim Artistik dan Deni S
Tebal           : 394 hlm
Cetakan      : 1, Maret 2014
Penerbit      : Mizan Fantasy

22351115

                Jika Hogwarts adalah sebuah rahasia untuk para penyihir muda, maka HIVE adalah sekolah rahasia untuk mendidik calon penjahat. HIVE sendiri dibangun meniru konsep Hogwarts. Keberadaannya dirahasiakan, berada di sebuah pulau tropis terpencil di tengah samudra, entah di bagian mana dunia, dan siswa-siswi di dalamnya tidak mengetahui dengan persis di mana mereka berada. Mereka dibawa ke tempat tersebut, rata-rata karena dipaksa atau karena mau tak mau harus ke sana karena perintah orang tua mereka, yang juga sama-sama penjahat. Tapi ada juga beberapa yang “diculik” dan dibawa ke HIVE setelah dibuat pingsan dulu, contohnya adalah Otto Malpense.

                Otto tidak ingat bagaimana dirinya bisa berada di dalam helicopter yang tengah melayang di tengah samudra. Satu hal yang jelas, dia telah diculik dan dipaksa untuk bersekolah di HIVE. Di tempat ini, dia menjalin sahabat karib dengan Wing, yang sama-sama bertekad untuk melarikan diri dari sekolah misterius itu—yang ternyata sangat sulit. HIVE terkungkung di segala arah oleh pengamanan berlapis, dikelilingi hutan dan lautan luas, serta tidak memiliki akses keluar masuk yang jelas. Karena itu, keduanya sepakat untuk mengikuti permainan sambil mencari tahu cara keluar dari sekolah itu. Mereka pun ikut dengan murid-murid lainnya menjalani pelajaran yang diberikan.

                Sebagaimana sebuah sekolah tinggi, materi pelajaran yang didapatkan pun sesuai dengan jenis sekolahnya. Karena HIVE adalah sekolah untuk para penjahat, maka mereka juga mendapatkan berbagai materi tentang kejahatan: bagaimana cara menerobos system keamanan, bela diri untuk melawan pihak berwajib, cara meretas system computer, hingga trik dan teknik berkonspirasi. Para lulusan HIVE adalah para penjahat kelas atas di panggung kriminalitas dunia. Mereka adalah para pimpinan kongsi-kongsi perdagangan yang menguasai dunia mafia, memiliki jaringan yang mengurita, bahkan para pencurinya pun hanya mau mencuri barang-barang bernilai tinggi yang dipajang di museum-museum kelas dunia. Dengan kata lain, HIVE mengajari murid-muridnya untuk menjadi penjahat kerah putih, penjahat kelas kakap yang mampu mengendalikan dunia.

                Tetapi, Otto merasa ada yang salah dengan HIVE. Sekolah itu tidak jelas keberadaannya, dan dia juga masih bertanya-tanya bagaimana dirinya bisa diculik dan dibawa ke tempat itu. Lagipula, menjadi penjahat juga bukan menjadi pilihannya. Segera saja dia merencakan pelarian bersama Wing (yang jago beladiri), Shelby (yang jago menyelinap dan sangat akrobatis), serta Laura (ahlinya computer). Lalu apa kemampuan Otto? Ternyata dia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Anak ini dari kecil sudah suka membaca dan dia juga memiliki ingatan tajam serta kemampuan untuk cepat belajar. Bersama-sama, keempatnya merencanakan untuk kabur dari HIVE.

                Di bagian ini, pembaca akan disuguhi dengan adegan-adegan seru tentang upaya pelarian keempat remaja tanggung ini. Penulis dengan piawai menggambarkan teknik-teknik akrobatis untuk menyelinap, bagaimana mengakali system keamanan, hingga berbagai hal teknis terkait mesin dan computer. Otto dan kawan-kawannya akhirnya berhasil mencapai pintu keluar, dan apakah mereka berhasil? Silakan cari tahu sendiri di buku ini.

                Bagian paling seru di buku ini ada di ending-nya. Ketika sebuah kecelakaan laboratorium membuat markas HIVE yang tak tertembus menjadi kacau balau. Pimpinan dan jajaran sekolah berusaha menyelamatkan seluruh siswa akan ancaman yang ada. Dan di sinilah, Otto harus meninjau ulang keputusannya. HIVE yang semula mengancam kini tengah terancam. Dan, Otto, sekali lagi, harus turun tangan untuk menyelamatkan para penjahat di dalamnya.

                Secara konsep, seri HIVE ini memiliki premis yang unik, walau idenya sendiri mungkin berasal dari Hogwarts yang mendidik penyihir. Tapi, penulis hanya mengambil konsep sekolah sihir untuk kemudian diganti dengan sekolah para penjahat. Jika Harry Potter betah di sekolahnya, maka tidak bagi Otto. Dia malah berusaha kabur dari tempat itu dan melawan. Dari sinilah ceritanya menjadi berbeda, dan unik. Penggunaan sudut pandang orang pertama di buku ini akan mengingatkan kita pada Percy Jackson, tetapi juga tidak sama persis. Otto memiliki kepribadiannya sendiri dan penerjemah tampaknya mampu menggambarkannya dengan begitu luwes di buku ini. Secara cerita, separuh bagian awal agak lambat dan bikin ngantuk—walau tetap menarik, sementara separuh bagian akhir sangat seru dan benar-benar page turner. Buku kedua sepertinya akan semakin seru. Ayo kita lanjutkan ke buku kedua. Semangat!

3 comments:

  1. Covernya membara banget ya?
    Saya suka. :)

    ReplyDelete
  2. Secara keseluruhan saya menyukai H.I.V.E series. Jalan cerita memang berjalan sedikit lambat pada awal buku, akan tetapi semakin menarik di buku berikutnya.

    ReplyDelete