Judul : KOLANTAS (Koplak Berlalu
Lintas)
Komikus : Tau[ik, Wisnu, Kasmiyanto,
dkk
Penyunting : Zulfa Simatur
Desain dan gambar sampul : Gino
Kasmiyanto
Cetakan : Juni 2014
Tebal : 104 hlm
Penerbit : VisiMedia Pustaka
Siapapun
sepakat, lalu lintas di Indonesia (terutama di Jakarta) memang aneh bin ajaib. Begitu
banyak kelakuan pengguna jalan kita yang sepertinya “berani” tetapi sebenarnya “bodoh.”
Kita sering melakukan hal-hal yang bahkan para pembalap motor internasional pun
tidak terpikir untuk melakukannya. Motor yang menerobos trotoar, berkendara
sambil mengirimkan sms, mengebut dengan tidak memakai helm, naik motor dengan
baju seadanya, sibuk memencet klakson padahal kita tahu lampu lalu lintas masih
menyala merah, tidak menghargai orang yang menyebrang jalan, bercampurnya
kendaraan berat dengan sepeda dan sepeda motor di jalan raya, benhenti di jalan
tol, dan masih banyak lagi perilaku kita di jalanan yang sebenarnya sangat
membahayakan jiwa, baik diri sendiri maupun orang lain.
Upaya-upaya
untuk menjelaskan tentang pentingnya disiplin lalu lintas ini tentu saja sudah
sering diupayakan. Hanya saja, masyarakat kita memang cenderung mengampangkan.
Pokoknya selama aman saja nggak apa-apa, baru setelah kejadian mereka menyesal
tiada tara. Dibutuhkan upaya-upaya khusus untuk lebih mengenalkan disiplin lalu
lintas kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda sebagai salah satu
pengguna jalan raya yang cenderung “ceroboh.” Lima jempol patut diacungkan
kepada Penerbit Visi Media yang mengadakan Kompetisi Komik Visimedia 2013.
Selain bertujuan menjaring komikus-komikus berbakat, lomba ini juga
menghasilkan satu karya komik tentang berlalu lintas yang mengandung banyak
sekali pembelajaran tentang berlalu lintas bagi para pembaca muda.
Tentang polisi tidur (axbook.blogspot.com)
Total ada 25 karya komik terpilih yang kemudian dihimpun dalam antologi
komik KOLANTAS (Koplak Berlalu Lintas) yang dianggap mampu memvisualisasikan
potret realitas berlalu lintas di jalanan kita. Masing-masing berbentuk
komik-strip alias komik dengan cerita pendek yang terdiri atas 1 – 2 halaman.
Ada banyak hal lucu,
tapi juga ironis tentang judul-judul yang dirangkum dalam buku ini. Halaman
pertama (yang menjadi sampul buku ini) diawali dengan kesemrawutan kondisi di
sebuah persimpangan jalur kereta, sebuah pemandangan khas di ibukota di mana
tiada batas yang jelas antara mana yang menjadi jalur kereta dan mana yang
jalan raya. Orang masih nekad menerobos palang kereta padahal sudah jelas bahwa
kereta harus didahulukan. Waktu beberapa menit seolah lebih berharga ketimbang
nyawa. Ada juga fenomena cabe-cabean yang sempat marak beberapa bulan terakhir,
yakni remaja abg dengan dandanan “wah” yang nangkring bonceng di motor sambil
ngebut. Juga fenomena polisi tidur yang mungkin akan dipandang "asing" oleh orang asing. Ya jelas lah, jalan sudha halus-halus kok malah 'digeronjalin".
Banyaknya komikus yang turut menyumbang karya dalam buku ini semakin membuat komik ini layak untuk dibaca. Masing-masing membawa ciri khasnya, ada yang bergaya manga, gaya Eropa, ataupun gaya komik Indonesia lama dan baru. Walau berbeda gaya dan teknik ilustrasi, 25 komikus ini dipersatukan oleh satu visi: mempromosikan kesadaran berlalu lintas yang lebih baik di jalan raya. Hargailah diri sendiri dan orang lain di jalan raya, perhatikan rambu lalu lintas, benhenti dulu sebelum berbelok masuk ke jalan besar, sellau kenakan helem-jaket-sepatu saat naik motor dengan jarak jauh, dan nikmatilah perjalanan Anda, jangan terburu-buru. Perjalanan semestinya harus bisa dinikmati, bukan malah membikin stres.
No comments:
Post a Comment