Judul : Lockwood and Co, Undakan Menjerit
Pengarang: Jonathan Stroud
Penerjemah: Poppy D Chusfany
Cetakan: 1, 2013
Tebal: 419 hlm
Sampul : Martin Dima
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Karya baru dari Jonathan Stround, sang pengarang Barty nan kocak , ini memang benar-benar berbeda dari karya-karyanya sebelumnya. Tidak seperti Rowling yang langsung “murtad” dari menulis fantasi lewat The Casual Vacancy dan Cuckoo’s Calling, Stroud tetap bertahan di jalur fantasi dengan menulis kisah yang benar-benar berbeda. Upayanya melepaskan diri dari sosok Barty yang sudah telanjur membuat pembaca jatuh hati adalah dengan menulis kisah fantasi yang baru, yang benar-benar berbeda, tapi masih berbau-bau keajaiban lewat Lockwood and Co. Temanya masih agak-agak mirip sih, tentang dunia supranatural. Jika dulu dalam trilogi Bartimaeus, Stroud mengubek-ubek dunia jin, maka di seri Lockwood and Co ini menggunakan tema yang agak spooky, tentang hantu.
Kelebihan
utama atau mungkin sesuatu yang telah menjadi karakter khas tulisan Stroud
adalah kepiawaiannya dalam memadukan antara tema fantasi dan realita. Dalam
seri Barty, pembaca disuguhi London
yang mengenal penyihir dan jin (bahkan sampai pihak pemerintah yang juga ada
penyihirnya), maka dalam seri ini dia dengan apiknya memadukan antara dunia
modern dengan dunia hantu. Dikisahkan, London dan seluruh kepulauan Britania
diserang oleh wabah hantu yang telah berlangsung selama lima puluh tahun lebih. Spirit yang selama ini
hanya bisa melayang-layang transparan di kegelapan, oleh Stroud diubah menjadi
entitas berbahaya yang mampu melukai manusia, bahkan membunuh. Hanya anak-anak
dan remaja yang mampu melihat penampakan ini, sementara orang-orang dewasa
dicekam ketakutan oleh bayangan atau entitas tak kasat mata yang menimbulkan
udara dingin dan perasaan depresi seiring dengan kemunculannya.
Tidak
tanggung-tanggung, Stroud menggunakan beragam elemen bersifat supranatural
dalam ceritanya. Setting London modern yang berhantu dibangun begitu rupa,
sehingga pembaca benar-benar bisa membayangkan settingnya. Ladam kuda dari besi
ditempel di pintu, pembangunan saluran air mengalir yang mengelilingi mal
(dipercaya hantu tidak bisa menyeberangi air yang mengalir), jendela-jendela
yang digantungi lavender, penjualan bubuk garam dan besi (hantu dipercaya dapat
tersakiti oleh dua senyawa ini), dan pemasangan lentera hantu yang memancarkan
lampu magnesium dan berpijar-padam setiap 3 menir sekali. Semuanya lengkap,
benar-benar dipersiapkan, sehingga pembaca merasa benar-benar percaya kalau
Inggris memang tengah diserang wabah hantu. Konsep hantu yang spooky kini
diubah menjadi sesuatu yang horor oleh Stroud, tapi tidak terlalu horor karena
unsur fantasi masih mendominasi.
Tiga
anak muda, Lucy Carlyle, Anthony Lockwood, dan George; tiga remaja abg yang
berprofesi sebagai penyelidik paranormal harus menghadapi spirit dan arwah
penasaran yang menghantui berbagai tempat seram di Inggris. Karena orang dewasa
sudah tidak “sensitif” dengan mahkluk-mahkluk gaib, maka banyak anak dan remaja
yang dipekerjakan sebagai pembasmi hantu. Dengan senjata berupa pentungan besi,
sejumlah anak juga dipekerjakan sebagai penjaga malam untuk menghalau
hantu-hantu dari pabrik serta industri. Anak-anak dengan bakat khusus seperti
Lucy dan Anthony dipekerjakan sebagai semacam pembasmi hantu karena kelebihan
yang mereka miliki. Lucy bisa mendengar hantu
sementara Anthony bisa melihat mereka, George—yah dia sebagai tenaga riset dan
penyedia donat. Orang dewasa biasanya bertindak sebagai penyelia.
Salah
satu kasus pertama Lucy setelah ia diterima bekerja di Lockwood and Co adalah
untuk “membersihkan” sebuah rumah berhantu di Sheen Roada no 62. Hantu di rumah
itu telah membunuh pria tua pemiliknya, entah bagaimana si pemilik jatuh dari
tangga karena “didorong” oleh kekuatan tak kasat mata. Menganggap mereka sudah
biasa menghadapi hantu tipe dua (hantu yang dapat melakukan kontak fisik dengan
manusia), keduanya ceroboh dan hampir saja kehilangan nyawanya. Rumah seram itu
terbakar, tapi mereka berhasil mengusir hantu di rumah itu. Dasar anak muda,
kebiasaan. Sering kali hanya memandang proses “pokoknya rampung” tanpa
memikirkan matang-matang rencananya. Kasus yang awalnya biasa ini ternyata
berkembang menjadi luar biasa ketika arwah yang mereka temui ternyata adalah
arwah korban pembunuhan puluhan tahun yang lalu, seorang arwah artis.
Lockwood
and Co segera saja mengalami berbagai kejadian aneh setelah insiden di Sheen
Road. Anehnya lagi, insiden ini tidak melibatkan hantu sama sekali. Ada orang
yang mengobrak-abrik markas mereka. Kemudian, esoknya, datang seorang asing
yang menawarkan uang dalam jumlah besar untuk mengusir hantu ganas yang menghantui
sebuah rumah paling angker di Inggris. Tidak hanya menjadi sumber gangguan
mistis, rumah itu terbukti menjadi tempat kematian dari pemilik-pemilik
sebelumnya. Dua bagian paling mengerikan dari rumah itu adalah Kamar Darah dan
Undakan Menjerit (yang menjadi judul buku ini). Beberapa tahun sebelumnya, tiga
orang anak dari agensi pembasmi hantu terkenal ditemukan sudah tewas di dalam
rumah. Dan kini, giliran Lockwood dan Co yang harus masuk ke sana.
Dengan
persiapan yang singkat dan peralatan agak lengkap (mereka dilarang membawa suar
magnesium agar rmah antik itu tidak terbakar), Lucy beserta dua temannya harus “menginap”
selama satu malam di sana. Keanehan-keanehan mulai muncul, tidak hanya dari
dunia seberang tetapi juga dari orang yang menyewa mereka. Ketika hantu-hantu
ganas itu muncul, baru ketiga remaja itu menemukan sebuah fakta yang sangat
mengejutkan tentang rumah angker tersebut. Sambil berjuang melawan sekaligus
menyelamatkan diri dari serbuan hantu-hantu yang ganas dan bisa membunuh,
Lockwood and Co juga harus berjuang
menguak konspirasi tua dibalik rumah itu. Dan sementara mereka melakukannya,
undakan yang mereka lewati mengeluarkan suara lirih menyerupai jeritan. Bukan
jeritan biasa, itu adalah jeritan kematian.
Tentang Buku:
Salut untuk sang penerjemah yang—seperti biasa—terjemahannya
mulus dan luwes sekali, sangat nyaman dibaca. Salut juga untuk sampul covernya
yang unik tapi spooky. Ceritanya mungkin
kurang spooky bagi orang Indonesia
yang jenis hantunya berebda. Tapi, coba saja lihat sampul dalam dari buku ini
pada tengah malam. Dijamin, kalian pasti tidur dengan lampu menyala malam itu.Dari endingnya yang berbau-bau serial, tampaknya serial Lockwood and Co. ini akan dilanjutkan dalam seri berikutnya, dengan kasus yang hantu yang berbeda. Kita tunggu saja. *Kemudian menebar garam di depan pintu*
aku serem baca yang di kamar darah itu mas Dion. dan pas awal2 baca agak-agak merinding gitu. Stroud dapet banget menggambarkan suasananya. mana hantunya model-model hantu penasaran, hiiii....
ReplyDeletemau bikin review buku ini ga jadi-jadi juga :(
Iya, bener2 fresh ya ceritanya. Ayo dibikin repiunya
DeleteIni salah satu yang direkomendasiin orang-orang di thread pembaca Misteri dan Thriller di Goodreads.
ReplyDeleteTadinya kirain ini semi-semi humor kayak Ghosbuster, ternyata....
Penasaran... >_<
Hai, saya salah satu pembaca buku ini. Anehnya di buku yg saya beli halaman 377-378 nya ter double sedangkan halaman 379-380nya tidak ada. Apakah sama dengan buku anda?
ReplyDelete