Judul : Si Jerapah dan si Pelly dan Aku
Pengarang : Roald Dahl
Penerjemah : Poppy D Chusfani
Ilustrasi : Quentin Blake
Cetakan : 2, Januari 2010 (80 halaman)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
“Kami
akan sikat kaca
Hingga
berkilat bagai tembaga
Dan
bersinar bak permata baru!
Kami cepat dan sopan
Datang kapan pun
dibutuhkan
Si jerapah dan si Polly
dan aku!” (hlm 18).
Membaca kembali karya-karya Roald Dahl selalu menyenangkan.
Ringan, namun menghibur dan melipur hati, mengembalikan pembaca pada kepolosan
masa kecil. Masa-masa ketika semua impian terasa begitu mungkin tercapai,
ketika angan dan khayalan paling absurb namun menyenangkan adalah yang dicari,
dan ketika serunya petualangan mengalahkan “bagaimana bisa begini dan bagaimana
bisa begitu.” Masa-masa yang sungguh indah dan memang harus berlalu seiring
kedewasaan dan berlalunya waktu. Si
Jerapah dan si Pelly dan Aku adalah jenis bacaan seperti itu. Sesuatu yang
di masa kecil membuat kita yakin dan
percaya bahwa anak-anak bisa mewujudkan semua yang mereka bayangkan—seperti
halnya dulu saya dan teman-teman berharap turun salju pada hari Natal setelah
menonton film-film Barat yang menggamabrkan white
X-mast.
Si Jerapah dan si Pelly
dan Aku bersikah
tentang 4 sahabat yang unik sekaligus super dengan caranya sendiri. Adalah
seorang anak kecil, Billy, yang suatu hari bertemu dengan teman-teman barunya
yang unik. Ada jerapah yang lehernya bisa bertambah tinggi, ada pelican yang
paruhnya bisa membuka menutup serta kuat membawa beban berat, dan seekor kera yang
pandai jungkir balik dan bergelantungan di tempat-tempat tinggi. Ketiga
binatang ajaib itu bekerja sebagai pembersih kaca. Dan, ketika Billy berjumpa
mereka, petualangan ajaib pun dimulai.
Berawal dari pesanan Duke of Hampshire yang mencari petugas
pembersih kaca untuk griya-nya yang tinggi. Begitu tinggi rumahnya sehingga
para pembersih pada takut mencapai dua lantai teratas. Tapi, ini bukan masalah
bagi teman-teman Billy. Mereka dengan sukses membersihkan jendela rumah itu
dengan keajaibannya. Pada saat itu, mereka juga memergoki seorang pencuri di
salah satu ruang tinggi rumah sang Duke. Maka, pelican segera “menangkap” dan
memenjarakan pencuri jahat itu dalam paruhnya. Ketika polisi datang dan pencuri
diamankan, sang duke begitu berterima kasih kepada Billy dan kelompoknya. Ia
ajak mereka tinggal di rumahnya dan mewujudkan salah satu impian Billy yang
paling indah : memiliki toko permennya sendiri.
Dulu, ketika kecil, kita sering memimpikan memiliki sebuah
toko berisi barang-barang yang kita sukai. Billy suka permen dan ia bermimpi
punya toko permen. Dulu, saya bermimpi punya perpustakaan. Anak lain mungkin
punya impian maisng-masing. Melalui kisah yang menghangatkan ini, Roald Dahl
seperti ingin mengajak setiap anak untuk bermimpi, dan selalu berjuang mewujudkan
impiannya. Karena, sebagaimana Billy, kita tidak akan pernah tahu bagaimana dan
kapan impian kita akan terwujud. Tetapi jika kita terus mencoba dan berusaha,
impian itu suatu saat akan menjadi nyata.
Buku bagus ini ringan sehingga bisa saja dibacakan untuk anak
usia 5 tahun ke atas. Ilustrasinya juga lucu dan menyenangkan, juga lirik-lirik
nyanyian yang dengan begitu bagus telah diterjemahkan. Resensi ini disertakan dalam RC yg diadakan oleh bacaanbzee.wordpress.com
No comments:
Post a Comment